58 peningkatan antara lain kebun campuran sebesar 10.6, ladang sebesar 12,3,
lahan terbangun sebesar 1,5, dan sawah sebesar 10,3. Pada skenario 2 akan terjadi peningkatan luas kebutuhan lahan hutan
menjadi 63,0, lahan terbangun sebesar 1,5, dan semak sebesar 14,5.. Penggunaan lahan yang mengalami penurunan antara lain kebun campuran
sebesar 5.6, ladang sebesar 6,0, dan sawah sebesar 7,6.
Dengan skenario 3 akan terjadi peningkatan luas kebutuhan lahan hutan menjadi 66,6, dan lahan terbangun sebesar 1,5. Penggunaan lahan yang
mengalami penurunan luas kebutuhan lahannya antara lain kebun campuran, ladang, sawah dan semak masing-masing sebesar 5.4, 5.2 , 7.2, dan 12.3.
5.3.2 Peluang Pengalokasian Penggunaan Lahan
Alokasi penggunaan lahan adalah nilai peluang perubahan penggunaan lahan di tiap sel berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi tiap jenis
penggunaan lahan. Alokasi penggunaan lahan tiap sel diperoleh dari hasil regresi logistik biner untuk tiap jenis penggunaan lahan. Nilai koefisien hasil regresi
logistik biner disimpan dalam file alloc1.reg yang digunakan pada saat simulasi untuk menghitung luas probabilistik penggunaan lahan dan alokasi penggunaan
lahan tiap sel. Nilai Koefisien alokasi penggunaan lahan tiap sel akan dibandingkan dengan setiap jenis penggunaan lahan dan setiap jenis variabel yang
mempengaruhinya. Nilai ini akan kompetitif menentukan apakah penggunan lahan tersebut tetap atau berubah
menjadi penggunaan lahan lain. Nilai koefisien β kesesuaian lokasi penggunaan lahan tiap sel hasil regresi logistik biner tahun 2000
tertera pada Tabel 22. Tabel 22 Faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan tiap penggunaan lahan
tahun 2000
Variabel Bebas Penggunaan Lahan
Badan Air
Hutan Kebun
Campuran Kebun
Teh Ladang
Lahan terbangun
Sawah Semak
Kepadatan penduduk -0.364
Kepadatan Tenaga Pertanian -0.189
-16.932
Formasi geologi -0.094
0.119 -0.358
0.317 0.248
0.037 Jenis tanah
-0.089 0.052
-0.176 0.047
0.069 0.050
Elevasi -1.011
1.296 -1.350
-0.451 -0.364
-0.257 -0.620
Kemiringan Lereng 0.237
-1.140 -0.306
-0.656 -0.413
0.203 Curah hujan
0.508 0.084
0.233 0.293
-0.532 0.184
Jarak ke jalan 1.063
-0.705 -5.261
-0.753 -3.037
-0.796 -0.553
Jarak ke pusat kota -0.665
0.187 -0.062
-0.528 -0.136
-0.154 Jarak ke kota terdekat
0.057 -0.164
1.169 Jarak ke sungai
-2.283 0.061
-0.238 Konstanta
4.566 -6.449
2.218 24.568
-1.201 -0.276
1.031 -0.377
Akurasi ROC 0.937
0.854 0.831
0.972 0.762
0.863 0.800
0.716
Air pada tahun 2000 berdasarkan hasil regresi logistik dipengaruhi oleh elevasi, curah hujan, jarak ke pusat kota, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien
tertinggi yaitu variabel jarak ke sungai sebesar -2,283. Kelas jarak ke sungai adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari sungai. Nilai minus berarti
penggunaan lahan air dipengaruhi oleh jarak yang terdekat dari sungai.
Hutan pada tahun 2000 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota, jarak
ke kota terdekat, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel
59 elevasi sebesar 1,296. Kelas elevasi adalah ketinggian tempat dari yang terendah
sampai yang tertinggi. Nilai plus berarti penggunaan lahan hutan dipengaruhi utamanya oleh elevasi dengan nilai yang tinggi.
Kebun campuran pada tahun 2000 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, curah hujan, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota, dan jarak ke kota
terdekat. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel elevasi sebesar -1,350. Kelas elevasi adalah ketinggian tempat dari yang terendah sampai yang tertinggi. Nilai
minus berarti penggunaan lahan kebun campuran dipengaruhi utamanya oleh elevasi dengan nilai yang rendah.
Kebun teh pada tahun 2000 dipengaruhi oleh kepadatan tenaga kerja pertanian, formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, jarak ke jalan,
jarak ke pusat kota, dan jarak ke kota terdekat. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel kepadatan tenaga pertanian sebesar -16,932. Kelas kepadatan tenaga
pertanian adalah kepadatan tenaga pertanian dalam jiwa per hektar yang terkecil hingga terbesar. Nilai minus berarti penggunaan lahan kebun campuran
dipengaruhi utamanya oleh kepadatan tenaga pertanian yang terkecil.
Ladang pada tahun 2000 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, jarak ke jalan, dan jarak ke pusat kota. Nilai koefisien
tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -0,753. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari jalan. Nilai minus berarti penggunaan
lahan ladang dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Lahan terbangun pada tahun 2000 dipengaruhi oleh kemiringan lereng, curah hujan dan jarak ke jalan. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke
jalan sebesar -3,037. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari jalan. Nilai minus berarti penggunaan lahan terbangun dipengaruhi
utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Sawah pada tahun 2000 dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, jarak
ke pusat kota, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -0,796. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga
terjauh dari jalan. Nilai minus berarti penggunaan lahan sawah dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Semak pada tahun 2000 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, dan jarak ke jalan. Nilai koefisien
tertinggi yaitu variabel elevasi sebesar -0,620. Kelas elevasi adalah ketinggian tempat dari yang terendah sampai yang tertinggi. Nilai minus berarti penggunaan
lahan semak dipengaruhi utamanya oleh elevasi dengan nilai yang rendah.
Hasil dari analisis regresi logistik diuji ketepatannya dengan menggunakan metode ROC Relative Operating Characteristic. Nilai ketepatan ini biasanya
berada pada ROC diantara 0.5 sampai 1.0. Nilai 1.0 mengindikasikan hasil perhitungan yang sempurna, sedangkan nilai 0.5 mengindikasikan bahwa hasil
tersebut karena pengaruh acakan saja Pontius dan Scheneider 2001.
Hasil ROC paling tinggi adalah 0.972 diperoleh oleh penggunaan lahan kebun teh, kemudian 0.937 pada badan air, selanjutnya 0.863 pada lahan
terbangun, kemudian 0.854 pada hutan, 0.831 pada kebun campuran, 0.800 pada sawah, 0.762 pada ladang dan semak memiliki nilai ROC terkecil sebesar 0.716.
60 Nilai exp β merupakan peluang suatu penggunaan lahan meningkat
apabila exp β 1 dan menurun apabila exp β 1. Nilai exp β untuk tiap penggunaan lahan tahun 2000 tertera pada Tabel 23.
Tabel 23
Nilai exp β untuk tiap penggunaan lahan tahun 2000
Variabel Bebas Penggunaan Lahan
Badan Air
Hutan Kebun
Campuran Kebun
Teh Ladang
Lahan terbangun
Sawah Semak
Kepadatan penduduk 0.695
Kepadatan Tenaga Pertanian 0.828
0.000 Formasi geologi
0.910 1.127
0.699 1.373
1.281 1.037
Jenis tanah 0.915
1.053 0.839
1.048 1.071
1.052 Elevasi
0.364
3.655
0.259 0.637
0.695 0.773
0.538 Kemiringan Lereng
1.267 0.320
0.737 0.519
0.662 1.226
Curah hujan 1.662
1.087 1.263
1.340 0.588
1.202 Jarak ke jalan
2.894 0.494
0.005 0.471
0.048 0.451
0.575 Jarak ke pusat kota
0.514 1.206
0.939 0.590
0.872 0.857
Jarak ke kota terdekat 1.059
0.849 3.220
Jarak ke sungai 0.102
1.063 0.788
Konstanta 0.695
Akurasi ROC 0.828
0.000
Peluang penggunaan lahan air meningkat utamanya dipengaruhi oleh curah hujan dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,662. Peluang penggunaan
lahan hutan meningkat utamanya dipengaruhi oleh elevasi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 3,655. Peluang penggunaan kebun campuran meningkat
utamanya dipengaruhi oleh curah hujan dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,263. Peluang penggunaan kebun teh meningkat utamanya dipengaruhi oleh jarak
ke kota terdekat dengan nilai exp β tertinggi sebesar 3,220. Peluang penggunaan lahan ladang meningkat utamanya dipengaruhi oleh formasi geologi dengan nilai
exp β tertinggi sebesar 1,373. Peluang penggunaan lahan terbangun meningkat utamanya dipengaruhi oleh curah hujan dengan nilai ex
p β tertinggi sebesar 1,340. Peluang penggunaan sawah meningkat utamanya dipengaruhi oleh formasi
geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,281. Peluang penggunaan semak meningkat utamanya dipengaruhi oleh kemiringan lereng dengan nilai e
xp β tertinggi sebesar 1,226.
Nilai koefisien β kesesuaian lokasi penggunaan lahan tiap sel hasil regresi logistik biner tahun 2010 tertera pada Tabel 24.
Tabel 24 Faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan tiap penggunaan lahan tahun 2010
Variabel Bebas Penggunaan Lahan
Badan Air
Hutan Kebun
Campuran Kebun
Teh Ladang
Lahan terbangun
Sawah Semak
Kepadatan penduduk 0.185
-3.274 Kepadatan Tenaga Pertanian
-0.257 Formasi geologi
-0.089 0.112
-0.293 0.276
0.190 Jenis tanah
-0.115 0.043
-0.175 0.087
0.060 0.031
Elevasi -1.337
1.258 -1.238
-0.390 -0.446
-0.490
Kemiringan Lereng 0.158
-0.897 -0.150
-0.398 -0.348
0.201 Curah hujan
0.971 -0.256
-0.258 -0.232
0.236 Jarak ke jalan
1.096
-0.550
-4.307 -0.671
-3.633 -0.820
-0.462 Jarak ke pusat kota
0.175 -0.106
-0.469 -0.172
-0.228 -0.184
-0.146 Jarak ke kota terdekat
0.102 -0.332
0.927 0.071
Jarak ke sungai -2.394
0.051 -0.068
-0.428 -0.249
0.062 Konstanta
0.509 -6.426
3.558 8.766
-0.836 3.463
1.502 -0.367
Akurasi ROC 0.946
0.859 0.835
0.966 0.767
0.866 0.788
0.705
61 Badan air pada tahun 2010 berdasarkan hasil regresi logistik dipengaruhi
oleh elevasi, curah hujan, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke sungai sebesar -2,394. Kelas jarak ke sungai adalah kelas jarak
dari sungai dari yang terdekat sampai dengan yang terjauh. Nilai minus berarti penggunaan lahan air dipengaruhi utamanya oleh jarak yang dekat dengan sungai.
Hutan pada tahun 2010 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota, jarak
ke kota terdekat, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar 1,096. Kelas jarak ke jalan adalah jarak dari jalan dari yang
terdekat sampai dengan yang terjauh. Nilai plus berarti penggunaan lahan hutan dipengaruhi utamanya oleh jarak yang jauh dari jalan.
Kebun campuran pada tahun 2010 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota,
jarak ke kota terdekat dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel elevasi sebesar -1,238. Kelas elevasi adalah kelas ketinggian tempat dari yang
terendah sampai tertinggi. Nilai minus berarti penggunaan lahan kebun campuran dipengaruhi utamanya oleh tempat yang rendah.
Kebun teh pada tahun 2010 dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, formasi geologi, jenis tanah, kemiringan lereng, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota, dan
jarak ke kota terdekat. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -4,307. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari
jalan. Nilai minus berarti penggunaan lahan kebun teh dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Ladang pada tahun 2010 dipengaruhi oleh formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, dan jarak ke pusat kota.
Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -0,671. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari jalan. Nilai minus berarti
penggunaan ladang dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Lahan terbangun pada tahun 2010 dipengaruhi oleh kemiringan lereng, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi
yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -3,633. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari jalan. Nilai minus berarti penggunaan lahan lahan
terbangun dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Sawah pada tahun 2010 dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, formasi geologi, jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, jarak
ke pusat kota, dan jarak ke sungai. Nilai koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -0,820. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga
terjauh dari jalan. Nilai minus berarti penggunaan lahan sawah dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Semak pada tahun 2010 dipengaruhi oleh jenis tanah, elevasi, kemiringan lereng, curah hujan, jarak ke jalan, jarak ke pusat kota, dan jarak ke sungai. Nilai
koefisien tertinggi yaitu variabel jarak ke jalan sebesar -0,490. Kelas jarak ke jalan adalah jarak yang terdekat hingga terjauh dari jalan. Nilai minus berarti
penggunaan lahan semak dipengaruhi utamanya oleh jarak yang terdekat dari jalan.
Pengujian analisis regresi logistik untuk tiap penggunaan lahan tahun 2010 menghasilkan ROC paling tinggi adalah 0.966 diperoleh oleh penggunaan lahan
kebun teh, kemudian 0.946 pada badan air, selanjutnya 0.866 pada lahan
62 terbangun, kemudian 0.859 pada hutan, 0.835 pada kebun campuran, 0.788
pada sawah, 0.767 pada ladang dan semak memiliki nilai ROC terkecil sebesar 0.705.
Nilai exp β merupakan peluang suatu penggunaan lahan meningkat apabila exp β 1 dan menurun apabila exp β 1. Nilai exp β untuk tiap
penggunaan lahan tahun 2010 tertera pada Tabel 25.
Tabel 25 Nilai exp β untuk tiap penggunaan lahan tahun 2010
Variabel Bebas Penggunaan Lahan
Badan Air
Hutan Kebun
Campuran Kebun
Teh Ladang
Lahan terbangun
Sawah Semak
Kepadatan penduduk 1.203
0.048 Kepadatan Tenaga Pertanian
0.773 Formasi geologi
0.915 1.119
0.756 1.318
1.209
Jenis tanah 0.891
1.044 0.849
1.091 1.061
1.032 Elevasi
0.263 3.517
0.290 0.677
0.640 .613
Kemiringan Lereng 1.171
0.418 0.861
0.672 0.706
1.223 Curah hujan
2.640
0.774 0.772
0.793
1.267
Jarak ke jalan 2.993
0.577 0.013
0.511 0.026
0.440 .630
Jarak ke pusat kota 1.192
0.900 0.636
0.842 0.796
0.832 Jarak ke kota terdekat
1.108 0.718
2.536 1.073
.864 Jarak ke sungai
0.091 1.052
0.935 0.652
0.779 1.064
Konstanta 1.203
0.048 Akurasi ROC
0.773
Peluang penggunaan lahan air meningkat utamanya dipengaruhi oleh curah hujan
dengan nilai exp β tertinggi sebesar 2,640. Peluang penggunaan lahan hutan meningkat utamanya dipengaruhi oleh elevasi
dengan nilai exp β tertinggi sebesar 3,517. Peluang penggunaan kebun campuran meningkat
utamanya dipengaruhi oleh formasi geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar
1,119. Peluang penggunaan kebun teh meningkat utamanya dipengaruhi oleh jarak ke kota terdekat
dengan nilai exp β tertinggi sebesar 2,536. Peluang penggunaan ladang meningkat utamanya dipengaruhi oleh
formasi geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,318. Peluang penggunaan
lahan terbangun meningkat utamanya dipengaruhi oleh jarak ke pusat kota dengan nilai exp β tertinggi sebesar 0,796. Peluang penggunaan lahan sawah meningkat
utamanya dipengaruhi oleh formasi geologi dengan nilai exp β tertinggi sebesar
1,209. Peluang penggunaan lahan semak meningkat utamanya dipengaruhi oleh curah hujan
dengan nilai exp β tertinggi sebesar 1,267.
5.3.3 Konversi Jenis Penggunaan Lahan