Kerusakan salak pondoh kematangan 90

15 pada kemasan plastik tanpa lubang dibandingkan dengan plastik lubang sehingga respirasi dan penurunan mutu lebih lambat. Pada salak pondoh yang memiliki kerusakan tinggi seperti perlakuan plastik kemasan polipropilen lubang, polietilen lubang, dan tanpa kemasan terjadi penurunan kandungan vitamin C dan total asam yang lebih cepat yang diduga karena banyak tersedianya oksigen di lingkungan buah sehingga menjadi pendorong proses respirasi dan oksidasi. Vitamin C mudah rusak karena adanya oksidasi dan rusaknya jaringan buah sedangkan asam organik beserta asam piruvat hasil glikolisis digunakan dalam respirasi siklus krebs yang akan terjadi ketika oksigen tersedia. Ketersediaan oksigen yang terbatas pada salak pondoh yang memiliki kerusakan terkecil, yaitu perlakuan kemasan polipropilen tanpa lubang menimbulkan aroma alkohol pada 18 hari penyimpanan yang diduga karena terjadinya fermentasi.

4.3.1.2 Kerusakan salak pondoh kematangan 90

Berdasarkan laju kerusakan salak pondoh kematangan 90 pada Gambar 6, kombinasi perlakuan coating kitosan 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv dan pengemasan dengan polipropilen tanpa lubang memiliki kerusakan terendah selama penyimpanan yang ditunjukkan dengan laju kerusakan yang terkecil. Pada kombinasi perlakuan coating kitosan 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 dan pengemasan polipropilen tanpa lubang memiliki persentase kerusakan kurang dari 10 pada 12 hari penyimpanan kemudian persentase kerusakan mencapai 12 pada 26 hari penyimpanan. Gambar 6. Laju kerusakan salak pondoh kematangan 90 selama penyimpanan Hasil analisis uji ragam Lampiran 10 menunjukkan bahwa jenis kemasan memberikan pengaruh nyata α=0.05 terhadap persentase kerusakan sedangkan coating kitosan dan interaksi antara jenis kemasan dengan coating kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan salak pondoh tingkat kematangan 90. Hasil uji lanjut Duncan Lampiran 10 menyatakan bahwa jenis kemasan polipropilen tanpa lubang memiliki persentase kerusakan terendah selama penyimpanan dibandingkan dengan kemasan lain. Perbedaan yang nyata pada pengaruh penggunaan plastik polipropilen tanpa lubang terhadap kerusakan dapat disebabkan oleh daya tembus oksigen yang rendah pada plastik polipropilen tanpa lubang sehingga ketersediaan 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 Polipropilen Lubang Polipropilen Tanpa Lubang Polietilen Lubang Polietilen Tanpa Lubang Tanpa Kemasan L aj u Ker u sak an Har i 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 16 oksigen disekitar buah rendah dan respirasi buah lambat yang berakibat pada lambatnya laju kerusakan jaringan buah selama penyimpanan serta kecilnya peluang kontaminasi kapang. Salak pondoh kematangan 90 yang dikemas pada plastik polipropilen lubang, polietilen lubang, dan tanpa kemasan telah mencapai kerusakan lebih besar dari 50 pada 18 hari penyimpanan. Tingginya kerusakan salak pondoh kematangan 90 yang dikemas pada plastik polipropilen lubang, polietilen lubang, dan tanpa kemasan pada 18 hari penyimpanan sebagian besar disebabkan oleh adanya kapang berwarna hitam yang menyebabkan kebusukan terutama pada kemasan plastik berlubang. Hal tersebut diduga karena pengaruh sifat antimikroba dari kitosan sudah tidak dapat menahan lagi pertumbuhan kapang. Selain itu, kemasan berlubang memiliki peluang yang besar untuk terkontaminasi kapang. Salak pondoh kematangan 90 yang memiliki kerusakan rendah selama penyimpanan juga memiliki laju penurunan mutu kimia yang cenderung lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan pengemasan dengan plastik polipropilen tanpa lubang dan polietilen tanpa lubang memiliki laju penurunan kandungan vitamin C, total asam, dan total padatan terlarut yang lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan tanpa kemasan serta plastik berlubang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pengaruh ketersediaan oksigen karena adanya permeabilitas kemasan plastik polipropilen dan polietilen sehingga respirasi yang menggunakan substrat asam organik cenderung lambat serta oksidasi vitamin C oleh oksigen juga lambat. Kerusakan yang rendah pada salak pondoh menimbulkan aroma alkohol pada 18 hari penyimpanan yang diduga selain terjadinya respirasi aerobik juga terjadi fermentasi karena keterbatasan oksigen di dalam kemasan.

4.3.1.3 Kerusakan salak pondoh kematangan curah