4.3 Perikanan Tangkap PPS Bungus
4.3.1 Unit penangkapan ikan
1 Kapal
Kapal perikanan yang berkunjung di PPS Bungus umumnya melakukan kegiatan bongkar muat ikan, mengisi perbekalan melaut es, solar, air, dan lain-
lain, perbaikan mesin dan alat tangkap serta beristirahat menunggu musim penangkapan. Selama tahun 2009 terdapat penurunan frekuensi kunjungan kapal
perikanan sebesar 28,9, dengan jumlah kapal yang berkunjung di PPS Bungus sebanyak 5.109 kali.
Pada tahun 2005 jumlah kunjungan kapal sangat sedikit sebanyak 1430 kunjungan, hal ini dikarenakan nelayan-nelayan di PPS Bungus pada tahun
tersebut sebagian mendaratkan ikannya pada TPI-TPI yang ada disekitar PPS Bungus. Selain hal tersebut nelayan merasa tidak nyaman dengan adanya
pungutan liar yang dilakukan oleh oknum-oknum atau preman sehingga sangat membebankan nelayan. Pada tahun 2006 mengalami kenaikan yang sangat tinggi
mencapai 9172 kunjungan, pada tahun ini nelayan-nelayan penangkap ikan kembali produktif melakukan kunjungan di PPS Bungus dan ditambah dengan
adanya armada penangkap tuna yang juga aktif mendaratkan hasil tangkapan tuna di PPS Bungus. Pada tahun 2006 kunjungan kapal menigkatnya juga dikarenakan
salah satunya untuk kegiatan perbekalan yaitu pengisian solar dan tidak selalu sekaligus untuk kegiatan pendaratan ikan.
Penurunan yang sangat drastis terjadi pada tahun 2007 , hal ini disebabkan tidak adanya nelayan yang mendaratkan kapalnya di PPS Bungus. Sebagian
nelayan kembali memilih untuk mendaratkan kapal dan hasil tangkapannya pada TPI-TPI yang terdapat disekitar PPS Bungus, kondisi yang tidak kondusif di PPS
Bungus merupakan penyebab nelayan tidak melakukan kunjungan di PPS Bungus. Pada tahun 2007 hanya terdapat beberapa kali saja kapal-kapal penangkap tuna
yang mendaratkan hasil tangkapannya yaitu pada bulan Juli. Ditetapkannya PPS Bungus sebagai sentra tuna merupakan salah satu penyebab banyaknya kapal-
kapal kecil yang mulai mengalihkan pendaratan hasil tangkapannya di PPS Bungus. Pada tahun 2008 hingga 2009 kembali terjadi peningkatan kunjungan
kapal dan didominasi oleh kapal-kapal penangkap tuna dan kapal pukat cincin. Berikut adalah grafik kunjungan kapal di PPS Bungus tahun 2005-2009.
Gambar 3 Grafik kunjungan kapal 2005-2009 Kapal yang melakukan kunjungan ke PPS Bungus tidak selalu melakukan
aktivitas pendaratkan ikan atau kegiatan bongkar muat hasil tangkapan. Namun juga melakukan aktivitas seperti mengisi perbekalan solar, mengisi perbekalan air,
mengisi perbekalan es, dan perbaikan kapal jaringan. Aktivitas kunjungan kapal di PPS Bungus dari tahun 2005 hingga tahun 2009 tercatat sebanyak 2.575 kapal.
Pada Tabel 5 dijelaskan aktivitas kapal perikanan di PPS Bungus pada tahun 2005-2009.
Tabel 5 Aktivitas kapal perikanan di PPS Bungus periode 2005-2009
No Kegiatan
Tahun 2005
2006 2007
2008 2009
1 Mendaratkan Ikan 868
277 140
181 171
2 Mengisi Perbekalan Solar 332
1259 93
805 292
3 Mengisi Perbekalan Air -
- -
424 411
4 Mengisi Perbekalan Es -
- -
- 1358
5 Perbaikan Kapal 230
190 188
257 343
Jumlah – Total
1430 1726
421 1667
2575 Sumber : PPS Bungus 2009
2000 4000
6000 8000
10000
2005 2006
2007 2008
2009 T
on
Tahun
Kunjungan kapal perikanan menurut ukuran kapal yang dominan adalah yang berukuran 1
–10 GT sebanyak 3.754 kali, selanjutnya 51–100 GT sebanyak 357 kali, 11
–20 GT sebanyak 309 kali, 101–200 GT sebanyak 258 kali, 21–30 GT sebanyak 198 kali, 31
–50 GT sebanyak 193 kali. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6 Kunjungan kapal perikanan di PPS Bungus periode 2005-2009
No Tahun Jumlah -
Total Gross Tonage GT
1 -10 11 - 20 21 - 20 31 - 50 51 - 100 101 - 200 1
2005 1.430
1.142 36
13 31
208 2
2006 9.172
3.274 520
1.510 426
1.979 1.463
3 2007
8.138 3.790
504 525
476 1.321
1.522 4
2008 7.186
4.165 205
299 398
1.794 325
5 2009
5.109 3.754
309 198
193 397
258 Jumlah
31.035 16.125
1.574 2.545
1.493 5.522
3.776 Sumber : Laporan Tahunan PPS Bungus 2009
2 Alat tangkap dan nelayan
Armada penangkapan yang banyak melakukan kegiatan di PPS Bungus adalah kapal tuna yang berukuran 30 GT dengan alat tangkapan dominan adalah
rawai tuna. Pada umumnya jenis alat tangkap yang ada di PPS Bungus identik dengan jenis kapal yang digunakan. Alat penangkap ikan yang paling dominan di
operasikan di PPS Bungus meliputi Rawai Tuna, Pancing Tonda, Pukat Cincin. Nelayan di PPS Bungus berasal dari nelayan lokal dan nelayan pendatang
yang berasal dari daerah luar Sumatera Barat, umumnya berasal dari Jawa yang biasanya adalah nelayan dari kapal tuna. Berdasarkan jenis alat tangkap dominan
yang beroperasi di PPS Bungus, jumlah nelayan yang paling dominan dari tahun 2008-2009 adalah nelayan kapal purse seine pukat cincin, nelayan alat tangkap
rawai tuna dan nelayan alat tangkap pancing tonda. Jumlah nelayan berbeda-beda disesuaikan dengan alat tangkap yang dioperasikan.
Berdasarkan jenis alat tangkap yang beroperasi di PPS Bungus, jumlah nelayan yang paling dominan adalah pada tahun 2008-2009 adalah nelayan kapal
tuna dan nelayan kapal purse seine. Pada tahun 2008 nelayan yang paling
dominan adalah nelayan kapal tuna sebanyak 1.405 orang dan pada tahun 2009 sebanyak 935 orang.
Tabel 7 Jumlah nelayan berdasarkan alat tangkap dominan yangdi PPS Bungus periode 2008-2009
Sumber : Laporan Tahunan PPS Bungus 2009
Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah nelayan di PPS Bungus tahun 2008-2009 secara umum tidak mengalami penurunan yang signifikan, dimana
penurunan tersebut jumlah nelayan hanya 88 nelayan dengan tingkat pertumbuhan sebesar -4,04. Penurunan yang drastis hanya terjadi pada nelayan rawai tuna
yang mencapai -33,45 dengan penurunan jumlah nelayan sebesar 470 nelayan. Nelayan pukat cincin dan nelayan tonda mengalami peningkatan jumlah nelayan,
dimana terlihat nelayan tonda mengalami peningkatan 50. Alat tangkap tonda mengalami peningkatan jumlah nelayan sebesar 57,78 dengan peningkatan
jumlah nelayan sebesar 78 nelayan. Sedangkan alat tangkap pukat cincin mengalami peningkatan nelayan sebesar 47,80 dengan jumlah peningkatan
nelayan sebanyak 304 nelayan.
4.4 Hasil Tangkapan di PPS Bungus