Taksonomi Morfologi TINJAUAN PUSTAKA

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi

Berdasarkan pengklasifikasian oleh Slater Alexander 1986, taksonomi harimau sumatera adalah sebagai berikut: Kingdom Animalia, Phylum Chordata, Sub Phylum Vertebrata, Class Mammalia, Ordo Carnivora, Family Felidae, Sub Family Pantherinae, Genus Panthera, Spesies Panthera tigris, dan Subspesies Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929. Menurut Hoogerwerf 1970 genus Panthera terbagi menjadi empat spesies yaitu P. pardus macan tutul, P. leo singa, P. onca jaguar dan P. tigris harimau. Selanjutnya Grzimek 1975 menyatakan terdapat delapan subspesies harimau Panthera tigris di dunia tetapi tiga diantaranya telah dinyatakan punah. Subspesies tersebut antara lain: 1. Panthera tigris altaica; Harimau Siberia, disebut juga harimau amur, terdapat di Rusia, Cina dan Korea Utara. 2. Panthera tigris amoyensis; Harimau Cina, terdapat di Cina 3. Panthera tigris corbetti; Harimau Indo Cina, terdapat di Thailand, Cina, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam dan Malaysia. 4. Panthera tigris tigris; Harimau Bengala, terdapat di India, Nepal, Bangladesh, Bhutan dan Myanmar. 5. Panthera tigris sumatrae; Harimau Sumatera, terdapat di Pulau sumatera. 6. Panthera tigris sondaica; Harimau Jawa, terdapat di Pulau Jawa, dinyatakan punah sekitar tahun 1980. 7. Panthera tigris balica; Harimau Bali, terdapat di Pulau Bali, dinyatakan punah pada tahun 1937. 8. Panthera tigris virgata; Harimau Kaspia, terdapat di Iran, Afganistan, Turki dan Rusia, dinyatakan punah sekitar tahun 1950.

2.2 Morfologi

Harimau sumatera memiliki ukuran tubuh antara 140–280 cm dengan panjang ekor antara 60–110 cm. Umumnya bobot badan harimau sumatera jantan lebih berat dibanding betina dengan kisaran antara 100–140 kg untuk jantan dan antara 75–110 kg untuk betina IUCN 1996. Tinggi diukur dari kaki ke tengkuk 4 rata-rata adalah 80–90 cm. Ukuran harimau jantan lebih besar dibandingkan dengan harimau betina sehingga memiliki perbedaan bentuk dimorphic. Pada umumnya ukuran tubuh harimau sangat bervariasi baik panjang tubuh, tinggi pundak, maupun beratnya, yang bergantung pada subspesiesnya. Subspesies yang hidup di daerah yang lebih jauh dari garis khatulistiwa memiliki ukuran tubuh relatif lebih besar Subagyo 1996. Harimau mempunyai corak loreng di bagian tubuh yang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain, serta antara sisi kanan dan kiri tubuhnya. Corak loreng ini dapat dianalogikan dengan sidik jari pada manusia. Corak loreng bervariasi dalam jumlah loreng, ketebalan loreng, kepadatan loreng serta kecenderungan untuk terpecah atau menjadi totol-totol. Warna loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat hingga hitam Franklin et al. 1999. Warna dasar tubuh harimau adalah cokelat kekuningan dengan berbagai corak loreng di bagian punggung dan samping tubuhnya. Garis hitam di atas mata cenderung simetrik, tetapi bentuknya dari sisi muka dapat berbeda. Jantan biasanya mempunyai kerut lebih mencolok, khususnya pada harimau sumatera. Pada bagian dada, perut dan kaki sebelah dalam berwarna agak keputihan. Telinga sebelah luar berwarna hitam dengan noda putih di tengahnya. Ekor harimau relatif panjang, bercincin warna hitam di atas warna jingga, kuning atau kuning tua Franklin et al. 1999. Kunci keberhasilan identifikasi harimau terletak pada penyusunan serangkaian foto untuk setiap individu harimau, yang terdiri atas gambar-gambar tajam yang diambil dari sisi kanan, kiri, depan dan belakang satwa tersebut Franklin et al. 1999. Dalam mengidentifikasi individu harimau berdasarkan loreng, beberapa ilmuwan menggunakan metode model tiga dimensi yang dikembangkan oleh Lex Hiby Hiby et al. 2009 Gambar 1. Model tiga dimensi ini dicocokan dengan foto harimau dari hasil kamera jebakan. Titik kuning yang terdapat di gambar mengindikasikan sebagai posisi poin dasar bahu, pinggul dan ekor sedangkan titik merah dan biru mengindikasikan garis terluar bagian atas dan bawah harimau di gambar. Titik-titik tersebut merupakan koordinat dari model gambar yang didapat. 5 Gambar 1 Model harimau dalam identifikasi individu berdasarkan loreng Jejak kaki harimau bervariasi tergantung pada umur, tetapi tidak akurat untuk memperkirakan jumlah pada inventarisasi populasi harimau berdasarkan ukuran jejak. Kaki belakang harimau lebih panjang dibanding kaki depannya sehingga memudahkan harimau melompat tinggi dan jauh. Kaki depan dan bahu lebih besar dan berotot dibanding kaki belakang. Terdapat lima jari pada kaki depan sedangkan kaki belakang hanya empat jari. Cakar pada kaki depan dilengkapi dengan kuku yang panjang, runcing dan tajam yang panjangnya 80– 100 mm dan digunakan untuk menangkap dan menggenggam mangsanya. Kuku- kuku ini dapat disembunyikan atau ditarik retractable bila tidak digunakan.

2.3 Spesies Kunci, Pemangsa Utama dan Spesies Bendera