Tabel 15 Distribusi Adopter menurut Sumber Informasi tentang Inovasi Ponsel di Kampung Beber dan Cikupa Tahun 2011 dalam persen
Sumber Informasi Beber
Cikupa Total
Keluarga Inti 5,33
6,67 12,00
Teman 12,00
12,00 24,00
Media Elektronik 1,33
1,33 2,67
Media Cetak 0,00
1,33 1,33
Keluarga Inti+Teman 5,33
1,33 6,67
Keluarga Inti+Teman+Media Elektronik 4,00
10,67 14,67
Keluarga Inti+Teman+Media Elektronik+Media Cetak
1,33 0,00
1,33 Keluarga Inti+Media Elektronik
10,67 1,33
12,00 Teman +Media Elektronik+Media Cetak
15,99 8,00
23,99 Media Elektronik+Media Cetak
0,00 1,33
1,33 Total persen
56,00 44,00
100,00 Total jumlah
42 33
75 Selanjutnya, jika dilihat dari akumulasi saluran komunikasi interpersonal
dan media massa, data di atas menunjukkan bahwa saluran komunikasi interpersonal lebih dominan dibanding saluran media massa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rogers dan Shoemaker yang menyatakan bahwa saluran komunikasi interpersonal lebih efektif membangun dan mengubah sikap, sementara saluran
media massa efektif mengubah pengetahuan tentang inovasi.
6.1.3 Waktu
Inovasi ponsel telah dikenal oleh masyarakat di Kampung Beber dan Cikupa sejak sekitar 15 tahun lalu, yang ditandai oleh kepemilikan salah satu
warga akan ponsel yang pertama kali pada tahun 1995. Warga tersebut adalah mereka yang berhubungan dengan orang di luar desa khususnya di perkotaan,
seperti pengusaha. Tabel 16 di bawah ini menunjukkan jumlah individu yang mengadopsi inovasi ponsel setiap tahunnya di kedua kampung.
Tabel 16 Jumlah Adopter Inovasi Ponsel di Kampung Beber dan Cikupa menurut Tahun Adopsinya dalam persen
Tahun menerapkan inovasi ponsel Beber
Cikupa Total
1995 1
1 1999
1 1
2000 3
1 4
2003 1
1 2005
5 1
7 2006
3 3
2007 4
15 19
2008 16
3 19
2009 5
11 16
2010 15
7 21
2011 4
4 8
Total persen 56
44 100
Total jumlah 42
44 75
Jika dilihat dari penyebarannya di tiap kampung, data pada Tabel 16 menunjukkan warga yang pertama kali mengadopsi ponsel berasal dari Kampung
Beber. Selanjutnya warga di Kampung Cikupa mulai mengadopsi inovasi ponsel meskipun persentasenya sangat rendah. Diketahui pula bahwa adopter ponsel di
kedua kampung meningkat sejak memasuki tahun 2005. Hal ini dikarenakan munculnya ponsel dengan berbagai merek, tipe, dan harga, semakin
mempermudah akses individu terhadap ponsel. Di samping itu, peningkatan jumlah adopter ponsel dikarenakan banyaknya masyarakat desa yang mulai
melakukan migrasi sirkuler
2
ke perkotaan, baik untuk urusan pekerjaan atau sekolah, kemudian mereka menggunakan ponsel di tempat perantauan.
Selanjutnya, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada tahun 2008, tepatnya pada bulan Agustus, perusahaan XL mendirikan BTS di Desa
Kemang, yang letaknya di Kampung Beber. Kehadiran BTS ini telah membuka akses masyarakat setempat terhadap jaringan ponsel dan kemudian memicu
masyarakat untuk menggunakan ponsel.
2
Menurut Zelinsky 1986 dalam Rusli 1995, sirkulasi atau migrasi sirkuler adalah berbagai macam gerak penduduk yang biasanya berciri jangka pendek, repetitif, atau siklikal dan mempunyai
kesamaan dalam hal tidak adanya niat yang jelas untuk mengubah tempat tinggal permanaen. Sirkulasi merupakan gerak “berselang” antara tempat tinggal dan tempat tujuan baik untuk bekerja maupun untuk
tujuan lain seperti sekolah.
6.1.4 Sistem Sosial