Organisasi Lokasi Penelitian, Sejarah dan Struktur Organisasi Organisasi

ADB Loan 474-INO sebesar US 9,3 juta dan dana pendamping setiap tahun anggaran dari APBN. Periode ini SFDP telah berhasil membebaskan tanah luas 14 ha dan membangun beberapa fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Periode berikutnya 1990-2001 kegiatan SFDP berakhir dan dilanjutkan oleh UPT Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang disebut dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara Bungus berdasarkan SK. Mentan Nomor : 558KptsOT.210890 tanggal 4 Agustus 1990 Vide Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : B.590I90 tanggal 2 Juli 1990 dengan status eselon IIIb. Perkembangan selanjutnya terhitung mulai tanggal 1 Mei 2001 Pelabuhan Perikanan Nusantara Bungus ditingkatkan statusnya menjadi eselon IIb dengan klasifikasi Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus PPSB berdasarkan SK. Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 26.Imentahun 2001 Vide Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 86M.PAN42001 tanggal 4 April 2001 PPS Bungus 2011. Kedudukan PPS Bungus berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER. 19 MEN 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, PPS Bungus diklasifikasikan sebagai Pelabuhan Perikanan Samudera yang belum diusahakan.

4.1.3 Organisasi

1 Struktur organisasi Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26.IMEN2001 tahun 2001, struktur organisasi PPS Bungus terdiri atas PPS Bungus 2006 : 1 Kepala Pelabuhan; 2 Kepala Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Umum; 3 Kepala Bagian Pengembangan, yang terdiri dari Kepala Seksi Sarana dan Kepala Seksi Pelayanan dan Pengembangan Usaha; 4 Kepala Bagian Tata Operasional, yang terdiri dari Kepala seksi Kesyahbandaran dan Kepala Seksi Pemasaran dan Informasi; 5 Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri dari Pemangku Jabatan Fungsional dibidang Pengawasan Sumberdaya Perikana dan Pemangku Jabatan Fungsional lainnya yang diatur berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Gambar 2 Struktur organisasi PPS Bungus 2 Tugas pokok dan fungsi PPS Bungus Mengingat kekuasaan dan tanggung jawabnya PPS Bungus memiliki visi, misi, tujuan pokok dan fungsi sebagai berikut. Visi dari PPS Bungus adalah Menjadikan PPS Bungus sebagai “Pusat Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Perikanan Indonesia Bagian Barat”. Sedangkan Misi dari PPS Bungus adalah : Seksi Kesyahbandaran Perikanan Bidang Pengembangan Kepala Pelabuhan Bagian Tata Usaha Subbagian Umum Subbagian Keuangan Bidang Tata Operasional Seksi Sarana Seksi Pemasaran Informasi Seksi Pelayanan Pengembangan Usaha Kelompok Fungsional 1 Meningkatkan investasi penangkapan dan pengolahan hasil perikanan; 2 Menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha perikanan; 3 Pembinaan usaha masyarakat perikanan, peningkatan kemampuan SDM perikanan serta pembinaan keselamatan pelayaran; 4 Meningkatkan peran pusat informasi pelabuhan perikanan PIPP; 5 Mensejahhterakan masyarakat nelayan sekitar pelabuhan perikanan dan nelayan Sumatera Barat pada umumnya. Berdasarkan Permen KP No. PER.19MEN2008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KP No. PER.06MEN2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, PPS Bungus memiliki tugas pokok yang harus dijalani adalah melaksanakan fasilitas produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan untuk pelestariannya, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan. Dalam pelaksanaan tugasnya sesuai UU Nomor 45 Tahun 2009, PPS Bungus dalam mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya berupa : 1 Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan; 2 Pelayanan bongkar muat; 3 Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan; 4 Pemasaran dan distribusi ikan; 5 Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan; 6 Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan; 7 Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan; 8 Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan; 9 Pelaksanaan kesyahbandaran; 10 Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan; 11 Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan; 12 Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan; 13 Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; danatau 14 Pengendalian lingkungan.

4.2 Fasilitas di PPS Bungus