Warna kulit salak pondoh

31 Gambar 20. Laju perubahan total padatan terlarut salak pondoh kematangan curah selama penyimpanan 4.3.6 Organoleptik Organoleptik hedonik adalah uji yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis melalui analisa verbal. Nilai yang dipakai pada organoleptik hedonik ini antara lain 5 sangat suka, 4 suka, 3 netral, 2 tidak suka, dan 1 sangat tidak suka. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini berupa warna kulit buah utuh, warna, aroma, tekstur, dan rasa buah salak pondoh yang diuji pada awal penyimpanan, 6 hari, dan 18 hari penyimpanan.

4.3.6.1 Warna kulit salak pondoh

Warna kulit merupakan salah satu parameter yang parameter awal yang dinilai konsumen sebelum memutuskan membeli buah. Warna kulit salak pondoh berwarna kuning kecoklatan dengan warna yang lebih terang pada bagian pangkal. Setelah salak pondoh dilapisi kitosan, warnanya menjadi lebih cerah dibandingkan dengan salak yang tidak dilapisi kitosan. Warna kulit yang disukai panelis berupa kenampakan warna yang cerah, tidak keriput, dan tidak ada spot hitam tanda-tanda kerusakan. Hasil organoleptik kesukaan panelis terhadap warna kulit salak pondoh selama penyimpanan disajikan pada Gambar 21. Pada 6 hari penyimpanan, warna kulit salak pondoh masih disukai panelis pada semua perlakuan. Salak pondoh kematangan 80 yang memiliki kerusakan kurang dari 50 pada 18 hari penyimpanan memiliki warna kulit yang masih disukai hingga 60 panelis. Warna kulit salak pondoh kematangan 80 yang memiliki kerusakan terendah yaitu pelapisan dengan 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 dan pengemasan polipropilen tanpa lubang disukai panelis hingga 18 hari penyimpanan dengan persentase kesukaan hingga 60. Warna kulit salak pondoh dapat dipengaruhi oleh susut bobot buah. Semakin banyak air yang menguap karena respirasi dan transpirasi maka susut bobot semakin tinggi, kulit buah menjadi kering, dan warna kulit salak pondoh terlihat kusam. Pelapisan dan penyimpanan pada plastik kemasan dapat menghalangi pertukaran udara yang dapat menyebabkan peningkatan -0,35 -0,30 -0,25 -0,20 -0,15 -0,10 -0,05 0,00 Polipropilen Lubang Polipropilen Tanpa Lubang Polietilen Lubang Polietilen Tanpa Lubang Tanpa Kemasan L aj u P er u b ah an T P T o B rix Har i 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv 32 respirasi dan transpirasi sehingga susut warna salak pondoh tetap segar dan tidak kusam. Pada 6 hari penyimpanan, warna kulit salak pondoh yang memiliki susut bobot tinggi yaitu perlakuan tanpa kemasan masih dapat diterima panelis dengan persentase panelis yang memberikan penilaian suka berkisar 20-60. Keterangan: A1= 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv A2= 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv A3= 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv B1= Polipropilen lubang B2= Polipropilen tanpa lubang B3= Polietilen lubang B4= Polietilen tanpa lubang B5= Tanpa kemasan Gambar 21. Persentase panelis yang memberikan penilaian suka terhadap warna kulit salak pondoh kematangan 80 selama penyimpanan Keterangan: A1= 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv A2= 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv A3= 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv B1= Polipropilen lubang B2= Polipropilen tanpa lubang B3= Polietilen lubang B4= Polietilen tanpa lubang B5= Tanpa kemasan Gambar 22. Persentase panelis yang memberikan penilaian suka terhadap warna kulit salak pondoh kematangan 90 selama penyimpanan Berdasarkan hasil organoleptik kesukaan panelis terhadap warna kulit salak pondoh selama penyimpanan yang disajikan pada Gambar 22, warna kulit salak pondoh kematangan 90 disukai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kesu k aa n P an elis Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-6 Hari ke-18 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kesu k aa n P an elis Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-6 Hari ke-18 33 panelis hingga 18 hari penyimpanan dengan persentase panelis hingga 70 pada perlakuan yang memiliki kerusakan kurang dari 50. Pada 6 hari penyimpanan, warna kulit salak pondoh masih disukai panelis pada semua perlakuan. Warna kulit salak pondoh kematangan 90 yang memiliki kerusakan terendah yaitu pelapisan dengan 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv dan pengemasan polipropilen tanpa lubang disukai panelis hingga 18 hari penyimpanan dengan persentase kesukaan hingga 30. Pada 6 hari penyimpanan, warna kulit salak pondoh kematangan 90 yang memiliki susut bobot tinggi yaitu perlakuan tanpa kemasan masih dapat diterima panelis dengan persentase panelis yang memberikan penilaian suka berkisar 10-50. Salak pondoh kematangan curah masih dapat diterima panelis hingga 18 hari penyimpanan yang disajikan pada Gambar 23. Semua perlakuan memiliki persentase kesukaan panelis lebih dari 50 selama penyimpanan dan terdapat beberapa perlakuan yang memiliki tingkat kesukaan mencapai 90 pada 18 hari penyimpanan. Warna kulit salak pondoh kematangan curah yang memiliki kerusakan terendah yaitu pelapisan dengan 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv dan pengemasan polipropilen tanpa lubang disukai panelis hingga 18 hari penyimpanan dengan persentase kesukaan hingga 50. Pada 6 hari penyimpanan, perlakuan tanpa kemasan memiliki persentase kesukaan yang rendah dibandingkan perlakuan lain tetapi masih disukai oleh panelis dengan persentase kesukaan panelis mencapai 60. Secara kualitatif, warna kulit salak pondoh pada perlakuan penyimpanan dengan kemasan plastik polipropilen dan polietilen tidak berubah selama penyimpanan tetapi pada perlakuan tanpa pengemasan warna kulit salak pondoh semakin pudar dan kering. Susut bobot salak pondoh yang tinggi pada perlakuan tanpa kemasan menyebabkan permukaan kulit salak pondoh menjadi kering karena kandungan air pada buah salak pondoh menguap tanpa adanya penghalang barrier seperti pada kemasan plastik. Keterangan: A1= 0.3:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv A2= 0.5:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv A3= 0.7:100 Kitosan:Asam asetat 1 bv B1= Polipropilen lubang B2= Polipropilen tanpa lubang B3= Polietilen lubang B4= Polietilen tanpa lubang B5= Tanpa kemasan Gambar 23. Persentase panelis yang memberikan penilaian suka terhadap warna kulit salak pondoh kematangan curah selama penyimpanan

4.3.6.2 Warna daging buah salak pondoh