42 Kebun campuran yang didominasi jenis tanaman karet yang dimiliki
masyarakat berada pada dataran rendah dan dekat dengan lokasi permukiman. Kebun campuran dapat diidentifikasi dari warnanya yang hijau bercampur kuning
polanya yang tidak teratur dan teksturnya yang kasar.
Kebun Teh. Perkebunan teh merupakan area yang ditanami tanaman teh
yang dikelola pada pola tertentu. Lokasi perkebunan teh dimiliki oleh swasta yang berada pada daerah dataran tinggi. Pada citra Landsat perkebunan teh mudah
dikenali dengan melihat elemen warnanya yang hijau muda dan kuning terang, dan bertekstur halus. Pada kawasan TNGHS lokasi perkebunan teh berada pada
enclave.
Ladang. Kelas penggunaan lahan ladang merupakan areal pertanian
berupa tanah ladangtegalan. Ladang biasanya ditanami tanaman setahun yang bercampur dengan semakbelukar. Pada citra Landsat ladangtegalan terlihat
berwarna hijau agak tua dengan tekstur kasar yang berbaur dengan permukiman.
Lahan terbangun. Kelas penggunaan lahan terbangun terdiri kelas areal
permukiman dan bangunan perusahaan. Obyek ini memiliki pola teratur mengikuti jalan dan berdekatan dengan sawah yang berbaur dengan vegetasi.
Sedangkan bangunan perusahaan memiliki pola teratur. Lahan terbangun dapat terlihat jelas dengan warna merah tua.
Sawah. Sawah merupakan areal yang ditutupi oleh tanaman padi yang
terdiri atas pertanian lahan basah dan sawah tadah hujan yang dicirikan oleh pola pematang atau irigasi. Kelas ini merupakan gabungan dari beberapa fase
penutupan antara lain : sawah fase tanam air di mana padi baru saja ditanam dengan umur sekitar satu bulan, sawah fase vegetatif-siap panen di mana padi
berumur sekitar 2-4 bulan, dan sawah fase bera yang merupakan fase istirahat di mana pada areal ini hanya terdapat sisa tegakan jerami yang sudah dipanen. Pada
citra, tanaman pertanian lahan basah ditampilkan dengan warna beragam. Pada citra Landsat, sawah fase air ditampilkan berwarna biru tua dengan tekstur halus,
sawah fase vegetatif berwarna hijau muda dengan tekstur halus, sawah fase generatif berwarna kuning dengan tekstur halus dan sawah fase bera berwarna
ungu kemerahan dengan tekstur halus.
Semak. Semakbelukar pada citra memiliki warna hijau kekuningan dengan
tekstur yang halus, memiliki pola yang tidak teratur, dan umumnya dijumpai diperbatasan antara hutan dengan lahan budidaya kebun campuran atau ladang.
Semak dapat berupa lahan yang ditumbuhi sedikit vegetasiterbuka termasuk di antaranya batuan puncak gunung, lahan terbuka bekas kebakaran, lahan bekas
tambang, dan lahan terbuka untuk persiapanpembukaan lahan.
Kemampuan dan pengalaman interpreter menjadi penting di dalam melakukan interpretasi visual disamping penguasaan kunci dan pedoman
interpretasi citra di dalam rangka mengurangi subjektifitas penilaian interpretasi citra. Peta citra Landsat kawasan TNGHS tertera pada lampiran 1 dan lampiran 2.
5.1.2 Uji Hasil Interpretasi
Untuk menilai seberapa besar tingkat ketepatan hasil interpretasi citra Landsat perlu dilakukan uji akurasinya sebagai evaluasi terhadap kondisi yang
sebenarnya di lapangan. Keakuratan tersebut, meliputi : kebenaran jumlah piksel area contoh yang diklasifikasikan, pemberian nama secara benar, dan persentase
43 banyaknya piksel dalam masing-masing kelas serta persentase kesalahan total.
Matrik Kesalahan, Akurasi dan Nilai Kappa Citra Landsat Kawasan TNGHS disajikan pada Tabel 11 dibawah ini
Tabel 11 Matrik Kesalahan, Akurasi dan Nilai Kappa Citra Landsat Kawasan TNGHS
Jenis Tutupan Lahan
Data Referensi Jumlah
Hasil Interpretasi Badan
Air Hutan
Kebun Campuran
Kebun Teh
Ladang Lahan
terbangun Sawah
Semak Badan Air
1 1
Hutan 45
2
47
Kebun Campuran 29
29
Kebun Teh 5
5
Ladang 4
22 26
Lahan terbangun 7
7
Sawah 2
2 11
15
Semak 1
4 15
20 Jumlah
1 46
39 5
24 7
11 17
150
Akurasi hasil klasifikasi pada citra Landsat resolusi 30 m, nilai overall
accuracy yang diperoleh sebesar 90,00 dan kappa accuracy mencapai 87,83. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode Stratified Random Sampling, hasil
interpretasi tutupan penggunaan lahan di kawasan TNGHS memiliki ketelitian 90.
Nilai overall accuracy menguji titik-titik uji dengan menghitung nilai diagonal yaitu titik interpretasi yang sama jenis penggunaan lahannya dengan
hasil cek lapangan. Kappa accuracy mempertimbangkan comission dan omission. Hal ini menyebabkan nilai Overall Accuracy memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Kappa Accuracy.
Users Accuracy
Produsers Accuracy
Omission Comission
Overall Accuracy
Kappa Accuracy
100 100
90.00 87,83
96 98
2 4
100 74
26 100
100 85
92 8
15 100
100 73
100 27
75 88
12 25
44
5.1.3 Luas Perubahan Penggunaan Lahan
Luas perubahan penggunaan lahan di kawasan TNGHS tahun 2000 dan 2010 tertera pada Tabel 12 dan Gambar 19.
Tabel 12 Luas perubahan penggunaan lahan di kawasan TNGHS tahun 2000-2010 Penggunaan Lahan
2000 2010
Perubahan ha
Ha ha
Badan Air 169
0,15 169
0,15 0,00
Hutan 71.621 63,43
65.349 57,88 -6.272 -5,55
Kebun Campuran 10.180
9,02 10.856
9,61 676
0,60 Kebun Teh
1.624 1,44
1.987 1,76
363 0,32
Ladang 7.259
6,43 9.753
8,64 2.494
2,21 Lahan terbangun
657 0,58
1.040 0,92
383 0,34
Sawah 7.129
6,31 8.772
7,77 1.643
1,46 Semak
14.273 12,64 14.986 13,27
713 0,63
Jumlah 112.912 100,00
112.912 100,00 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2000-2010,
badan air memiliki luas penggunaan lahan 169 ha atau 0,15 dari luas wilayah kawasan TNGSH. Selama periode tahun 2000 - 2010, penggunaan lahan badan air
tidak berubahtetap
Perubahan penggunaan lahan terbesar terjadi pada kawasan hutan yang mengalami pengurangan sebesar 5,55. Penurunan luasan hutan diikuti oleh
kenaikan luasan ladang sebesar 2,21 , sawah sebesar 1,46, semak sebesar 0,63, kebun campuran sebesar 0,60 , lahan terbangun sebesar 0,63 dan
kebun teh sebesar 0,32 . Perbandingan peta penggunaan lahan di kawasan TNGHS tahun 2000 dan 2010 disajikan pada Gambar 20.
Gambar 19 Grafik perubahan penggunaan lahan kawasan TNGHS periode 2000-2010
45
a Peta penggunaan lahan kawasan TNGHS tahun 2000
b Peta penggunaan lahan kawasan TNGHS tahun 2010 Gambar 20 Perbandingan peta penggunaan lahan di kawasan TNGHS
tahun 2000 dan 2010
46
5.1.4 Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pada Berbagai Zona