Skenario 2 Skenario 3 Skenario Penggunaan Lahan Hasil Prediksi Tahun 2026 .1 Skenario 1

70

5.4.2 Skenario 2

Perubahan penggunaan lahan hasil prediksi tahun 2026 berdasarkan skenario 2 seperti ditunjukkan pada Tabel 31 dan Gambar 25. Tabel 31 Perubahan penggunaan lahan periode 2010-2026 hasil prediksi skenario 2 pada berbagai zona Penggunaan Lahan Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Badan Air Hutan 13 2.978 2.344 -22 -1 448 Kebun Campuran -14 -2.325 -1.592 -91 -473 Kebun teh 1 14 Ladang -13 -1.463 -1.343 -134 -156 Lahan terbangun 12 138 244 -39 156 Sawah -6 -91 -118 -66 -9 Semak 8 763 464 82 -1 20 Ket : zona 1 = zona inti, zona 2 = zona rimba, zona 3= zona pemanfaatan zona 4 = zona rehabilitasi zona 5 = zona khusus zona 6 = zona tradisional zona 7 = zona budaya zona 8 = enclave Secara umum lahan hutan mengalami peningkatan luas pada semua zona. Perubahan hutan terbesar terjadi pada zona 4, zona 5, dan zona 8. Lahan terbangun mengalami peningkatan terbesar di zona 5, zona 4 dan zona 8. Semak mengalami peningkatan terbesar terjadi pada zona 4, dan zona 5. Penggunaan lahan kebun campuran berdasarkan skenario 2 mengalami penurunan pada zona 4, zona 5, dan zona 8. Penurunan ladang terbesar terjadi pada zona 4, zona 5. Penurunan sawah terbesar terjadi pada zona 4, zona 5, dan zona 6. Peningkatan lahan hutan yang diikuti dengan penurunan ladang, kebun campuran, dan sawah sebagian besar terjadi di zona 4 dan zona 5. Hal dikarenakan adanya restorasi hutan dari penggunaan lahan kebun campuran, ladang, dan sawah pada zona-zona tersebut. 71 Gambar 25. Penggunaan lahan hasil prediksi tahun 2026 dengan skenario 2 72

5.4.3 Skenario 3

Perubahan penggunaan lahan hasil prediksi tahun 2026 berdasarkan skenario 3 seperti ditunjukkan pada Tabel 32 dan Gambar 26. Tabel 32 Perubahan penggunaan lahan periode 2010-2026 hasil prediksi skenario 3 pada berbagai zona Penggunaan Lahan Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Badan Air Hutan 61 900 32 4.461 3.459 98 -1 841 Kebun Campuran -6 -177 -14 -2.378 -1.553 -74 -560 Kebun teh 3 14 Ladang -26 -511 -18 -1.664 -1.469 -134 -212 Lahan terbangun 26 16 139 327 -39 87 Sawah -21 -6 -163 -380 -66 -92 Semak -29 -220 -10 -395 -384 -2 1 76 Ket : zona 1 = zona inti, zona 2 = zona rimba, zona 3 = zona pemanfaatan zona 4 = zona rehabilitasi zona 5 = zona khusus zona 6 = zona tradisional zona 7 = zona budaya zona 8 = enclave Secara umum lahan hutan mengalami peningkatan luas pada semua zona. Perubahan hutan terbesar terjadi pada zona 4, zona 5, zona 2, dan zona 8. Lahan terbangun mengalami peningkatan terbesar di zona 5 dan zona 4. Penggunaan lahan kebun campuran berdasarkan skenario 3 mengalami penurunan pada zona 4, zona 5, dan zona 8. Penurunan ladang terbesar terjadi pada zona 4, zona 5 dan zona 2. Penurunan semak terbesar terjadi pada zona 4, zona 3, dan zona 2. Peningkatan lahan hutan yang diikuti dengan penurunan ladang, kebun campuran, sawah dan semak sebagian besar terjadi di zona 4, zona 5, zona 2, dan zona 8. Hal dikarenakan adanya restorasi hutan dari penggunaan lahan kebun campuran, ladang, sawah dan semak pada zona-zona tersebut. Secara umum, berdasarkan 4 skenario di atas, zona 4, zona 5 dan zona 8 merupakan wilayah dengan perubahan penggunaan lahan yang dinamis. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan luas hutan dan diikuti dengan peningkatan penggunaan kebun campuran , ladang, sawah, dan lahan terbangun. Faktor utama yang mempengaruhi perubahan tersebut antara lain, kepadatan penduduk, kepadatan tenaga pertanian, dan jarak ke jalan. Selain itu, status kawasan berupa zona rehabilitasi, zona khusus dan enclave mempengaruhi perubahan penggunaannya. Hal ini ditandai dengan kondisi penggunaan lahan aktual tahun 2010 yang di dominasi oleh penggunaan lahan kebun campuran, ladang, sawah dan semak. 73 Gambar 26. Penggunaan lahan hasil prediksi tahun 2026 dengan skenario 3 74

5.5 Arahan Penggunaan Lahan Kawasan TNGHS