24
,
Keterangan : w = lebar garis batas km
m = Jumlah satwa yang terekam minimal 2 kali.
d = rata-rata jarak maksimum perpindahan.
di = Jarak dari tiap individu recapture ke-i
3.5.1.3 Tingkat Perjumpaan Encounter RateER Harimau dan Mangsa
Tingkat perjumpaan jumlah foto100 hari didapat dari perhitungan total jumlah foto dibagi total hari kamera aktif dikali seratus. Faktor pembagi 100 hari
untuk menyamakan waktu satuan usaha yang digunakan O’Brien et al. 2003. ∑
∑ ∑ .
Keterangan : ER : Tingkat perjumpaan encounter rate
Σf
: Jumlah total foto yang diperoleh
Σd
: Jumlah total hari operasi kamera
3.5.2 Kondisi Habitat Harimau
Data kondisi vegetasi yaitu hasil analisis vegetasi di tiap tipe hutan. Data hasil inventarisasi selanjutnya dianalisis untuk menentukan besarnya nilai
Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR, Dominasi D, Dominasi Relatif DR, Frekuensi F, Frekuensi Relatif FR serta Indeks Nilai Penting INP. Untuk
vegetasi tingkat bawah maka indeks nilai penting merupakan penjumlahan antara kerapatan relatif KR dan frekuensi relatif FR. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut Soerianegara dan Indrawan 1988 :
Kerapatan Jenis K =
Kerapatan Relatif KR =
Dominasi Jenis D =
contoh petak
total Luas
i -
ke jenis
individu Jumlah
100 jenis
seluruh Kerapatan
i -
ke jenis
Kerapatan x
contoh plot
total Luas
dasar bidang
Luas
25 Dominasi Relatif DR
=
Frekuensi Jenis F =
Frekuensi Relatif FR =
INP = KR + DR + FR
100 jenis
semua Dominasi
jenis suatu
Dominasi x
contoh petak
seluruh Jumlah
i -
ke jenis
ditemukan petak
Jumlah
100 jenis
seluruh frekuensi
Jumlah i
- ke
jenis kerapatan
Frekuensi x
26
IV. KONDISI UMUM LOKASI
4.1 Sejarah dan Status
Berdasarkan SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 18 tanggal 29 Oktober 1935, Taman Nasional Berbak semula berstatus Wild Reservat Wildlife
ReserveSuaka Margasatwa dengan luas 190.000 hektar. Mulanya kawasan ini dibawah pengelolaan Sub Balai KSDA Jambi. Pada tahun 1992 melalui Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 285Kpts-II1992 tanggal 26 Februari. Pada tahun 1997 Taman Nasional Berbak berdiri lepas dari BKSDA Jambi
berdasarkan SK Menhut Nomor 185Kpts-II1997 Tanggal 31 Maret 1997. Pada Konverensi Ramsar tahun 1992, Berbak termasuk dalam Ramsar Site yaitu
perlindungan terhadap lahan basah yang ditetapkan berdasarkan Keppres No.48
tanggal 19 Oktober 1991.
4.2 Letak dan Luas
Taman Nasional Berbak terletak di sebelah Timur Propinsi Jambi, memanjang di tepian Sungai Batanghari sampai dengan Muara Sungai Berbak.
Namun untuk batas Taman Nasional Berbak bukan Sungai Batanghari atau Sungai Berbak, antara sungai dengan batas taman nasional terdapat desa-desa yang masuk
wilayah Kecamatan Rantau, Nipah Panjang dan Sadu. Kawasan Taman Nasional Berbak memiliki luas sebesar 162.700 ha berdasarkan SK penetapan Taman
Nasional Berbak. Secara geografis, Taman Nasional Berbak terletak diantara 104° 05 - 104° 26 BT dan 01° 08 - 01° 43 LS sedangkan secara administratif berada
di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung sebesar 80 dan
Kabupaten Batanghari sebesar 20.
Adapun batas kawasan Taman Nasional Berbak adalah: 1.
Sebelah utara berbatasan dengan desa-desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Nipah Panjang dan Kecamatan Rantau Rasau.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Taman Nasional Sembilang Propinsi
Sumatera Selatan. 3.
Sebelah timur berbatasan dengan desa-desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Laut Cina Selatan.