kenaikan secara konsisten semak belukar, ladang dan lahan terbangun. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat aktivitas sosial ekonomi masyarakat desa yang
berada di dalam dan di sekitar kawasan TNGHS berupa kegiatan pemanenan kayu, perluasan lahan pertanian dan pembangunan perumahan.
Proses kehilangan hutan pada kawasan TNGHS terbanyak terjadi pada periode tahun 2001-2003, seluas 4.367,79 hektar Prasetyo dan Setiawan 2006. Hal yang
cukup memprihatinkan adalah terdapatnya laju deforestasi yang tinggi pada desa- desa yang merupakan tempat bermukim masyarakat tradisional warga kasepuhan.
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa telah terjadi penurunan luas hutan secara tajam pada Desa Sirnarasa pada periode tahun 2001-2004, dan pada desa
Citorek secara konsisten sejak tahun 1989. Kemungkinan hal ini berhubungan dengan adanya implementasi otonomi daerah, dimana dengan otonomi daerah
tersebut tidak terdapat kepastian hukum. Disamping itu, terdapat juga anggapan bahwa budaya masyarakat tradisional tidak berpengaruh terhadap kelestarian
sumberdaya alam.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh Yatap 2008 didapatkan bahwa peubah sosial ekonomi yang berpengaruh dominan terhadap perubahan
penggunaan lahan dan penutupan lahan di TNGHS adalah : kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, luas kepemilikan lahan, perluasan permukiman dan
perluasan lahan pertanian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas pertanyaan penelitian pada perubahan penggunaan lahan di TNGHS adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi perubahan penggunaan lahan di TNGHS pada berbagai zona inti, rimba, pemanfaatan dan lainnya tahun 2000 - 2010
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di TNGHS
3. Bagaimana kondisi penggunaan lahan pada berbagai zona inti, rimba, pemanfaatan dan lainnya di TNGHS di masa yang akan datang
4. Bagaimana arahan rencana penggunaan lahan di kawasan TNGHS tahun 2010 – 2026.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis perubahan penggunaan lahan kawasan TNGHS pada berbagai zona inti, rimba, pemanfaatan, dan lainnya untuk periode tahun
2000 -2010 2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan dan
penutupan lahan di kawasan TNGHS 3. Memprediksi penggunaan lahan pada berbagai zona inti, rimba,
pemanfaatan, dan lainnya untuk tahun 2026 dengan menggunakan model spasial perubahan penggunaan lahan
4. Merumuskan arahan rencana penggunaan lahan di TNGHS lahan terkait dengan pemanfaatan zonasi kawasan TNGHS
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dan UPT Balai TNGHS untuk dapat mengendalikan perubahan penggunaan lahan dalam
kaitannya dengan pemanfaatan zonasi di TNGHS 2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terutama terkait dengan
perubahan penggunaan lahan melalui pemodelan spasial dinamik
1.5 Kerangka Pemikiran
Khusus pada Taman Nasional, prinsip pengelolaannya didasarkan pada konsep konservasi, yang dijabarkan dalam bentuk pelestarian, perlindungan dan
pemanfaatan. Sistem zonasi yang diatur pada pengelolaan taman nasional, telah membagi kawasan Taman Nasional menjadi zona-zona inti, rimba dan
pemanfaatan sesuai dengan bentuk pemanfaatan yang diperbolehkan.
Hal ini seringkali berbenturan dengan berbagai aktivitas dari kelompok masyarakat yang sudah lama mendiami kawasan pelestarian alam, dimana dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya kelompok masyarakat masih bergantung pada pemanfaatan langsung terhadap sumberdaya alam.
Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam pada wilayah TNGHS terutama dilakukan oleh masyarakat adat kasepuhan yang sebagian besar bermukim di
sekitarnya. Pola Pemanfaatan didasarkan pada pandangan masyarakat terhadap hutan, yaitu : Hutan tutupan leuweung tutupan, Hutan titipan leuweung titipan
dan Hutan Sampalan leuweung bukaan. Selain itu terdapat anggapan pada masyarakat kasepuhan, bahwa kegiatan ladang berpindah merupakan budaya
tatali paranti karuhun, Suheri 1994.
Tingkat degradasi hutan pada berbagai zona inti, rimba, pemanfaatan dan khusus berbeda-beda sesuai dengan karakteristik zona dan faktor penyebabnya.
Faktor Sosial ekonomi seringkali dijadikan alasan untuk melakukan berbagai kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dalam kawasan TNGHS yang tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan taman nasional. Di dalam perkembangannya terjadi perubahan penggunaan lahan yang mengancam fungsi
dari ekosistem TNGHS. Perubahan penggunaan lahan di TNGHS yang tidak sesuai mengakibatkan degradasi hutan sehingga fungsi ekosistem TNGHS
semakin menurun. Analisis spasial terhadap perubahan penggunaan lahan di kawasan TNGHS akan menghasilkan pola perubahan penggunaan lahan dari
waktu ke waktu. Untuk mengetahui penyebab perubahan tersebut, perlu di ketahui peubah-peubah biofisik dan sosial ekonomi yang menyebabkan terjadinya
perubahan penggunaan lahan yang berdampak pada degradasi hutan. Selain itu prediksi perubahan penggunaan lahan di masa yang akan datang sangat
bermanfaat bagi perencanaan kawasan TNGHS.
Hasil yang di harapkan dari penelitian ini adalah tersedianya data dan informasi spasial keruangan kondisi perubahan penggunaan lahan kawasan
TNGHS pada tiap zona inti, rimba dan pemanfaatan yang dapat dijadikan
sebagai dasar di dalam penentuan rencana pengelolaan kawasan TNGHS di masa yang akan datang. Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Nasional Gunung Halimun Salak