Konversi Jenis Penggunaan Lahan

62 terbangun, kemudian 0.859 pada hutan, 0.835 pada kebun campuran, 0.788 pada sawah, 0.767 pada ladang dan semak memiliki nilai ROC terkecil sebesar 0.705. Nilai exp β merupakan peluang suatu penggunaan lahan meningkat apabila exp β 1 dan menurun apabila exp β 1. Nilai exp β untuk tiap penggunaan lahan tahun 2010 tertera pada Tabel 25. Tabel 25 Nilai exp β untuk tiap penggunaan lahan tahun 2010 Variabel Bebas Penggunaan Lahan Badan Air Hutan Kebun Campuran Kebun Teh Ladang Lahan terbangun Sawah Semak Kepadatan penduduk 1.203 0.048 Kepadatan Tenaga Pertanian 0.773 Formasi geologi 0.915 1.119 0.756 1.318 1.209 Jenis tanah 0.891 1.044 0.849 1.091 1.061 1.032 Elevasi 0.263 3.517 0.290 0.677 0.640 .613 Kemiringan Lereng 1.171 0.418 0.861 0.672 0.706 1.223 Curah hujan 2.640 0.774 0.772 0.793 1.267 Jarak ke jalan 2.993 0.577 0.013 0.511 0.026 0.440 .630 Jarak ke pusat kota 1.192 0.900 0.636 0.842 0.796 0.832 Jarak ke kota terdekat 1.108 0.718 2.536 1.073 .864 Jarak ke sungai 0.091 1.052 0.935 0.652 0.779 1.064 Konstanta 1.203 0.048 Akurasi ROC 0.773 Peluang penggunaan lahan air meningkat utamanya dipengaruhi oleh curah hujan dengan nilai exp β tertinggi sebesar 2,640. Peluang penggunaan lahan hutan meningkat utamanya dipengaruhi oleh elevasi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 3,517. Peluang penggunaan kebun campuran meningkat utamanya dipengaruhi oleh formasi geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,119. Peluang penggunaan kebun teh meningkat utamanya dipengaruhi oleh jarak ke kota terdekat dengan nilai exp β tertinggi sebesar 2,536. Peluang penggunaan ladang meningkat utamanya dipengaruhi oleh formasi geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,318. Peluang penggunaan lahan terbangun meningkat utamanya dipengaruhi oleh jarak ke pusat kota dengan nilai exp β tertinggi sebesar 0,796. Peluang penggunaan lahan sawah meningkat utamanya dipengaruhi oleh formasi geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,209. Peluang penggunaan lahan semak meningkat utamanya dipengaruhi oleh curah hujan dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,267.

5.3.3 Konversi Jenis Penggunaan Lahan

Pengaturan konversi penggunaan lahan dibagi atas dua jenis, yaitu : elastisitas konversi conversion elasticity dan matriks konversi conversion matrix dari setiap penggunaan lahan. Elastisitas konversi adalah nilai peluang penggunaan lahan dapat berubah. Penetapan nilai elastisitas diperoleh dari model CLUE-S yang pernah dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi di wilayah kawasan TNGHS tertera pada Tabel 26. Nilai elastisitas berada diantara 0 dan 1. Nilai elastisitas yang semakin mendekati 1 berarti suatu jenis penggunaan lahan sulit untuk berubah menjadi penggunaan lahan lain. Penggunaan nilai elastisitas prediksi tahap 1 dan tahap 2 adalah sama, yaitu menggunakan nilai elastisitas tahap 1. Penggunaan lahan badan air , kebun teh, dan lahan terbangun bernilai 1.0, artinya penggunaan lahan tersebut sulit untuk berubah ke penggunaan 63 lain. Penggunaan lahan yang mempunyai elastisitas yang paling tinggi adalah kebun campuran, ladang dan semak dengan nilai 0,5. Tabel 26 Nilai elastisitas konversi tiap jenis penggunaan lahan No Penggunaan Lahan Nilai Elastisitas 1 Badan Air 1,0 2 Hutan 0,9 3 Kebun Campuran 0,5 4 Kebun teh 1,0 5 Ladang 0,5 6 Lahan terbangun 1,0 7 Sawah 0,7 8 Semak 0,5 Matriks konversi adalah nilai yang menunjukan suatu jenis penggunaan lahan boleh berubah menjadi penggunaan lahan lain. Nilai matriks konversi adalah angka 0 dan 1. Angka 1 menunjukan konversi boleh terjadi, sedangkan 0 adalah konversi tidak boleh terjadi, contohnya matriks untuk penggunaan lahan badan air bahwa air hanya akan terkonversi menjadi air lagi nilai 1, sedangkan untuk menggunakan jenis lain tidak diperbolehkan nilai 0. Matrik konversi ini diperoleh dari matrik perubahan penggunaan lahan tahun 2000-2010. Matriks konversi tiap jenis penggunaan lahan tertera pada Tabel 27. Tabel 27 Matriks konversi tiap jenis penggunaan lahan Penggunaan Lahan Badan Air Hutan Kebun Campuran Kebun Teh Ladang Lahan terbangun Sawah Semak Badan Air 1 Hutan 1 1 1 1 1 1 Kebun Campuran 1 1 1 1 1 1 Kebun Teh 1 1 Ladang 1 1 1 1 1 1 Lahan terbangun 1 Sawah 1 1 1 1 1 Semak 1 1 1 1 1 1 1

5.3.4 Kebijakan Spasial dan Pembatasan Area