27 dibandingkan dengan permeabilitas polipropilen sehingga oksigen tersedia lebih banyak di
lingkungan buah. Menurut Buckle et al 1987, permeabilitas polietilen densitas rendah terhadap oksigen sebesar 55x10
10
cm
3
cm
2
mmdetcmHg sedangkan pada polipropilen sebesar 23x10
10
cm
3
cm
2
mmdetcmHg. Penurunan kandungan asam organik pada salak pondoh terkait dengan proses respirasi
aerobik yang terjadi pada buah yang dalam prosesnya menggunakan asam organik dalam siklus krebs untuk menghasilkan energi, karbondioksida, dan air. Pada perlakuan penyimpanan dengan
plastik polipropilen tanpa lubang, ketersediaan oksigen rendah sehingga proses penggunaan asam organik dalam respirasi aerobik tidak terjadi dengan cepat yang berakibat pada penurunan asam
pada buah cenderung rendah. Penurunan slope total asam yang tinggi selama penyimpanan terjadi pada perlakuan yang memiliki slope kerusakan yang tinggi. Penurunan total asam salak pondoh
kematangan 90 berkaitan dengan kerusakan salak pondoh kematangan 90 karena dipengaruhi oleh keberadaan oksigen.
4.2.4.3 Total asam salak pondoh kematangan curah
Salak pondoh kematangan curah memiliki kecenderungan total asam yang menurun selama penyimpanan. Kandungan awal total asam sebelum dilakukan penyimpanan sebesar 0.98 dan
selama penyimpanan berkisar 0.4-0.9. Penurunan total asam tertinggi selama penyimpanan terdapat pada perlakuan coating kitosan 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv dan kemasan
polipropilen lubang. Penurunan total asam terendah terdapat pada perlakuan coating kitosan 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv dengan kemasan polipropilen dan polietilen tanpa lubang
Gambar 17.
Gambar 17. Laju perubahan total asam salak pondoh kematangan curah selama penyimpanan Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 20, perbandingan coating kitosan dan jenis
kemasan memberikan pengaruh nyata sedangkan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap total asam salak pondoh kematangan curah selama penyimpanan. Uji lanjut Duncan
Lampiran 20 menyatakan bahwa coating kitosan 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv memiliki penurunan total asam terendah selama penyimpanan dan penurunan kandungan total
asamnya berbeda dengan perlakuan coating kitosan 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv. -0,06
-0,05 -0,04
-0,03 -0,02
-0,01 0,00
Polipropilen Lubang
Polipropilen Tanpa Lubang
Polietilen Lubang
Polietilen Tanpa Lubang Tanpa Kemasan
L aj
u P
er u
b ah
an T
o tal
A sam
Har i
0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv
0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv
28 Pengemasan polipropilen tanpa lubang memiliki kecenderungan penurunan total asam
terendah selama penyimpanan dibandingkan penggunaan kemasan lain. Keadaan tersebut diduga karena coating kitosan dan kemasan polipropilen serta polietilen tanpa lubang dapat menjadi
penghalang keberadaan oksigen sehingga laju penurunan total asam rendah. Kandungan total asam salak pondoh kematangan curah menunjukkan laju penurunan yang lebih cepat pada
perlakuan yang memiliki laju kerusakan tinggi selama penyimpanan. Keterkaitan tersebut diduga karena adanya pengaruh keberadaan oksigen di sekitar buah yang mendorong terjadinya respirasi
sehingga digunakan asam organik yang menghasilkan CO
2
dan H
2
O yang mudah menguap. Pada kombinasi perlakuan polipropilen tanpa lubang dan coating kitosan 0.5:100 Kitosan:Asam asetat
1 bv menunjukkan penurunan laju yang rendah dibandingkan dengan perlakuan pengemasan lain begitu juga dengan laju kerusakan pada kombinasi perlakuan yang sama menunjukkan laju
yang rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Ketersediaan oksigen yang rendah pada perlakuan tersebut karena permeabilitas yang rendah terhadap oksigen dan karbondioksida dari plastik
polipropilen tanpa lubang menyebabkan kerusakan jaringan lambat begitu juga penurunan total asam.
4.2.5 Total Padatan Terlarut