55
5.7 Karakteristik Habitat
5.7.1 Ketersediaan Sumber Air
Persediaan air di alam pada tipe hutan rawa gambut cukup melimpah. Ketersediaan air dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang dapat terjadi satu
hingga dua kali dalam sehari. Harimau sumatera sangat bergantung pada ketersediaan air di habitatnya, hal ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan
hidupnya seperti minum, mandi dan berenang. Bagi satwa mangsa harimau, air dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh dengan kadar kebutuhan yang
berbeda-beda tiap jenis. Sumber air yang terdapat di lokasi terbagi menjadi tiga tipe yaitu berupa sungai, parit dan kubangan. Sungai merupakan sumber air
terbesar di tipe habitat hutan rawa gambut. Kondisi sungai bersih dan tidak terlalu deras. Pada saat pasang, debit air sungai meningkat dan memiliki arus yang cukup
deras. Warna air sungai adalah hitam pekat atau kemerah-merahan dan bersifat asam akibat gambut yang ada di dalam tanah. Umumnya sungai digunakan oleh
satwa mangsa harimau sumatera seperti lutung, beruk, dan monyet ekor panjang untuk minum. Selain satwa mamalia, terdapat beberapa jenis satwa yang
beraktifitas di sungai diantaranya buaya air tawar, kura-kura dan biawak. Pada saat musim kemarau debit air sungai berkurang dan sumber air dangkal lainnya
menjadi kering. Parit merupakan aliran air buatan yang digunakan untuk jalur loging. Ketika musim penghujan debit air parit akan menjadi besar. Air parit juga
dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Parit-parit tersebut terdapat di dalam kawasan hutan yang cukup dalam hingga menyerupai sungai. Lebar parit berkisar
antara 5-6 meter. Kondisi air parit sama dengan air sungai serta memiliki tingkat kekeruhan yang rendah. Satwaliar yang terdapat di dalam hutan cenderung
memanfaatkan parit untuk memenuhi kebutuhan hidup dan melakukan aktifitas lainnya. Hal ini terbukti dengan ditemukannya jejak kaki harimau sumatera
disekitar tepi parit. Kubangan merupakan sumber air berupa cekungan yang terisi oleh air
hujan atau sungai ketika air pasang besar. Pada hutan rawa gambut, kubangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh satwa untuk berkubang terutama babi jenggot
Sus barbatus dan tapir Tapirus indicus. Babi jenggot mempunyai kegemaran
berkubang dalam lumpur, untuk menjaga suhu badan atau mengusir binatang
56
pengganggu, seperti caplak. Kedalaman kubangan rata-rata berkisar 20-50 cm dengan substrat berupa lumpur dan serasah. Sumber air berupa kubangan berada
di ketinggian tempat 10 m dpl, substrat kubangan berupa serasah yang tebal dan dangkal. Pada musim penghujan, air sungai dapat meluap dan masuk ke dalam
hutan sehingga menggenangi daratan hutan gambut. Hal ini dapat terjadi secara periodik yaitu 1-2 kali dalam sehari. Air di dalam kubangan biasanya terisi oleh
air sungai yang meluap atau air hujan yang turun dengan debit yang besar.
a b
Gambar 16 Sumber air di habitat hutan rawa gambut a kubangan; b sungai.
5.7.2 Satwa Mangsa