dimana investasi dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang terdapat di PPS Bungus tersebut. Investasi yang dilakukan perusahaan tersebut dengan
menggunakan fasilitas digolongkan kedalam Penananaman Modal Dalam Negeri PMDN Toyang Mulya Lubis diacu dalam Munandar 2003.
5.3.2 Prosedur investasi di PPS Bungus
Prosedur pemanfaatan lahan industri atau areal pengembangan industri perikanan di PPS Bungus oleh pihak investor adalah sebagai berikut :
1 Calon investor mengajukan permohonan kepada Kepala Pelabuhan Perikanan
dengan ditembuskan ke Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dengan melampirkan beberapa data sebagai berikut :
1 Identitas perusahaan akte notaris;
2 Jenis usaha yang dilengkapi dengan Surat Izin Usaha Perikanan yang
berkaitan dengan usaha yang akan didirikan; 3
Luas tanah dan jangka waktu penggunaan tanah; 4
Proposal yang berisi tentang : -
Rencana penggunaan tanah yang didukung oleh studi kelayakan; -
Jenis dan besarnya investasi; -
Rencana operasi; -
Rencana penyerapan tenaga kerja; -
Rencana keuangan dan proyeksi pengembangannya. 5
Referensi dari bank; 6
Struktur organisasi atau susuna pengurus perusahaan. 2
Kepala Pelabuhan Perikanan memberikan rekomendasi kepada Dirjen Perikanan Tangkap, apabila tidak bertentangan dengan master plan pelabuhan
perikanan; 3
Dirjen Perikanan Tangkap akan meneliti permohonan tersebeut dan selanjutnya akan memberikan persetujuan kalau dianggap memenhi
persyaratan; 4
Kepala PPS Bungus memanggil calon investor tersebut dan menandatangani surat perjanjian kerjasama pemakaian fasilitas PPS Bungus yang disetujui
oleh kedua belah pihak;
5 Setelah itu investor dipersilahkan membangun atau memanfaatkan fasilitas
PPS Bungus sesuai dengan kebutuhannya.
Secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber : PPS Bungus 2011
Gambar 11 Skema prosedur pemanfaatan fasilitas tanah di PPS Bungus
Prosedur bangunan memiliki prinsip atau prosedur yang sama dengan sewa tanah atau sewa lahan. Sewa bangunan permanen dibatasi waktunya maksimal 5
lima tahun dan dapat melakukan perpanjangan. Harga sewa fasilitas yang dimanfaatkan oleh swasta atau investor di PPS Bungus ditentukan berdasarkan PP
No. 62 Tahun 2002 jo PP No. 19 Tahun 2006. Berikut disajikan dalam Tabel 16.
Tabel 16 Harga sewa fasilitas berdasarkan PP No 19 Tahun 2006
No Fasilitas
Satuan Tarif Rp
1 Sewa Tanah
1 Biaya Pengembangan Development Charge
2 Biaya Sumbangan Pemeliharaab Prasarana
Per M
2
Tahun 1.200
800 2
Sewa Bangunan 1
Bangunan Permanen Per
M
2
Tahun 8.000
Sumber: PPS Bungus 2011 Calon Investor
Kepala PPS Bungus
Menandatangani Surat Perjanjian Investor PPSB
Siap Dibangun Disetujui
Dirjen Perikanan Tangkap
Tarif KSO diatur berdasarkan perjanjian Kerja Sama Operasional KSO antara Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dengan pihak swastabadan hukum
perorangan. Kerja Sama Operasional KSO merupakan perjanjian yang dilakukan antara kedua belah pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk
melakukan usaha secara bersama dengan menggunakan aset atau fasilitas dan atau hak usaha yang dimiliki secara bersama dan menangggung resiko usaha secara
bersama-sama. PPS Bungus memiliki areal industri pengembangan perikanan atau lahan
yang diperuntukkan untuk industri dan pengembangan yang telah tersedia seluas 7,5 ha, yang dapat dimanfaatkan oleh koperasi perikanan, perusahaan swasta
ataupun badan usaha milik negara lainnya, antara lain pembangunan pabrik es, industri pengolahan hasil perikanan, dll. Saat ini lahan atau areal industri yang
telah dimanfaatkan oleh pihak swasta adalah sekitar 1.400 m
2
18,67 terdiri dari pengusaha besar dan pengusaha kecil dan penyerapan tenaga kerja sebanyak
1.880 orang. Fasilitas yang dapat diusahakan oleh swasta saat ini di PPS Bungus dengan sistem sewa berupa alat-alat berat vessel lift kapasitas 30 ton, forklift
dengan kapasitas 2 ton, tanah atau lahan industri perikanan yang saat ini masih tersedia sekita ±6,1 ha dan bangunan perkantoran ±500 m
2
.
5.3.3 Dampak terhadap masyarakat sekitar