model spasial perubahan penggunaan lahan, dan 4 merumuskan arahan rencana penggunaan lahan di kawasan TNGHS. Bagan alir penelitian tertera pada Gambar
3.
Tujuan pertama yaitu analisis perubahan penggunaan lahan meliputi proses interpretasi citra Landsat tahun 2000 dan 2010. Klasifikasi peta
penggunaan lahan, uji interpretasi penggunaan lahan tahun 2010 dan tumpang susun antara peta penggunaan lahan tahun 2000 dan 2010. Tujuan kedua yaitu
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan tahun 2000-2010 menggunakan metode regresi logistik biner. Tujuan ketiga yaitu
memprediksi penggunaan lahan tahun 2026 melalui pemodelan spasial perubahan penggunaan lahan menggunakan metode CLUE-S melalui beberapa skenario.
Tujuan keempat yaitu merumuskan arahan rencana pengelolaan TNGHS dan menyusun skenario kebijakan pengendalian perubahan penggunaan lahan terkait
dengan pemanfaatan zonasi kawasan TNGHS.
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data
Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah poligon penggunaan lahan di kawasan TNGHS. Matrik hubungan antara tujuan, jenis data,
sumber data teknik analisis dan keluaran tertera pada Tabel 1.
3.6.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan 3.6.1.1 Analisis Citra Landsat Tahun 2000 dan 2010
Tahapan yang dilakukan dalam interpretasi citra Landsat untuk wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebagai berikut :
a. Pemotongan Batas Area Penelitian Pemotongan batas area penelitian diperlukan untuk melakukan clip citra
Landsat pathrow 122065 untuk memperoleh wilayah yang akan dianalisis, yaitu kawasan TNGHS. Metode yang digunakan adalah extract by mask, yaitu
memotong citra Landsat dengan wilayah batas kawasan TNGHS.
b. Rektifikasi Citra Citra Landsat terlebih dahulu direktifikasikoreksi geometrik agar
posisinya sesuai dengan posisi objek di permukaan bumi. c. Interpretasi citra Landsat
Interpretasi citra landat dilakukan untuk mengklasifikasikan penggunaan lahan dan analisis perubahan penggunaan lahan. Klasifikasi penggunaan lahan
yang digunakan mengacu pada sistem klasifikasi Badan Planologi Kementerian Kehutanan berdasarkan kepada Permenhut No.67Menhut-II2006b tentang
Kriteria dan Standar Inventarisasi Hutan.
Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan teknik interpretasi visual digitize on screen pada skala 1 : 25.000, dengan pendekatan unsur yang
meliputi rona berkaitan dengan warna derajat keabuan suatu objek, tekstur frekuensi perubahan rona, pola susunan keruangan obyek, ukuran, bentuk
berkaitan langsung terhadap bentuk umum, konfigurasi atau kerangka dari bentuk obyek tunggal, bayangan dan situs lokasi suatu obyek terhadap obyek
yang lain Lillesand dan Kiefer 1997, asosiasikorelasi Sutanto 1986.
Gambar 3 Bagan Alir Penelitian
Citra Landsat Tahun 2000 dan
2010
Interpretasi dan Klasifikasi Cek Lapangan,
Citra Google Earth
Peta Penggunaan
Lahan tahun 2000 dan 2010
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Analisis Faktor-faktor penyebab
Perubahan Penggunaan Lahan
MODEL CLUE-S
Validasi Model
Model Perubahan Penggunaan Lahan
Simulasi prediksi perubahan lahan
Skenario Perubahan Lahan
1. Kepadatan penduduk
2. Kepadatan tenaga kerja pertanian
3. Jenis Tanah 4. Formasi Geologi
5. Elevasi 6. Kemiringan Lereng
7. Curah Hujan 8. Jarak ke Jalan
9. Jarak ke pusat kota 10. Jarak ke kota terdekat
11. Jarak ke sungai
1. Zona Inti 2. Zona Rimba
3. Zona Pemanfaatan 4. Zona Lain
Arahan Rencana Penggunaan Lahan di TNGHS Koefisien Regresi Logistik
Elastisitas Kebutuhan Lahan
Tidak Ya
Regulasi dan Peraturan Terkait Pengelolaan TN
- Permenhut No. P56Menhut-
II2006a tentang Pedoman
Zonasi Taman Nasional -
Permenhut No. P26Menhut- II2010 tentang Pedoman Teknis
Rehabilitasi Hutan dan Lahan -
Rencana Pengelolaan TNGHS Periode 2007 - 2026
Tabel 1 Hubungan antara tujuan, jenis data, sumber data, teknik analisis dan keluaran
NO TUJUAN
JENIS DATA SUMBER
DATA TEKNIK
ANALISIS KELUARAN
1 Menganalisis
perubahan penggunaan
lahan Penggunaan
Lahan Citra Landsat
tahun 2000 dan 2010
Interpretasi visual, klasifikasi,
analisis tumpang susun SIG
Peta penggunaan
lahan tahun 2000 dan 2010
2 Menganalisis
faktor yang mempengaruhi
perubahan penggunaan
lahan - Faktor Fisik Jenis
tanah, Formasi Geologi,Elevasi,
kemiringan lereng, Curah hujan
- Faktor Sosial Ekonomi
Kepadatan penduduk,
Kepadatan tenaga kerja pertanian
- Aksesibilitas jarak ke jalan,
jarak ke kota terdekat, jarak ke
pusat kota dan jarak ke sungai
Peta geologi, peta jenis tanah, peta
lereng, peta curah hujan, peta RBI
dan peta Administrasi,
Potensi desa 2000 dan 2010.
Analisis tumpang susun SIG,
regresi logistik Faktor yang
mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan hutan
menjadi non hutan
3 Memprediksi
penggunaan lahan tahun
2026 - Data kebutuhan
penggunaan lahan - Koefisien hasil
regresi logistik tiap jenis
penggunaan lahan - Nilai elastisitas
perubahan penggunaan lahan
- Penggunaan lahan tahun
2000 dan 2010 - Driving factor
yang mempengaruhi
perubahan penggunaan
lahan - Model CLUE-S
- Model spasial
penggunaan lahan
- Peta prediksi penggunaan
lahan tahun 2026
4 Merumuskan
arahan rencana penggunaan
lahan di TNGHS
- Peta prediksi perubahan lahan
- Regulasi dan peraturan terkait
pengelolaan TN Hasil tujuan
ke-3 - Model CLUE-S
- Analisis tumpang susun
Arahan rencana
penggunaan lahan TNGHS
Kombinasi citra Landsat yang digunakan adalah 5-4-3 RGB karena memiliki informasi terbaik untuk identifikasi penggunaan lahan. Kurniawan,
2012.Citra Landsat tahun 2000 dan 2010 di interpretasi menjadi peta penggunaan lahan tahun 2000 dan 2010. Analisis perubahan lahan tahun 2000 dan 2010
menghasilkan matriks perubahan lahan, contoh matrik disajikan pada pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks perubahan penggunaan lahan tahun t
- t
1
Tipe penggunaan lahan Tahun t
1
B H
K Kt
L Lt
Sw S
T ahu
n
t B
- -
- -
- -
- B t
H -
- -
- -
- -
H t K
- -
- -
- -
- Kt t
Kt -
- -
- -
- -
Kt t L
- -
- -
- -
- Lt t
Lt -
- -
- -
- -
Sw t Sw
- -
- -
- -
- Sw t
S -
- -
- -
- -
S t Jumlah
B t Ht
1
Kt
1
Ktt
1
Lt
1
Ltt
1
Sw t
1
S t
1 1
= Tetap = Berubah
Keterangan : B= Badan Air, H=Hutan, K=Kebun Campuran, Kt= Kebun Teh, L=Ladang, Lt= Lahan terbangun, Sw= Sawah dan S=Semak
Analisis perubahan penggunaan lahan dilakukan melalui proses tumpang susun overlaying antara peta penggunaan lahan tahun 2000 dan tahun 2010
menggunakan software ArcGIS. 3.6.1.2 Pengujian Hasil Interpretasi
Hasil interpretasi penggunaan lahan pada citra satelit perlu diuji untuk mengetahui akurasi dari interpretasi. Pengambilan titik uji menggunakan bantuan
perangkat lunak Erdas Imagine dengan metode Stratified Random Sampling, yaitu : metode pengambilan titik berstrata secara acak sesuai luas penggunaan lahan di
tiap kelas, sehingga kelas yang mempunyai luasan yang lebih besar akan memiliki nilai uji yang lebih banyak proporsional. Untuk meningkatkan akurasi pengujian
hasil interpretasi maka titik uji ditentukan sebanyak 150 titik.
Untuk menghitung besarnya akurasi hasil klasifikasi dapat diuji dengan menggunakan matrik kesalahan confusion matrix. Akurasi klasifikasi umumnya
dilakukan dengan metode overall accuracy. Selain itu dihitung pula besarnya akurasi pembuatan producer accuracy, akurasi pengguna users accuracy, dan
akurasi umum overall accuracy serta akurasi kappa kappa accuracy.
Nilai Overall Accuracy dan Kappa Accuracy dihitung dengan menggunakan error matrix dimana barisnya adalah kelas penggunaan lahan hasil interpretasi
citra dan kolomnya adalah kelas penggunaan lahan hasil cek lapangan atau cek menggunakan citra resolusi tinggi Quick Bird dan Google Earth. Matriks dan
rumus Kappa Accuracy yang digunakan pada penelitian ini tertera pada Tabel 3 Jensen 1996.
Tabel 3 Matriks Kesalahan Error Matrix
Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi
Penggunaan Lahan P
i+
P
i+
......... ..........
P
i+
Jumlah P
X
+i 11
X
+i
P
+i
X
11
X ......
+i
X
11
X ......
+i
X
11
X P
+i +i
X X
mn
Jumlah
+i
X X
i+
X
i+
X
i+
X
i+
N
i+
Keterangan : P
+i
: Jenis penggunaan lahan hasil interpretasi P
i+
: Jenis penggunaan lahan hasil validasi X
+i
X : Jumlah titik hasil interpretasi pada jenis penggunaan lahan ke-i
i+
X : Jumlah titik hasil validasi pada jenis penggunaan lahan ke-i
ii
bersesuaian dengan penggunaan lahan hasil validasi : Jumlah jenis penggunan lahan ke-i hasil interpretasi yang
i : Baris atau kolom
r : Jumlah tipe penggunaan lahan
N : Jumlah titik penggunaan lahan yang dilakukan validasi
k : Nilai Kappa
Pengujian nilai klasifikasi diharapkan mendapatkan nilai Overall Accuracy di atas 85 Jensen 1996.
3.6.2 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan