Program CAPTURE TINJAUAN PUSTAKA

15 mengaktifkan secara otomatis dan menangkap gambar individu yang melintas dengan jelas Karanth Nichols 2002.

2.11 Program CAPTURE

Program CAPTURE merupakan alat bantu berupa perangkat lunak komputer yang dipergunakan untuk analisis capture-recapture dalam pendugaan suatu populasi. Untuk memperkirakan kepadatan dan kelimpahan relatif harimau menggunakan metode yang dikembangkan oleh Karanth 1995 serta Karanth Nichols 2002 berdasarkan foto dengan memakai program CAPTURE Rexstad Burnham 1991. Perkiraan populasi pada CAPTURE membolehkan untuk cathability atau kesempatan penangkapan tidak sama heterogenitas dan kamera jebakan tidak mempengaruhi perilaku satwa dan peluang tangkap bervariasi untuk setiap periode sampling. CAPTURE menghasilkan estimasi populasi berdasarkan data capture-recapture populasi tertutup closed population secara demografi. Maksudnya adalah selama periode pemasangan kamera jebakan atau periode penangkapan tidak terjadi penambahan individu baru imigrasi dan kelahiran atau yang hilang emigrasi atau mati. Jika hal ini terjadi maka populasi tersebut dikategorikan terbuka dan suatu analisa yang berbeda harus dilakukan Otis et al. 1978 dalam Rexstad Burnham 1991. Linkie et al. 2006 selanjutnya menyebutkan bahwa selama analisis data, asumsi-asumsi dalam populasi tertutup yang perlu diperhatikan sebagai berikut : a. Penandaan tidak hilang yaitu pola garis atau belang harimau permanen. b. Penandaan dicatat dengan benar, identifikasi harimau dan foto dengan melihat pola garis pada bagian perut, bagian atas kaki belakang dan jika perlu bagian ekor. Pola belang harimau bersifat asimetris pola belang sisi bagian kiri dan kanan harimau terlihat berbeda. c. Peluang tertangkapnya individu harimau sama dalam waktu periode sampling, kamera sebaiknya dipasang pada daerah yang membagi dua daerah jelajah individu untuk kemungkinan menghindari bias. Dengan menggunakan program CAPTURE diperoleh beberapa model yang cocok untuk ukuran populasi D-hat. Model-model dalam CAPTURE yang sering dipergunakan dalam pendugaan suatu populasi Otis et al. 1978 dalam Rexstad Burnham 1991 yaitu : 16 a. M , yaitu peluang tertangkap seluruh individu harimau adalah sama dan tidak terpengaruh respon perilaku b, waktu t, atau heterogenitas individu h. b. M h Jackknife, N h , yaitu kemungkinan penangkapan bersifat heterogen pada masing-masing individu harimau setiap individu mempunyai kemungkinan penangkapan yang unik, tetapi tidak dipengaruhi respon perangkap dan waktu. Hal ini mungkin dikarenakan aksesibilitas tangkapan yang ditentukan oleh status kediaman penetap atau tidak dari harimau. c. M b Zippin, N b yaitu kemungkinan penangkapan berbeda pada penangkapan sebelumnya dan harimau yang belum pernah tertangkap yang disebabkan respon perilaku tangkap, tetapi tidak dipengaruhi oleh heterogenitas atau waktu. Model M b memperkirakan untuk trap happines atau trap shyness yaitu satwa tersebut merubah perilakunya setelah tertangkap kamera untuk pertama kalinya, walaupun secara fisik trap tidak menandai individu satwa, tetapi individu satwa hanya terkena kilatan atau flash kamera. d. Mt Darroch, N t yaitu kemungkinan penangkapan adalah sama untuk seluruh individu harimau, tetapi bervariasi selama survei yang hanya disebabkan faktor waktu spesifik. Misalnya tangkapan sedikit jika cuaca tidak menentu yang selanjutnya akan mengurangi aktivitas satwa seperti selama musim hujan harimau mengurangi ukuran daerah jelajahnya. Seekor harimau saat setelah melahirkan akan mengurangi peningkatan aktivitas berburunya yang biasanya sembilan hari menjadi tujuh hari, peluang tangkap harimau pada masa tersebut akan semakin kecil karena harimau tersebut akan tetap selalu dekat dengan anaknya. 17

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari Bulan Juli hingga Oktober 2010 bertempat di Taman Nasional Berbak, Jambi bekerja sama dengan The Zoological Ssociety of London-Tiger Project ZSL. Penelitian dilakukan di dua blok hutan yaitu Air Hitam Dalam dan Air Hitam Laut.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kamera jebakan tipe DLC Covert II dimana memiliki ukuran yang kecil dan mudah disembunyikan dari pencuri serta sangat efisien terhadap baterai dan DeerCam, baterai AAA dan baterai 9 volt, kartu memori, rol film, kamera digital, peta kerja, tally sheet, GPS Global Positioning System receiver, kompas, lem “Sealant”, seling besi, penunjuk waktu, alat tulis menulis, pita meter, buku panduan lapang mamalia, plastik spesimen dan tali tambang. Objek penelitian adalah harimau sumatera serta habitatnya dan satwa mangsa harimau.

3.3 Jenis Data

Jenis data primer yang diambil dikelompokkan ke dalam data: a pendugaan populasi dan potensi mangsa harimau, serta b karakteristik habitat harimau. Data populasi harimau dan mangsa harimau dikumpulkan melalui keberadaan individu yang terdeteksi oleh kamera jebakan. Jenis data populasi dan satwa mangsa harimau yang dicatat meliputi: nama lokasi pemasangan kamera, posisi geografis lokasi, tanggal terdeteksi satwa tertangkap kamera, tanggal pemeriksaan, keberadaan jejak harimau dan satwa mangsa. Data karakteristik habitat yang dikumpulkan meliputi: jenis dan jumlah individu pohon pada tingkat pertumbuhan semai, pancang, tiang dan pohon; kemiringan lahan, ketinggian tempat, keberadaan sumber air, jarak dari sumber air, serta jarak dari sumber gangguan manusia. Jenis data sekunder yang dikumpulkan meliputi sebaran populasi dan satwa mangsa harimau, serta kondisi habitat yang mencakup tipe hutan dan tipe tutupan