Susut bobot salak pondoh kematangan curah

20 Gambar 10 . Laju perubahan susut bobot salak pondoh kematangan 90 selama penyimpanan Kemasan plastik memiliki sifat permeabilitas terhadap udara tertentu yang berpengaruh terhadap respirasi dan transpirasi. Buah salak pondoh yang disimpan dalam kemasan plastik polipropilen dan polietilen memiliki keadaan respirasi yang lebih lambat sehingga pemecahan senyawa kompleks seperti karbohidrat menjadi uap air dan karbondioksida yang mudah menguap lebih kecil dibandingkan dengan penyimpanan salak pondoh tanpa kemasan yang berakibat pada kehilangan bobot yang kecil. Polipropilen memiliki permeabilitas yang lebih rendah terhadap oksigen, karbondioksida, dan uap air dibandingkan dengan polietilen tetapi pengaruhnya terhadap susut bobot tidak berbeda nyata. Menurut Pantastico et al. 1986 produk hortikultura dianggap tidak layak untuk dipasarkan ketika susut bobot telah mencapai 5-10 sehingga susut bobot yang tinggi pada salak pondoh yang disimpan tanpa kemasan memiliki penurunan mutu yang tinggi sedangkan pada perlakuan pengemasan dengan plastik polipropilen dan polietilen baik tanpa lubang ataupun lubang memiliki penurunan mutu yang rendah apabila dilihat dari persentase susut bobot. Susut bobot salak pondoh kematangan 90 berkaitan dengan kerusakan selama penyimpanan. Susut bobot salak pondoh kematangan 90 tanpa kemasan tinggi begitu juga dengan kerusakannya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh proses respirasi dan transpirasi yang relatif lebih cepat dibandingkan perlakuan pengemasan plastik polipropilen dan polietilen karena tidak adanya penghalang sehingga berpengaruh pada kerusakan jaringan dan kehilangan air yang tinggi.

4.3.2.3 Susut bobot salak pondoh kematangan curah

Berdasarkan Gambar 11, salak pondoh dengan perlakuan tanpa kemasan memiliki perubahan susut bobot terbesar selama penyimpanan sedangkan perlakuan pada pengemasan plastik polipropilen dan polietilen memiliki perubahan susut bobot yang rendah selama penyimpanan. Salak pondoh kematangan curah memiliki susut bobot berkisar 6.9 -17.7 pada perlakuan penyimpanan tanpa kemasan selama 18 hari penyimpanan. Salak pondoh dengan perlakuan kemasan plastik polipropilen lubang, polipropilen tanpa lubang, polietilen lubang, dan polietilen tanpa lubang memiliki susut bobot yang rendah, kurang dari 1.8 selama penyimpanan. 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 Polipropilen Lubang Polipropilen Tanpa Lubang Polietilen Lubang Polietilen Tanpa Lubang Tanpa Kemasan L aj u P er u b ah an Sus u t B o b o t H ar i 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 21 Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 14, perlakuan coating kitosan tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perubahan susut bobot sedangkan jenis kemasan berpengaruh nyata terhadap susut bobot salak pondoh kematangan curah selama penyimpanan. Uji lanjut Duncan Lampiran 14 menyatakan bahwa susut bobot salak pondoh yang disimpan tanpa kemasan memiliki persentase susut bobot paling tinggi dibandingkan perlakuan lain. Pengaruh coating kitosan terhadap susut bobot tidak berbeda nyata pada tiga perbandingan yang digunakan diduga karena karakter dari masing-masing perbandingan coating kitosan tidak berbeda jauh nilainya sehingga lapisan coating yang terbentuk pada permukaan kulit salak pondoh kematangan 90 juga tidak berbeda signifikan dalam permeabilitas udara tetapi apabila dibandingkan dengan perlakuan tanpa coating kitosan, susut bobot salak pondoh dengan perlakuan coating lebih rendah. Gambar 11. Laju perubahan susut bobot salak pondoh kematangan curah selama penyimpanan Selama penyimpanan, senyawa kompleks yang terdapat dalam buah dipecah menjadi molekul sederhana seperti uap air dan karbondioksida yang mudah menguap sehingga buah mengalami pengurangan susut bobot Wills et al. 1981. Persentase susut bobot yang tinggi pada perlakuan tanpa kemasan disebabkan oleh tidak tersedianya penghalang untuk pertukaran udara antara hasil respirasi dan transpirasi buah dengan lingkungan sedangkan pada penyimpanan dengan plastik terdapat barrier terhadap udara dan uap air sehingga susut bobot lebih rendah. Susut bobot salak pondoh kematangan curah tanpa kemasan tinggi begitu juga dengan kerusakannya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh proses respirasi dan transpirasi yang relatif lebih cepat dibandingkan perlakuan pengemasan plastik karena tidak adanya penghalang sehingga berpengaruh pada kerusakan jaringan dan kehilangan air yang tinggi.

4.3.3 Total Vitamin C