36 Tabel 4 Data analisis vegetasi dengan jenis-jenis tiga teratas di sekitar Pos
Simpang Malaka
Lokasi Titik koordinat
Tingkat vegetasi
Nama lokal Nama ilmiah
INP E U
Parit 14 431968 9847827 Semai
Pancang Tiang
Pohon Jambu-jambu
Kopi-kopi Mengkirai
Jambu-jambu Kopi-kopi
Mengkirai Medang kunyit
Arang-arang Meranti bungo
Pulai Kayu terap
Kase-kase Euginea
sp Ixora blumei
Trema orientalis Euginea
sp. Ixora blumei
Trema orientalis Litsea
sp. Diospyros
lanceoifolia Shorea teysmanniana
Alstonia pneumatophora
Artocarpus spp Ixonanthes
sp 75,94
60,15 24,81
68,63 46,08
40,19 119,97
97,68 82,35
123,25 30,25
16,43
Simpang Kubu
422311 9838849 Semai Pancang
Tiang Pohon
Kayu pagar Rengas
Kayu pagar Kopi-kopi
Jambu-jambu Kayu pagar
Terentang putih Mentangur
Kayu pagar Terentang putih
Jambu-jambu Ixonanthes icosandra
Gluta rengas Ixonanthes icosandra
Ixora blumei Euginea
sp. Ixonanthes icosandra
Campnosperma spp Calophyllum spp
Ixonanthes icosandra Campnosperma spp
Euginea
sp.
133,33
66,67 96,21
39,39 25,76
53,93 41,30
36,25 66,29
46,23 25,08
Simpang Gajah
Kiri 426513 9838973 Semai
Pancang Tiang
Pohon Jambu-jambu
Kayu pagar Kopi-kopi
Kopi-kopi Jambu-jambu
Terentang putih Kayu pagar
Kayu lempung Kayu pagar
Terentang putih Arang-arang
Euginea sp.
Ixonanthes icosandra Ixora blumei
Ixora blumei Euginea
sp. Campnosperma spp
Ixonanthes icosandra ?
Ixonanthes icosandra Campnosperma spp
Diospyros lanceoifolia
55 45
32,5 133,33
66,67 72,68
57,73 30,46
143,32 36,1
22,19
Keterangan : ? = belum diketahui
5.2 Hasil Pemasangan Kamera Jebakan Camera trap
Kamera jebakan disebar pada lokasi survei harimau sumatera yaitu Air Hitam Dalam dan Air Hitam Laut dengan jumlah titik kamera sebanyak 32 titik
Gambar 8. Periode pemasangan kamera dilakukan selama empat bulan terhitung 1 Juli sampai 30 Oktober 2010 dengan pengulangan sampling occasion
sebanyak dua kali. Selang pendataan sampling interval dilakukan setiap 21-30 hari dan kamera dipasang secara bergantian. Total kamera jebakan yang dipasang
37 adalah sebanyak 26 unit, kamera rusak dan hilang sebanyak 13 unit dengan
jumlah trap night pemasangan kamera adalah 1259 trap night. Kamera yang dipasang diatur menjadi format foto dan video yang dilakukan secara bergantian
tiap selang pendataan.
Gambar 8 Peta sebaran titik kamera jebakan camera trap. Jumlah seluruh foto dan video yang berhasil terkumpul selama
pemasangan kamera sebanyak 1031 gambar dengan jumlah foto dan video yang dapat menangkap gambar satwa sebanyak 262 gambar 25,41, jumlah foto dan
video kosong rusak sebanyak 542 gambar 51,57 dan jumlah gambar yang bukan merekam objek satwa sebanyak 227 gambar 22,02. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar kamera menangkap gambar kosong dengan persentase lebih dari 50. Beberapa kamera merekam gambar kosong dikarenakan terkena sinar
matahari yang berlebihan sehingga menggangu sensor yang ada pada kamera. Jumlah gambar harimau sumatera yang diperoleh sebanyak 15 gambar yang
terdiri dari dua gambar foto dan 13 gambar video. Pada periode pertama pemasangan kamera diperoleh lima individu harimau sumatera yaitu pada kamera
K12, K28, K30 dan K31 serta pada periode kedua didapat dua individu baru yang tidak ditemukan pada periode pertama yaitu pada kamera K28 dan K31 Tabel 5.
Total lokasi yang berhasil merekam gambar harimau sumatera adalah enam lokasi dari 32 lokasi pemasangan kamera jebakan. Individu harimau yang paling sering
38 terekam kamera adalah Jamantara dengan jumlah gambar yang diperoleh
sebanyak lima gambar video. Gambar harimau yang dianalisis adalah foto dan video independen, yaitu foto yang terekam secara berurutansekuel pada satu
frame foto dalam satu nomor film yang telah disaring berdasarkan waktu. Jumlah
seluruh individu harimau sumatera yang tertangkap melalui kamera jebakan adalah tujuh individu. Individu harimau diidentifikasi berdasarkan pola loreng
pada bagian paha, bahu dan sisi tubuh. Karena seperti yang diketahui bahwa harimau mempunyai corak loreng di bagian tubuh yang berbeda antara satu
individu dengan individu yang lain, serta antara sisi kanan dan kiri tubuhnya. Corak loreng ini dapat dianalogikan dengan sidik jari pada manusia. Dibutuhkan
data dasar yang lengkap untuk identifikasi individu harimau berdasarkan gambar yang diperoleh melalui kamera jebakan.
Tabel 5 Hasil perolehan gambar harimau sumatera dan identifikasi individu harimau pada periode 1 dan 2
Periode No. kamera
Nama harimau Jumlah gambar
Jenis gambar Foto Video
1 2
K12 K28
K30 K30
K31 K28
K29 K30
K30 K31
K32 Mutiara
Isabella Jamantara
King Arthur Pandawa
Mahadewi Satria
Jamantara King Arthur
Satria Pandawa
1 1
3 1
1 1
2 2
1 1
1 √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
Perolehan gambar satwa per hari kamera aktif mengalami fluktuasi setiap harinya. Hal ini dikarenakan kondisi kamera yang dipasang dipengaruhi oleh
cuaca harian seperti panas yang berlebihan dan hujan sehingga mempengaruhi kinerja kamera jebakan. Kamera jebakan yang tidak dapat bekerja secara optimal
akan menghasilkan perolehan gambar satwa yang sedikit. Tidak ditemukan gambar manusia selama pemasangan kamera jebakan. Masyarakat sekitar
kawasan yang masuk ke dalam hutan cenderung menghindari kamera jebakan agar tidak terekam oleh kamera. Berikut grafik jumlah gambar yang diperoleh per
hari kamera aktif Gambar 9.
39
Gambar 9 Grafik jumlah gambar yang diperoleh per hari kamera aktif. Dapat dilihat pada Gambar 9, perolehan gambar satwa tertinggi terjadi
pada pemasangan kamera periode pertama sedangkan pada periode kedua mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kondisi kamera yang digunakan tidak sebaik saat pertama digunakan pada periode awal sehingga menurunkan kinerja kamera jebakan pada periode selanjutnya.
Selain itu, kondisi lokasi pemasangan kamera yang sering dilalui manusia sehingga dapat menggangu aktifitas satwaliar di sekitar lokasi. Umumnya satwa
akan cenderung menghindar jika jalur yang biasa dilalui terusik oleh manusia sehingga tingkat perolehan gambar satwa lebih sedikit. Berdasarkan grafik
hubungan antara jumlah gambar yang diperoleh pada tiap hari kamera aktif, untuk periode pertama, jumlah perolehan gambar tertinggi terdapat pada hari ke-5
sedangkan pada periode kedua perolehan gambar tertinggi terjadi pada hari ke-11. Hal ini mungkin dikarenakan lokasi tersebut merupakan kondisi optimal terhadap
perjumpaan satwa. Selain itu, kondisi kamera yang masih baik sehingga merekam gambar satwa dalam jumlah yang cukup tinggi.
5.3 Populasi Harimau Sumatera