Kendala dan penanaman modal di Indonesia

memiliki SIUP Surat Izin Usaha Perikanan. Dalam Undang-undang ini, setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan pengelolaan perikanan wajib mematuhi ketentuan yang di antaranya meliputi : 1 Jenis, jumlah, dan ukuran alat penangkapan ikan, 2 Jenis, jumlah, ukuran, dan penempatan alat bantu penangkapan ikan, 3 Daerah, jalur, dan waktu atau musim penangkapan ikan, 4 Persyaratan atau prosedur operasional penangkapan ikan, 5 Pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan, 6 Ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh ditangkap. Usaha perikanan di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia hanya boleh dilakukan oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, sedangkan di wilayah perairan ZEEI orang atau badan hukum asing diperbolehkan melakukan penangkapan ikan berdasarkan persetujuan internasional atau ketentuan hukum internasional yang berlaku. Untuk lebih mengembangkan sektor perikanan ini, maka pemerintah membuka peluang investasipenanaman modal baik dari dalam dan luar negeri yang diatur dengan undang-undang www.investment.com .

2.3.5 Kendala dan penanaman modal di Indonesia

Kebijakan investasi dirumuskan dalam rangka menjawab masalah-masalah pokok yang menjadi perhatian dan pertanyaan investor menjelang pengambilan keputusan untuk melakukan investasi yaitu DKP 2008: 1 Seberapa besar potensi sumberdaya yang dapat dikelola 2 Kebijakan dan iklim investasi yang menjamin penanaman modal di daerah 3 Ketersediaan mitra lokal yang handal dan dapat dipercaya 4 Sistem penyebaran informasi secara efisien kepada calon investor yang potensial Beberapa hal yang dapat mempengaruhi investasi selama ini terutama dapat disebabkan oleh beberapa permasalahan pokok terutama kondisi daerah yang mempengaruhi langsung daya tarik investor yaitu DKP 2008 : 1 Status keamanan daerah sebagai daerah konflik 2 Ketersediaan infrastruktur yang belum memadai apalagi sebagian telah rusak parah akibat konflik dan bencana gempa besar dan gelombang tsunami 3 Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesinambungan aktivitas investasi daerah. Sedangkan tantangan permasalahan pokok sistem regulasi adalah DKP 2008 : 1 Masih panjangnya rentang waktu yang diperlukan oleh seorang investor untuk menempuh prosedur perizinan investasi, 2 Rendahnya kepastian hukum yang tercermin dari masih banyaknya tumpang- tindih kebijakan antara pusat dan daerah dan antar sektor akibat belum diundangkannya RUU Penanaman Modal, 3 Belum adanya PerdaQanun yang khusus mengatur tentang penanaman modal di daerah, 4 Masih lemahnya koordinasi antar instansi vertikal dan horizontal serta antara instansi horizontal dengan kalangan dunia usaha dalam mengimplementasikan program peningkatan investasi daerah, 5 Belum efektifnya kinerja promosi potensi dan misi investasi daerah yang dilakukan selama ini, 6 Kurangnya upaya untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan kerjasama ekonomi regional dan sub –regional yang telah dijalin. Dengan adanya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, maka arah kebijakan deregulasi perikanan dan kelautan sebagai berikut DKP 2008 : 1 Salah satu yang sering dikeluhkan oleh investor ataupun calon investor secara umum adalah ruwetnya birokrasi perizinan dan banyaknya aturan hukum yang membingungkan sehingga menciptakan ekonomi biaya tinggi, dimana pengeluaraan biaya transaksi transaction cost menjadi mahal. 2 Dalam menunjang peluang dan menciptakan iklim investasi adalah adanya paket insentif dan disinsentif termasuk salah satu daya tarik minat usaha dan investasi 3 Segala bentuk perizinan usaha dan investasi seyogyanya melalui satu badaninstansi untuk memudahkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi 4 Melakukan pengaturan, pengendalian dan penerbitan perizinan di bidang perikanan sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2004 dan peraturanketentuan lainnya yang berlaku, serta menyesuai Perda yang teintegratif. Upaya pemberdayaan pelakucalon pelaku investasi maupun pembina investasi meliputi DKP 2008: 1 Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia maupun unit usaha investorcalon investor dengan meningkatkan dan memperluas jiwa wirausaha atau semangat investasi, kemampuan profesional di bidang manajemen usaha, keahlian dan keterampilan teknis, melalui kegiatan- kegiatan bimbingan penyuluhan sesuai dengan prioritasnya. 2 Mengidentifikasi pengusaha lokal yang potensial untuk menjalin kemitraan usaha di bidang perikanan, baik dengan pengusaha pusat maupun dengan pengusaha asing. 3 Membantu penyelesaian masalah yang dihadapi investor baik yang selama ini sudah beroperasi maupun yang baru beroperasi melalui pembinaan yang sebaik-baiknya. 4 Menumbuh kembangkan kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan besar, menengah, kecil dan koperasi melalui pola kemitraan. Peningkatan efektivitas pelaksanaan kegiatan promosi investasi perikanan melalui DKP 2008 : 1 Memperkaya ragam jenis mutu layanan informasi, seperti kebijakan investasi perikanan, potensi dan peluang usaha perikanan serta pengusaha perikanan lokal calon mitra yang tersedia. 2 Menyelenggarakan dan mengikuti seminar-seminar dan pameran investasi, baik dalam maupun di luar negeri. 3 Membangun sistem informasi berupa Pusat Jaringan Usaha dan Investasi PUSJUI secara on-line melalui internet yang telah difasilitasi oleh pemerintah pusat yang mudah diakses oleh para calon investor. 4 Peningkatan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi antara daerah KabupatenKota dan dengan antar provinsi dengan pusat pada bidang perencanaan dan pengembangan investasi mengingat kemungkinan adanya kesamaan potensi SDA yang dimiliki ataupun karena keterbatasan daya tampung pasar yang ada. Demikian juga untuk maksud promosi investasi sebagai upaya untuk efisiensi pelaksanaan kegiatan promosi seperti seminar dan pameran investasi tingkat daerah provinsi atau nasional, ataupun dalam rangka pengiriman misi-misi promosi investasi ke luar negeri.

2.3.6 Penyelenggaraan penanaman modal di Indonesia