Laju Adopsi Inovasi Ponsel di Kampung Beber dan Kampung Cikupa

oleh kategori adopter lainnya. Berdasarkan Tabel 17 dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kategori adopter inovasi ponsel di Kampung Beber dan Kampung Cikupa sesuai dengan generalisasi Rogers dan Shoemaker, karena pada kategori innovator, status sosial ekonomi berada pada kategori tinggi –yang dilihat dari penguasaan lahan dan kepemilikan sejumlah benda berharga-, pola hubungan lebih kosmopolit, dan sumber informasi inovasi ponsel berasal dari rekan bisnis di perkotaan. Berbeda dengan kategori adopter early adopter, dimana status sosial ekonominya berada pada kategori sedang, pola hubungannya lebih lokalit daripada innovator akan tetapi lebih kosmopolit dibanding kategori adopter lain, dan sumber informasi inovasi ponsel berasal dari rekan bisnis, kerja dan atau sekolah di perkotaan. Sama halnya dengan kategori early adopter, pada kategori early majority, late majority, dan laggards status sosial ekonominya berada pada kategori sedang, namun pola hubungannya lokalit, dan sumber informasi inovasi ponsel memiliki kesamaan, yaitu: keluarga, teman sebaya, tetangga, dan media massa. Kecuali pada kategori early majority sumber informasi inovasi ponselnya sama dengan pada kategori early adopter.

6.3 Laju Adopsi Inovasi Ponsel di Kampung Beber dan Kampung Cikupa

Sebagaimana dikemukakan Rogers dan Shoemaker 1971, laju adopsi adalah kecepatan relatif dimana suatu inovasi diadopsi oleh anggota-anggota suatu sistem sosial. Laju adopsi ini diukur sebagai jumlah adopter inovasi dalam suatu sistem sosial pada periode waktu tertentu. Tabel 18 di bawah ini menyajikan data adopter di Kampung Beber dan Kampung Cikupa. Tabel 18 Laju Adopsi Inovasi Ponsel di Kampung Beber dan Kampung Cikupa pada Tahun 2011 Kampung Jumlah Rumahtangga Adopter Ponsel Total Rumahtangga Laju Adopsi Ponsel dalam persen Beber 33 118 28 Cikupa 25 150 17 Data pada Tabel 18 menunjukkan bahwa laju adopsi di kedua kampung rendah, akan tetapi laju adopsi di Kampung Beber lebih tinggi sekitar 11 persen dibanding adopter yang berada di Kampung Cikupa. Hal ini disebabkan karena Kampung Beber merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan di Desa Kemang, di mana warga masyarakat yang bekerja sebagai PNS dan pensiunan PNS serta pedagang pengumpul kelas desa berlokasi. sehingga masyarakatnya diduga lebih terdedah akan berbagai informasi. Selain itu, masyarakat di Kampung Beber sebagian besar berstatus sosial ekonomi menengah sampai tinggi. Akses masyarakat terhadap jaringan ponsel pun lebih terbuka, karena letak BTS XL dan BTS Telkomsel dekat dengan kampung ini. Selanjutnya, Kampung Cikupa memiliki laju adopsi yang lebih rendah diduga karena sebagian besar masyarakatnya berstatus sosial ekonomi menengah ke bawah dan wilayah kampung ini cukup padat penduduk.

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KEINOVATIVAN DAN LAJU ADOPSI INOVASI TELEPON SELULER Bab ini mengemukakan deskripsi serta hasil uji statistik atas sejumlah hipotesis berkenaan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keinovativan dan laju adopsi inovasi ponsel yang meliputi: karakteristik inovasi ponsel, tipe PK inovasi ponsel, saluran komunikasi, karakteristik sistem sosial, promosi oleh agen perubah dan karakteristik individu.

7.1 Hubungan antara Karakteristik Inovasi Ponsel dengan Tingkat

Keinovativan dan Laju Adopsi Sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam penelitian ini diduga terdapat hubungan positif antara variabel-variabel pengaruh pada karakteristik inovasi ponsel –kecuali pada Tingkat Kerumitan dengan Tingkat Keinovativan dan Laju adopsi. Namun demikian, untuk variabel Tingkat Kemungkinan Dicoba tidak dapat dilihat hubungannya dengan kedua variabel terpengaruh dalam penelitian ini, karena data tentang hal tersebut tergolong homogen. Sebagaimana dikemukakan di depan, hal ini terjadi karena ponsel sudah sangat mudah dicobakan di Desa Kemang, baik dari ketersediaan jaringan ponsel adanya 2 BTS, infrastruktur listrik, maupun agen penjual pulsa. Data berkenaan hubungan antara empat variabel pengaruh pada karakteristik inovasi ponsel dengan tingkat keinovativan dan laju adopsi inovasi ponsel di dua kampung di Desa Kemang disajikan pada Tabel 19. Adapun data pendukung berkenaan semua variabel pengaruh dan terpengaruh dalam penelitian ini, khususnya menurut tiga kriteria sebagaimana dikemukakan dalam definisi operasional serta parameter statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 3.