63
diketahui sebagai faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah harimau secara dramatis di Asia Seidensticker et al. 1999.
5.8.2 Perburuan Ilegal Satwaliar.
Selain penebangan kayu secara ilegal, gangguan lain yang dapat mengancam keberadaan harimau sumatera dan satwa mangsa adalah adanya
kegiatan perburuan illegal satwa. Kegiatan perburuan ini dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan taman nasional yang masuk ke dalam hutan.
Umumnya pemburu mencari satwa mangsa harimau sumatera sebagai satwa buruan seperti napu, sempidan merah Lophura erythrophthalma dan berbagai
jenis burung. Pemburu tersebut membuat pondok untuk tempat tinggal di dalam hutan yang bersifat semi permanen. Jenis burung yang banyak dicari oleh
pemburu adalah murai batu yang memiliki harga tinggi. Murai batu saat ini sudah semakin langka karena banyak diburu oleh masyarakat sekitar kawasan. Biasanya
pemburu menggunakan pemikat burung yang dipasang di atas pohon. Di samping perusakan habitat, hewan mangsa juga banyak diburu. Dua jenis tekanan utama
tersebut, memaksa hewan mangsa berpindah-pindah memanfaatkan berbagai macam tipe habitat hutan, sehingga mengalami kesulitan untuk menemukan
habitat yang paling sesuai atau optimal Dinata dan Sugardjito 2008. Sehingga tak jarang beberapa jenis satwa tersebut memasuki perkebunan warga. Perlunya
kesadaran yang tinggi dari masyarakat sekitar kawasan untuk konservasi satwa mangsa harimau. Hal ini dikarenakan harimau sangat bergantung terhadap satwa
mangsa yang juga mempengaruhi penyebarannya di alam. Penyusutan satwa mangsa merupakan faktor utama berkurangnya harimau di seluruh wilayah
hidupnya Karanth Stith 1999. Dalam usahanya menangkap satwa buruan, beberapa alat jerat satwa yang
dibuat secara sederhana dipasang di dalam hutan. Para pemburu hanya memanfaatkan kayu dan ranting sekitar hutan untuk membuat jerat satwa.
Walaupun tidak ditemukan perburuan terhadap harimau sumatera, perburuan satwa mangsa juga dapat mengancam kelestarian harimau sumatera secara tidak
langsung. Kemiskinan dan lemahnya hukum yang berlaku merupakan faktor semakin maraknya perburuan satwa secara ilegal. Umumnya satwa buruan yang
diperoleh, dijual kepada pembeli atau pasar-pasar lokal namun beberapa pemburu
64
memanfaatkan satwa buruan untuk kebutuhan pribadi. Di beberapa lokasi ditemukan sisa-sisa bangkai satwa buruan yang dimakan oleh para pembalak liar
maupun pemburu itu sendiri seperti sempidan merah dan napu.
a b
c Gambar 21 a Pondok pemburu burung yang terdapat di dalam hutan; b
Sarang burung yang digunakan untuk mengumpulkan burung; c Jerat satwa mangsa harimau sumatera.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pendugaan kepadatan populasi harimau sumatera di wilayah studi adalah
sekitar 4,39 individu100 km
2
dengan total areal contoh efektif seluas 139,43 km
2
. Total individu yang ditemukan berdasarkan hasil kamera jebakan adalah tujuh ekor dengan perbandingan jenis kelamin 4 jantan
berbanding 3 betina. Individu harimau sumatera yang ditemukan memiliki kelas umur yang sama yaitu dewasa adult dan tidak ada yang sedang
mengasuh membesarkan anak. Dibutuhkan data dasar yang lengkap untuk identifikasi individu harimau berdasarkan kamera jebakan.
2. Satwa mangsa utama harimau sumatera yang terdapat di lokasi studi antara
lain babi jenggot Sus barbatus, tapir Tapirus indicus, beruk Macaca nemestrina dan napu Tragulus napu.
3. Persentase keberhasilan kamera dalam menangkap gambar satwa yaitu
sebesar 25,41 dan keberhasilan merekam satwa harimau sebesar 5,72. Beberapa kamera tidak dapat bekerja secara optimal sehingga banyak
merekam gambar kosong. Faktor cuaca seperti panas dan hujan mempengaruhi kinerja dari kamera jebakan. Kinerja kamera jebakan
berpengaruh terhadap kemungkinan tangkap individu dan pendugaan kepadatan harimau.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan uji coba unit kamera jebakan di lapangan sebelum
digunakan untuk memastikan kinerja dari kamera jebakan tersebut. 2.
Perlunya studi yang lebih mendalam mengenai pemilihan lokasi pemasangan kamera jebakan untuk mendapatkan tangkapan foto harimau
yang lebih tinggi 3.
Perlu dipertimbangkan pemilihan jenis unit kamera lain yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kondisi lokasi target pemasangan
kamera.