Tabel 17 Jumlah tenaga kerja di PPS Bungus periode 2005-2009
No Tahun
Jumlah Tenaga Kerja Terserap Jumlah
- Total Pelabuhan
Perikanan Perusahaan
Tenaga Lepas 1
2005 53
85 99
237 2
2006 63
85 146
294 3
2007 73
180 928
1181 4
2008 100
183 636
919 5
2009 98
165 455
718 Jumlah
387 698
2264 3349
Sumber : Laporan Tahunan PPS Bungus 2009
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, menjelaskan bahwa dengan adanya investor atau perusahaan swasta yang
melakukan penanaman modal atau investasi maka akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi wilayah sekitar tempat perusahaan tersebut melakukan
investasi. Serta juga dijelaskan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan kemampuan
daya saing usaha nasional serta mampu mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan di Sumatera Barat. Dapat dilihat pada tahun 2005 dan 2006 tenaga
kerja yang terserap masih sedikit, namun pada tahun-tahun berikutnya mulai ada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan pada tahun 2007
berdirinya PT. Dempo Andalas Samudera sebagai industri yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan tuna untuk tujuan ekspor dan lokal. Terdapatnya industri
di PPS Bungus dapat membantu masyarakat sekitar untuk memperoleh penghasilan dan mengatasi pengangguran di sekitar PPS Bungus.
5.3.4 Peraturan mengenai investasi di Sumatera Barat
Pemerintah Daerah Sumatera Barat sangat berusaha dalam memberikan kenyaman dan kemudahan bagi investor dalam memperoleh perizinan dan
nonperizinan. Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 menjelaskan permasalahan pokok yang dihadapi penanam modal dalam memulai usaha di
Indonesia yaitu mengenai peraturan pengesahan perizinan untuk berinvestasi. Kebijakan pelayanan terpadu satu pintu PTSP diharapkan dapat memberikan
kemudahan bagi investor dalam memperoleh pelayanan perijinan. Landasan
kebijakan pelayanan terpadu satu pintu bidang penanaman modal adalah Keputusan Presiden No. 27 Tahun 2009, yang dalam Pasal 1 menyatakan maksud
Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari
lembaga atau instansi yang memiliki kewengan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap terbitnya dokumen yang dilakukan
dalam satu tempat. Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 49 Tahun 2010 menjelaskan
penyelenggaraan proses peizinan dan nonperizinan dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi BKPMP Sumatera Barat. Dalam
peraturan tersebut dijelaskan bahwa BKPMP bertugas dalam hal : 1
Menerima berkas permohonan perizinan dan nonperizinan dari penanam modal
2 Memproses permohonan penanam modal sesuai kewenangannya
3 Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan perizinan pada unit kerja atau
instansi terkait 4
Menyerahkan dokumen perizinan yang telah selesai kepada penanam modal. Berikut dijelaskan pada Gambar 12 proses permohonan perizinan
penanaman modal di BKPMP Sumatera Barat.
Pemohon Informasi Pelayanan
Loket Pendaftaran Petugas Verifikasi dan Validasi Data
Tata Usaha Kepala Badan
1 2
3
10 4
6 7
5
9 8
Gambar 12 Bagan proses permohonan perizinan penanaman modal di BKPMP Sumatera Barat
Mencari Informasi
Memberikan Informasi Tentang
Peizinan Memeriksa berkas
Verifiksi Berkas
Menyetujui Mengambil
Formulir kelengkapan
Berkas
Dokumen Perizinan Lengkap
Memenuhi Syarat
MENERIMA Tidak
lengkap
Tidak Memenuhi
Syarat
69
Proses perizinan yang dilakukan tidak membutuhkan waktu yang lama dan prosedur yang panjang. Penanam modal dapat mengajukan permohonan perizinan
secara manual kepada BKPMP. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapat perizinan dan nonperizinan sekitar 10 hari atau 2 minggu sejak penanam modal
mengisi dan menyerahkan berkas secara lengkap kepada pihak BKPMP. Dan untuk pelayanan perizinan dan perizinan tidak dikenakan biaya apapun. Setelah
semua lengkap dan dipihak BKPMP menerima persetujuan atau memberikan perizinan, pihak BKPMP wajib menyampaikan tembusan atas izin penanam
modal yang dikeluarkan kepada Gubernur Sumatera Barat. Pelayanan perizinan dan non perizinan yang hanya dilakukan disatu tempat dan tidak membutuhkan
waktu yang lama, memberikan kemudahan sendiri bagi penanam modal untuk memperoleh perizinan dalam melakukan investasi.
5.3.5 Evaluasi kebijakan berdasarkan persepsi