Pengertian kebijakan Kebijakan Investasi

satu pusat utama dalam penyediaan bahan baku ikan baik untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari yang dikonsumsi dalam bentuk segar maupun bagi keberlangsungan usaha industri pengolahan ikan Kurniawan 2004.

2.3 Kebijakan Investasi

2.3.1 Pengertian kebijakan

Kebijakan merupakan langkah-langkah yang dibuat oleh sekelompok orang, didukung oleh fasilitas publik dan diharapkan dapat memberikan suatu hasil serta tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat. Sanim 2000 diacu dalam Suryaningsih 2007 mendefinisikan kebijakan sebagai peraturan yang telah dirumuskan dan disetujui untuk dilaksanakan guna mempengaruhi suatu keadaan, baik besaran maupun arahnya yang melingkupi kehidupan masyarakat umum. Kebijakan dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan publik dan kebijakan privat. Kebijakan publik merupakan tindakan yang dibuat oleh lembaga pemerintahan atau dibuat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, dan sifatnya memaksa tindakan privat, sedangkan kebijakan privat adalah tindakan yang diambil dan dilaksanakan oleh seseorang atau lembaga swasta yang sifatnya tidak memaksa pihak lain www.wikipedia.org . Sebuah kebijakan publik tidak bisa dilepas begitu saja, kalau kebijakan dipandang sebagai suatu proses, maka pusat perhatian akan tertuju pada siklus kebijakan, meskipun tidak harus terjadi secara linear dan kaku. Pada umumnya siklus kebijakan meliputi: formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan Dunn 2008. Formulasi kebijakan publik adalah langkah paling awal dalam proses kebijakan publik secara keseluruhan, sedangkan apa yang terjadi pada fase ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya kebijakan yang telah dibuat di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu kehatian-hatian yang lebih dari para pembuat kebijakan ketika akan melakukan formulasi suatu kebijakan publik. Setelah dirumuskannya suatu kebijakan tidak dengan sendirinya akan terimplementasikan, artinya kebijakan perlu diwujudkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak sehingga mempunyai dampak sebagaimana yang diharapkan. Kebijakan harus diawasi dan salah satu mekanisme pengawasan tersebut sebagai evaluasi kebijakan. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya, sejauh mana tujuan dapat dicapai. Tujuan pokok dari evaluasi kebijakan adalah untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara pencapaian dan harapan dari suatu kebijakan publik. Tugas selanjutnya adalah bagaimana mengurangi atau menutup kesenjangan tersebut, jadi evaluasi kebijakan publik harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifat positif Nugroho 2003. Majchrzak 1984 diacu dalam Julianingsih 2004 mengemukakan bahwa terdapat 3 tiga latar penelitian kebijakan yang harus dipahami oleh peneliti, yaitu: 1 Penemuan yang diperoleh dalam penelitian kebijakan hanyalah salah satu dari banyak masukan yang diperlukan bagi pembuatan kebijakan. Dalam hal ini tidak ada penemuan tunggal yang dapat menjadi masukan tunggal untuk menyusun kebijakan. 2 Kebijakan itu tidak dibuat, tetapi merupakan suatu akumulasi. Kebijakan merupakan suatu siklus, kebijakan itu secara kontinu dianjurkan, dilaksanakan, dinilai, dan diperbaiki. 3 Kompleksitas kebijakan pada hakikatnya sama dengan kompleksitas masalah sosial. Proses pembuatan kebijakan adalah kompleks, sebab proses tersebut melibatkan banyak aktor yang berbeda dan bervariasi dan harus menyerap banyak sekali perbedaan mekanisme dengan perbedaan konsekuensi yang dapat ditentukan dan yang tidak dapat ditentukan. Aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan Supandi dan Sanusi 1988 diacu dalam Danim 1997 adalah: 1 Pembentuk undang-undang atau legislature, 2 Eksekutif, 3 Partai politik, 4 Kelompok yang berkepentingan interest group, 5 Tokoh perorangan.

2.3.2 Pengertian investasi penanaman modal