Hubungan antara Karakteristik Inovasi Ponsel dengan Tingkat

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEINOVATIVAN DAN LAJU ADOPSI INOVASI TELEPON SELULER Bab ini mengemukakan deskripsi serta hasil uji statistik atas sejumlah hipotesis berkenaan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keinovativan dan laju adopsi inovasi ponsel yang meliputi: karakteristik inovasi ponsel, tipe PK inovasi ponsel, saluran komunikasi, karakteristik sistem sosial, promosi oleh agen perubah dan karakteristik individu.

7.1 Hubungan antara Karakteristik Inovasi Ponsel dengan Tingkat

Keinovativan dan Laju Adopsi Sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam penelitian ini diduga terdapat hubungan positif antara variabel-variabel pengaruh pada karakteristik inovasi ponsel –kecuali pada Tingkat Kerumitan dengan Tingkat Keinovativan dan Laju adopsi. Namun demikian, untuk variabel Tingkat Kemungkinan Dicoba tidak dapat dilihat hubungannya dengan kedua variabel terpengaruh dalam penelitian ini, karena data tentang hal tersebut tergolong homogen. Sebagaimana dikemukakan di depan, hal ini terjadi karena ponsel sudah sangat mudah dicobakan di Desa Kemang, baik dari ketersediaan jaringan ponsel adanya 2 BTS, infrastruktur listrik, maupun agen penjual pulsa. Data berkenaan hubungan antara empat variabel pengaruh pada karakteristik inovasi ponsel dengan tingkat keinovativan dan laju adopsi inovasi ponsel di dua kampung di Desa Kemang disajikan pada Tabel 19. Adapun data pendukung berkenaan semua variabel pengaruh dan terpengaruh dalam penelitian ini, khususnya menurut tiga kriteria sebagaimana dikemukakan dalam definisi operasional serta parameter statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 19 Hubungan antara Karakteristik Inovasi Ponsel dengan Tingkat Keinovativan dan Laju Adopsi Inovasi Ponsel dalam persen Variabel- variabel Karakteristik Inovasi Ponsel Tingkat Keinovativan Y1 Total Laju Adopsi Y2 Total Rendah Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tingkat Keuntungan Relatif X1 Rendah 5,33 6,67 0,00 12,00 4,00 8,00 12,00 Sedang 21,33 33,33 5,33 60,00 33,33 26,67 60,00 Tinggi 5,33 16,00 6,67 28,00 6,67 21,33 28,00 Total 32,00 56,00 12,00 100,0 44,00 56,00 100,0 Tingkat Kesesuaian X2 Rendah 5,33 8,00 0,00 13,33 4,00 9,33 13,33 Sedang 8,00 17,33 4,00 29,33 10,67 18,67 29,33 Tinggi 18,67 30,67 8,00 57,33 29,33 28,00 57,33 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Tingkat Kerumitan X3 Rendah 17,33 34,67 5,33 57,33 26,67 30,67 57,33 Sedang 10,67 14,67 2,67 28,00 10,67 17,33 28,00 Tinggi 4,00 6,67 4,00 14,67 6,67 8,00 14,67 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Tingkat Kemungkinan Diamati X5 Rendah 9,33 9,33 0,00 18,67 10,67 8,00 18,67 Sedang 9,33 18,67 5,33 33,33 20,00 13,33 33,33 Tinggi 13,33 28,00 6,67 48,00 13,33 34,67 48,00 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Berdasarkan data pada Tabel 19 di atas diketahui bahwa secara umum mayoritas Tingkat Keinovativan adopter ponsel di dua kampung berada pada kategori sedang, sementara Laju Adopsinya tergolong tinggi, dengan persentase yang sama untuk kedua variabel terpengaruh tersebut 56 persen. Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa mayoritas adopter menyatakan bahwa tingkat kesesuaian dan tingkat kemungkinan diamati inovasi ponsel tergolong tinggi, dengan persentase berturut-turut sekitar 57 persen dan 48 persen. Sebaliknya, dalam hal tingkat kerumitan, mayoritas menganggapnya tergolong rendah 57 persen. Namun demikian, adopter yang menyatakan bahwa keuntungan relatif mengadopsi ponsel tergolong sedang dan tinggi 88 persen. Kondisi ini mendukung hasil uji korelasi rank Spearman dari empat variabel pengaruh tersebut dengan Tingkat Keinovativan sebagaimana disajikan pada Lampiran 4. Pada Lampiran 4 diketahui Tingkat Keinovativan berhubungan nyata dengan Tingkat Keuntungan Relatif dengan nilai r s = 0,249 pada taraf α= 0,05; sedangkan Tingkat Kemungkinan Diamati r s =0,157 dan Tingkat Kerumitan r s = 0,040 berhubungan nyata dengan Tingkat Keinovativan berturut-turut pada taraf α= 0,10 dan α= 0,30. Dengan perkataan lain, merujuk pada Purnaningsih 2006, hal tersebut berarti dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 variabel Tingkat Keuntungan Relatif dianggap berhubungan dengan Tingkat Keinovativan. Adapun Tingkat Kemungkinan Diamati α= 0,10 dan Tingkat Kerumitan α= 0,30 berturut-turut dianggap cukup berhubungan dan kurang baik berhubungan dengan Tingkat Keinovativan. Dalam hal Laju Adopsi data pada Lampiran 4 memperlihatkan hasil uji korelasi rank Spearman yang menunjukkan bahwa Tingkat Kemungkinan Diamati r s = 0,289 berhubungan nyata dengan Laju Adopsi pada taraf α= 0,05, sedangkan Tingkat Keuntungan Relatif r s = 0,162 dan Tingkat Kesesuaian r s = -0,172 berhubungan nyata dengan Laju Adopsi pada taraf α= 0,10. Hanya Tingkat Kerumitan r s = 0,045 yang berhubungan dengan Laju Adopsi pada taraf α 0,30. Dengan merujuk pada Purnaningsih 2006, dapat diartikan bahwa Tingkat Kemungkinan Diamati dengan signifikansi 0,05 dianggap berhubungan dengan Laju Adopsi. Selanjutnya, variabel-variabel dengan tingkat signifikansi 0,10, yakni Tingkat Keuntungan Relatif dan Tingkat Kesesuaian dianggap cukup berhubungan dengan Laju Adopsi. Adapun Tingkat Kerumitan dengan signifikansi lebih dari 0,30 dianggap sangat tidak berhubungan dengan Laju Adopsi.

7.2 Hubungan antara Tipe Pengambilan Keputusan Inovasi Ponsel