Kebijakan Spasial dan Pembatasan Area Simulasi model

mendekati 1 berarti suatu jenis penggunaan lahan sulit untuk berubah menjadi penggunaan lainnya. Matriks konversi adalah nilai yang menunjukkan suatu jenis penggunaan lahan boleh berubah menjadi penggunaan lahan lainnya. Nilai matriks konversi adalah angka 0 dan 1. Angka 1 menunjukkan konversi boleh terjadi sedangkan angka 0 adalah konversi tidak boleh terjadi, sebagau contoh penggunaan lahan badan air hanya akan terkonversi menjadi air lagi nilai 1, sedangkan untuk menjadi jenis penggunaan lain tidak diperbolehkan nilai 0. Dalam hal ini nilai matriks konversi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari matrik perubahan penggunaan lahan periode tahun 2000-2010.

3.6.3.5 Kebijakan Spasial dan Pembatasan Area

Kebijakan spasial dan pembatasan area merupakan kebijakan terkait dengan area spesifik yang akan direstorasidireklamasidirehabilitasi dan juga terkait dengan wilayah mana yang tidak dijinkan untuk di konversi, misalnya kawasan lindung dan kawasan pertanian lahan basah. Adapun kebijakan spasial dan pembatasan area yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 1 pembatasan area pada zona inti dan zona rimba, 2 rehabilitasi hutan pada penggunaan lahan semak di zona rehabilitasi setiap tahun, 3 restorasi hutan pada zona rehabilitasi, 4 restorasi hutan pada zona inti, zona rimba dan zona rehabilitasi. Kebijakan dan pembatasan penggunaan lahan dilakukan untuk simulasi prediksi penggunaan lahan dengan beberapa skenario dan hasilnya digunakan untuk merumuskan arahan rencana penggunaan lahan. Skenario yang digunakan dalam model spasial perubahan penggunaan lahan merupakan kombinasi dari modul kebutuhan penggunaan lahan dan modul kebijakan spasial dan pembatasan area.

3.6.3.6 Simulasi model

Simulasi model menggunakan CLUE-S berbasis pada Cellular automata. Mekanisme perubahan penggunaan lahan didasarkan pada kesesuaian penggunaan lahan menggunakan nilai koefisien regresi logistik, kebijakan dan pembatasan penggunaan lahan, lokasi spesifik, dan nilai elastisitas penggunaan lahan berdasarkan faktor-faktor penentu penggunaan lahan. Simulasi berasal dari penggunaan lahan awal sebagai acuan lokasi penggunaan lahan. Luas probabilistik kemudian dihitung oleh model berdasarkan nilai koefisien regresi logistik dan dibandingkan dengan luas kebutuhan penggunaan lahan. Tahap berikutnya dalam simulasi model adalah mengecek apakah ada batasan kebijakan dan lokasi spesifik penggunaan lahan di areal tertentu. Tahap perubahan penggunaan lahan di setiap jenis penggunaan lahan didasarkan pada matriks konversi penggunaan lahan. Apabila luas alokasi sesuai dengan kebutuhan penggunaan lahan, maka simulasi dapat dilanjutkan dan menghasilkan peta penggunaan lahan per tahun sampai pada akhir tahun yang ditentukan. Apabila luas alokasi penggunaan lahan belum sesuai dengan kebutuhan penggunaan lahan, maka perlu dilakukan pengaturan kembali elastisitas penggunaan lahan.

3.6.3.7 Validasi model