dicapai melalui tindakan publik. Evaluasi menjelaskan seberapa jauh tujuan- tujuan tertentu dan target tertentu telah tercapai. Evaluasi memberi sumbangan
pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan
tujuan dan target dalam hubungan dengan masalah yang dituju Dunn 2008. Metode untuk melakukan evaluasi terhadap suatu kebijakan dapat dilakukan
dengan menggunakan tiga jenis metode, yaitu : 1
Evaluasi Semu; 2
Evaluasi Formal; 3
Evaluasi Keputusan Teoritis. Evaluasi Semu adalah evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil
tersebut terhadap perseorangan, kelompok maupun masyarakat. Evaluasi Formal adalah evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan
informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, dengan melakukan evaluasi atas dasar tujuan program kebijakan yang secara formal telah
diumumkan oleh para pembuat kebijakan dan administrator program. Evaluasi Keputusan Teoritis adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai pelaku
kebijakan Dunn 2008. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan evaluasi formal untuk mengevaluasi kebijakan yang berlaku.
2.5 Analisis Produksi Hasil Tangkapan
Analisis produksi hasil tangkapan dapat dilakukan dengan cara mengolah data hasil tangkapan utama dari setiap unit tangkapan ikan yang dioperasikan
Tampubolon dan Sutejo diacu dalam Malanesia 2010. Menurut Sparre dan Venema 1999 yang diacu dalam Ihsan 2000, parameter biologi dipakai untuk
menduga kostanta-konstanta persamaan surplus produksi. Model surplus produksi banyak digunakan didalam estimasi stok ikan di perairan tropis karena relatif
sederhana dibandingkan dengan model analitik, data yang dibutuhkkan lebih
sedikit dan tidak perlu menentukan kelas umur ikan. Model surplus produksi digunakan untuk menentukan tingkat upaya optimal, yaitu suatu upaya yang
menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang.
Penilaian aspek biologi dilakukan dengan cara beberapa tahapan, yaitu : mengolah data hasil tangkapan utama dari setiap unit tangkapan ikan yang
dioperasikan dengan terlebih dahulu melakukan standardisasi alat tangkap. Perhitungan hasil tangkapan maksimum lestari dengan menggunakan data hasil
tangkapan catch dan upaya penangkapan effort yang diolah dengan menggunakan analisis catch per-unit effort CPUE terhadap effort f.
Perhitungan analis hasil tangkapan per upaya penangkapan atau catch per unit effort
CPUE bertujuan untuk mengetahui nilai laju tangkap upaya penangkapan ikan.
2.6 Skala Likert
Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner dan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi suatu
program atau kebijakan perencanaan. Skala Likert memiliki variabel yang akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan
Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak
setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sedangkan pada evaluasi, skala likert digunakan untuk:
1 Menilai keberhasilan suatu kebijakan atau program;
2 Menilai manfaat pelaksanaan suatu kebijakan atau program;
3 Mengetahui kepuasan stakeholder terhadap pelaksanaan suatu kebijakan atau
program, dll.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat