3.2 Lokasi dan Waktu Kerja Lapangan
Kajian ini merupakan kajian pengembangan kelembagaan yaitu UPT Pelatihan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau
dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Riau dan ini terkait dengan program Pemerintah
Daerah Provinsi Riau dalam pemberantasan Kebodohan, Kemiskinan dan Infrastruktur K2I.
Provinsi Riau terdiri dari Sembilan Kabupaten dan Dua Kota, sedangkan lokasi UPT Pelatihan dan Pengembangan yaitu Kota Pekanbaru. Jarak dari
Ibukota Pekanbaru ke UPT Pelatihan dan Pengembangan sekitar 5 KM dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 15 menit.
Dipilihnya UPT Pelatihan dan Pengembangan sebagai kajian, berdasarkan pertimbangan :
1. UPT Pelatihan dan Pengembangan merupakan satu-satunya lembaga Pelatihan yang ada di Provinsi Riau.
2. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan namun pemanfaatannya yang belum maksimal.
Waktu kajian dalam penelitian ini dilakukan selama 3 tiga bulan yaitu dimulai pada tanggal 02 Januari 2010 sampai 30 Maret 2010.
3.3 Metode Kajian
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam melakukan kajian ini menggunakan pendekatan k
ualitatif dengan topik kajian “Pengembangan Unit Pelaksana Teknis UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam Pemberdayaan
Industri Kecil dan Menengah di Pro vinsi Riau“.
3.3.1 Informan
Dalam melakukan kajian pengembangan kelembagaan dilakukan penentuan informan berdasarkan topik kajian. Adapun informan yang dipilih yaitu
1 informan ditingkat staf UPT Pelatihan dan Pengembangan , baik kepala seksi
maupun staf sebanyak sembilan orang; 2 sepuluh pengelola Work Shop ; 3 satu orang pengusaha bidang perbengkelan yang didampingi UPT Pelatihan dan
Pengembangan pada workshop di UPT Pelatihan dan Pengembangan yang dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi peran UPT Pelatihan dan Pengembangan
dalam pemberdayaan Industri kecil dan menengah di Provinsi Riau.
Tabel 1. Teknik Penentuan Informan
Jenis Data Struktur Informan
Staf UPT Pelatihan
Pengelola Work shop
Pengusaha bidang perbengkelan
workshop logam Dinas Perindag
Provinsi Riau 1
2 3
4 5
Identifikasi Informan
Kemampuan SDM
Effektivitas Kinerja
UPT Pelatihan dan
Pengembangan
√
Rancangan
Kebutuhan Penguatan
Kelembagaan
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam kajian ini berupa informasi mengenai pengembangan kelembagaan UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam
Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Riau dilakukan dengan cara :
1. Pengamatan langsung melalui penelusuran data primer untuk mengamati kegiatan rekruitmen aparatur teknis
. p
embuatan perencanaan pelatihan dan silabusnya, kegiatan
– kegiatan untuk melengkapi peralatan dan
saranaprasarana, serta data – data yang berhubungan dengan monitoring dan
evaluasi pelatihan
.
Penelusuran data primer dilakukan dengan kunjungan lapangan ke UPT Pelatihan dan Pengembangan , Jalan Hangtuah Ujung Kota
Pekanbaru. 2. Data sekunder diperoleh dari bebarapa lembaga seperti :
a. Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Riau. b. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau.
c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. d. Kantor Statistik Provinsi Riau.
e. Kementerian Perindustrian RI. f. Wawancara mendalam dengan informan yang dilakukan dengan
kunjungan ke tempat usaha Work Shop dan melalui pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan di UPT Pelatihan dan Pengembangan serta evaluasi
kegiatan pada satu unit workshop yaitu workshop logam g. Diskusi dengan informan untuk mendapatkan permasalahan yang
dihadapi dalam menjalankan usaha. Data sekunder diperoleh dari pengamatn-pengamatan secara langsung
serta studi dokumentasi yang berkaitan dengan proses perencanaan, penelitian serta data - data pendukung lainya terutama menyangkut kegiatan pelatihan
rekruitmen peserta, seleksi, silabus, perencanaan kebutuhan, serta mekanisme pelaksanaan pelatihan magang, fasilitasi permodalan, fasilitasi pemasaran serta
bantuan peralatan dan pendampingan.
3.3.3 Metode Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dengan mengolah dan menganalisa data dengan
menggunakan tabulasi data yang menghasilkan tabel frekuensi. Sedangkan metode kualitatip memperoleh data-data deskriptif berupa data-data tertulis atau
lisan dari responden dilapangan. Menyangkut metode analisis data kualitatif, Nasution 1996:129 menganjurkan tahapan-tahapan dalam menganalisa data
kualitatif yang dijadikan pedoman dalam menganalisa data hasil penelitian sebagai berikut ;
1. Reduksi data; data yang diperoleh di lapangan dicatat secara lengkap dan rinci. Data tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok dan
difokuskan sesuai tujuan penelitian. Hasil dari reduksi data ini adalah tersusunnya data secara sistimatis yang memberi gambaran lebih tajam tentang
hasil pengamatan dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan.
2. Penyajian data; untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian maka perlu display data, yaitu menyajikan data dalam
bentuk tabel, gambar, matrik, network dan chart. Dalam tahap ini data hasil wawancara diuraikan secara rinci dan selanjutnya ditampilkan tabel untuk
memudahkan membaca hasil penelitian sesuai dengan pertanyaaan penelitian. 3. Penarikan dan verifikasi; yaitu upaya mencari pola, model, tema,
hubungan dan persamaan serta hal-hal yang sering muncul, sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Data hasil penelitian dianalisis berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditetapkan, untuk kemudian dilihat hubungan dan persamaan dari implikasi
teoritiknya, sehingga diperoleh suatu kesimpulan jawaban penelitian. Dengan metode di atas, pengkaji berupaya untuk mengeksplorasi kegiatan
yang dilaksanakan oleh UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam meningkatkan kapasitas pengembangan IKM di Provinsi Riau.
3.4 Metode Perencanaan Program
Metode perencanaan program dalam kajian ini menggunakan metode SWOT, dengan mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistimatis untuk
merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimaklkan kekuatan Strenght dan peluang Opportunities, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threat. Proses pengembilan keputusan strategis selalu berkaitan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi. Dengan demikian perencana strategis