Hubungan antara Saluran Komunikasi dengan Tingkat Keinovativan Hubungan antara Karakteristik Sistem Sosial dengan Tingkat

dikemukakan sebelumnya, inovasi ponsel bukan inovasi yang diintroduksikan melalui program pemerintah, sehingga Tipe PK Inovasi Ponsel pada kategori otoritas tergolong rendah menjadi minoritas. Tabel 20 Hubungan antara Tipe PK Inovasi Ponsel dengan Tingkat Keinovativan dan Laju Adopsi Inovasi Ponsel dalam persen Tipe PK Inovasi Ponsel X6 Tingkat Keinovativan Y1 Total Laju Adopsi Y2 Total Rendah Sedang Tinggi Rendah Tinggi Otoritas 0,00 1,33 0,00 1,33 1,33 0,00 1,33 Kolektif 20,00 37,33 2,67 60,00 25,33 34,67 60,00 Opsional 12,00 17,33 9,33 38,67 17,33 21,33 38,67 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Berdasar data pada tabel di atas, diketahui bahwa Tipe PK Inovasi Ponsel di kalangan adopter ponsel mayoritas tergolong Tipe PK Kolektif, diikuti oleh Tipe PK Opsional. Hal ini tampaknya berhubungan dengan fakta bahwa mereka dengan PK Inovasi tipe kolektif terdiri atas adopter yang tidak bekerja, yakni pelajar dan pekerja keluarga yang memerlukan persetujuan keluarga inti untuk mengadopsi ponsel, sementara pada mereka dengan Tipe PK opsional sebagian besar adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai PNS, petani dan pedagang. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan Tipe PK Inovasi Ponsel r s = 0,131 dengan Tingkat Keinovativan menunjukkan hubungan positif pada taraf α= 0,20. Sementara, Tipe PK Inovasi Ponsel r s = 0,006 berhubungan dengan Laju Adopsi pada taraf α 0,30. Dengan merujuk pada Purnaningsih 2006, hal tersebut berarti bahwa Tipe PK Inovasi Ponsel dianggap kurang baik berhubungan dengan Tingkat Keinovativan dan sangat tidak baik berhubungan dengan Laju Adopsi.

7.3 Hubungan antara Saluran Komunikasi dengan Tingkat Keinovativan

dan Laju Adopsi Diduga terdapat hubungan postif antara variabel pada saluran komunikasi, yaitu Tingkat Keragaman Sumber Informasi Inovasi Ponsel X7 dengan Tingkat Keinovativan Y1 dan Laju Adopsi Y2. Tabel 21 memperlihatkan data berkenaan hubungan antar variabel tersebut di atas. Tabel 21 Hubungan antara Saluran Komunikasi dengan Tingkat Keinovativan dan Laju Adopsi Inovasi Ponsel dalam persen Tingkat Keragaman Sumber Informasi X7 Tingkat Keinovativan Y1 Total Laju Adopsi Y2 Total Rendah Sedang Tinggi Rendah Tinggi Rendah 10,67 16,00 6,67 33,33 16,00 17,33 33,33 Sedang 13,33 22,67 4,00 40,00 14,67 25,33 40,00 Tinggi 8,00 17,33 1,33 26,67 13,33 13,33 26,67 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Berdasar data tabel di atas, dapat dilihat bahwa Tingkat Keragaman Sumber Informasi inovasi ponsel bagi adopter ponsel terdistribusi pada ketiga kelas, meskipun persentase tertinggi berada pada kategori sedang. Sementara itu, jika dilihat dari hasil uji statistik, Tingkat Keragaman Sumber Informasi Inovasi Ponsel r s = -0,067 berhubungan nyata dengan Tingkat Keinovativan pada taraf α= 0,30 dan berhubungan dengan Laju Adopsi pada taraf α 0,30 dengan nilai r s = -0,003. Dengan perkataan lain, merujuk pada Purnaningsih 2006, Tingkat Keragaman Sumber Informasi dianggap kurang baik berhubungan dengan Tingkat Keinovativan dan sangat tidak baik berhubungan dengan Laju Adopsi. Hal tersebut dimungkinkan karena, sebagian besar masyarakat di kedua kampung membutuhkan waktu dari mulai mendengar hingga memutuskan untuk mengadopsi ponsel. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kondisi ekonomi adopter ponsel di kedua kampung tergolong menengah ke bawah, sehingga apapun sumber informasinya, tidak berhubungan dengan Tingkat Keinovatifan dan Laju Adopsi ponsel.

7.4 Hubungan antara Karakteristik Sistem Sosial dengan Tingkat

Keinovativan dan Laju Adopsi Salah satu faktor yang diduga berhubungan positif dengan kedua variabel terpengaruh Y1 dan Y2 adalah variabel-variabel pengaruh pada karakteristik sistem sosial, yakni Tingkat Ketaatan Individu X8 dan Tingkat Integrasi Individu X9. Data berkenaan dua variabel pengaruh tersebut disajikan pada Tabel 22 di bawah ini. Tabel 22 Hubungan antara Karakteristik Sistem Sosial dengan Tingkat Keinovativan dan Laju Adopsi Inovasi Ponsel dalam persen Variabel-variabel Karakteristik Sistem Sosial Tingkat Keinovativan Y1 Total Laju Adopsi Y2 Total Rendah Sedang Tinggi Rendah Tinggi Tingkat Ketaatan Individu X8 Rendah 6,67 9,33 4,00 20,00 6,67 13,33 20,00 Sedang 21,33 41,33 6,67 69,33 29,33 40,00 69,33 Tinggi 4,00 5,33 1,33 10,67 8,00 2,67 10,67 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Tingkat Integrasi Individu X9 Rendah 30,67 42,67 8,00 81,33 36,00 45,33 81,33 Sedang 1,33 12,00 2,67 16,00 8,00 8,00 16,00 Tinggi 0,00 1,33 1,33 2,67 0,00 2,67 2,67 Total 32,00 56,00 12,00 100,00 44,00 56,00 100,00 Tabel 22 menunjukkan bahwa mayoritas adopter ponsel memiliki Tingkat Ketaatan Individu dan Tingkat Integrasi Individu yang berturut-turut tergolong sedang dan rendah. Kondisi ini mendukung hasil uji korelasi rank Spearman pada Lampiran 4 yang menunjukkan bahwa Tingkat Ketaatan Individu r s = -0,048 berhubungan dengan Tingkat Keinovativan pada taraf α 0,30. Lain halnya dengan Tingkat Integrasi Individu r s = 0,270 yang berhubungan dengan Tingkat Keinovativan pada taraf α= 0,05. Dengan demikian, merujuk pada Purnaningsih 2006, Tingkat Ketaatan Individu tidak baik berhubungan dengan Tingkat Keinovativan. Hal ini diduga karena secara umum, adopter ponsel , masih tetap berkomunikasi secara interpersonal, khususnya dengan sesama anggota rumahtangga. Rata-rata ponsel hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan saudara, kerabat, dan atau teman yang jaraknya berjauhan dari tempat mereka tinggal. Adapun dua variabel karakteristik sistem sosial, yakni Tingkat Ketaatan Individu r s = -0,196 berhubungan nyata dengan Laju Adopsi pada taraf α= 0,05 dan Tingkat Integrasi Individu r s = 0,022 berhubungan dengan Laju Adopsi pada taraf α 0,30. Dengan merujuk Purnaningsih 2006, hal tersebut menggambarkan bahwa Tingkat Ketaatan Individu berhubungan dan signifikan terhadap Laju Adopsi, sedangkan Tingkat Integrasi Individu tidak baik berhubungan dan sangat tidak signifikan terhadap Laju Adopsi. Hal ini diduga karena mayoritas adopter ponsel tidak aktif dalam kelompok organisasi kemasyarakatan di desa.

7.5 Hubungan antara Promosi oleh Agen Perubah dengan Tingkat