penetapan kebijakan pengelolaan sehingga pemanfaatan sumberdaya tuna dapat berdaya guna dan efektif.
Sumber: http:www.damandiri.or.id
Gambar 1 Jenis-jenis Ikan Tuna
2.1.2 Ekspor tuna dan distibusi
Ekspor merupakan kegiatan perdagangan baik itu barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain. Barang yang akan diekspor
harus didaftarkan ke bea cukai agar dapat dikeluarkan dari Kepabeanan Indonesia. Ekspor ikan tuna di Indonesia cukup besar, sasaran ekspor tuna yang terbesar
adalah Jepang. Biasanya tuna yang diekspor ke Jepang adalah tuna yang masih segar untuk dibuat sashimi atau sushi. Kedua terbesar setelah Jepang adalah
Amerika, tetapi umumnya diekspor sudah dalam bentuk kalengan.
2.1.3 Penangangan ikan tuna dan distribusi ikan tuna
Ikan tuna pada umumnya diekspor dalam bentuk segar utuh disiangi fresh whole gilled and gutted
, produk beku utuh disiangi frozen whole gilled and gutted
, loin frozen loin dan steak beku frozen steak, serta produk dalam kaleng canned tuna. Produk-produk ikan tuna tersebut sebagian besar diekspor
kemancanegara dan hanya sebagian kecil yang dipasarkan didalam negeri. Sasaran ekspor ikan tuna yang terbesar adalah Jepang, Amerika, dan Uni Eropa.
Produk- produk perikanan tergolong “most perishable foods”, yang cepat
sekali mundur mutunya secara autolysis, biochemics, dan microbiologis, terutama dipengaruhi oleh suhu. Penanganan selama proses ditribusi perlu diperhatikan,
agar ikan yang diangkut tidak mengalami penurunan kualitas. Selama proses distribusi dan saat tiba di tempat tujuan, ikan dijaga agar tidak dicemari, kotoran,
bau yang berasal dari luar dan dari wadah yang diangkut Ross 2008. Ikan harus diangkut dengan suhu 0⁰C supaya kesegarannya dapat bertahan
hingga lebih dari sepuluh hari. Berhasil atau tidaknya usaha mempertahankan kerendahan suhu ini juga tergantung dari mutu ikan. Karenanya untuk
memperoleh “shelf life maximum”, hendaknya ikan yang sudah diberi es sebelum mengalami fase rigor mortis yaitu keadaan kaku yang dipengaruhi berkurangnya
glikogen dalam tubuh ikan Moeljanto 1982 diacu dalam Ross 2008. Cara pendinginan selama proses distribusi dapat dilakukan dengan pemberian es atau
penempatan ikan dalam wadah atau dalam tangki berisi air yang didinginkan dengan es atau direfrigerasi Ilyas 1983 diacu dalam Ross 2008.
2.2 Pelabuhan Perikanan