2.1.3 Penangangan ikan tuna dan distribusi ikan tuna
Ikan tuna pada umumnya diekspor dalam bentuk segar utuh disiangi fresh whole gilled and gutted
, produk beku utuh disiangi frozen whole gilled and gutted
, loin frozen loin dan steak beku frozen steak, serta produk dalam kaleng canned tuna. Produk-produk ikan tuna tersebut sebagian besar diekspor
kemancanegara dan hanya sebagian kecil yang dipasarkan didalam negeri. Sasaran ekspor ikan tuna yang terbesar adalah Jepang, Amerika, dan Uni Eropa.
Produk- produk perikanan tergolong “most perishable foods”, yang cepat
sekali mundur mutunya secara autolysis, biochemics, dan microbiologis, terutama dipengaruhi oleh suhu. Penanganan selama proses ditribusi perlu diperhatikan,
agar ikan yang diangkut tidak mengalami penurunan kualitas. Selama proses distribusi dan saat tiba di tempat tujuan, ikan dijaga agar tidak dicemari, kotoran,
bau yang berasal dari luar dan dari wadah yang diangkut Ross 2008. Ikan harus diangkut dengan suhu 0⁰C supaya kesegarannya dapat bertahan
hingga lebih dari sepuluh hari. Berhasil atau tidaknya usaha mempertahankan kerendahan suhu ini juga tergantung dari mutu ikan. Karenanya untuk
memperoleh “shelf life maximum”, hendaknya ikan yang sudah diberi es sebelum mengalami fase rigor mortis yaitu keadaan kaku yang dipengaruhi berkurangnya
glikogen dalam tubuh ikan Moeljanto 1982 diacu dalam Ross 2008. Cara pendinginan selama proses distribusi dapat dilakukan dengan pemberian es atau
penempatan ikan dalam wadah atau dalam tangki berisi air yang didinginkan dengan es atau direfrigerasi Ilyas 1983 diacu dalam Ross 2008.
2.2 Pelabuhan Perikanan
2.2.1 Pengertian dan fungsi pelabuhan perikanan
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Permen KP Nomor PER.16MEN2006 tentang Pelabuhan Perikanan, pelabuhan perikanan adalah
tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis
perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran
dan kegiatan penunjang perikanan. Menurut Lubis 2006, ditinjau dari berbagai
kegiatan khusus maka pelabuhan perikanan termasuk sebagai pelabuhan khusus. Pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus adalah suatu wilayah perpaduan
antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan pendaratan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan
sampai ikan didistribusikan. Oleh karena itu pelabuhan perikanan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi,
pengolahan, pemasaran, baik skala lokal, nasional maupun internasional. UU No. 31 Tahun 2004 jo UU No. 45 Tahun 2009, pelabuhan perikanan
adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas- batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis
perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, danatau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Secara teknis pelabuhan perikanan adalah salah satu bagian ilmu bangunan maritim, dimana dimungkinkan kapal-
kapal berlabuh atau bersandar kemudian dilakukan bongkar muat Kramadibrata 2002. Berdasarkan Permen KP No. PER.16MEN2006, pelabuhan perikanan
diklasifikasikan menjadi empat kategori utama yaitu: pelabuhan perikanan samudera PPS, pelabuhan perikanan nusantara PPN, pelabuhan perikanan
pantai PPP, pangkalan pendaratan ikan PPI. Peran dan fungsi pelabuhan dalam hubungannya dengan dukungan terhadap
pengembangan armada nasional adalah sebagai pintu gerbang ekonomi dan penggerak kegiatan perdagangan dalam rangka meningkatkan dan mempercepat
aktivitas ekonomi regional serta membuka isolasi daerah yang tertinggal. Berdasarkan Pasal 41A ayat 1 dan 2 Undang-undang No. 45 Tahun 2009
menjelaskan tentang fungsi pelabuhan yaitu, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna mendukung kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran. Fungsi pelabuhan perikanan dalam mendukung kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang No. 45 Tahun 2009 menjelaskan :
1 Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
2 Pelayanan bongkar muat;
3 Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;
4 Pemasaran dan distribusi ikan;
5 Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
6 Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan;
7 Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
8 Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan;
9 Pelaksanaan kesyahbandaran;
10 Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;
11 Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal
pengawas kapal perikanan; 12
Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan; 13
Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; danatau 14
Pengendalian lingkungan. Pelabuhan perikanan diantaranya mempunyai fungsi sebagai tempat
pendaratan ikan hasil tangkapan dan pusat distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Fungsi pelabuhan perikanan seperti tersebut di atas dinilai cukup
strategis, karena dirasakan mempunyai dampak pengganda multiplier effect bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan pelabuhan perikanan dapat memajukan perekonomian di suatu dan sekaligus dapat meningkatkan
penerimaan negara dan pendapatan asli daerah diantaranya melalui usaha industri pengolahan ikan Kurniawan 2004.
Pelabuhan perikanan merupakan sentra perikanan laut yang sangat penting perannya dalam mata rantai sistem perikanan tangkap. Pelabuhan perikanan
memberikan kemudahan bagi kapal-kapal penangkap ikan, sebagai tempat berlabuh kapal, membongkar dan memasarkan hasil tangkapannya sehingga
menjadi titik sentral dalam kelancaran kegiatan produksi di sub-sektor perikanan tangkap. Dilihat dari aspek hinterlandnya, pelabuhan perikanan merupakan salah
satu pusat utama dalam penyediaan bahan baku ikan baik untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari yang dikonsumsi dalam bentuk segar maupun bagi
keberlangsungan usaha industri pengolahan ikan Kurniawan 2004.
2.3 Kebijakan Investasi