Peraturan Pemerintah No 45 tahun 2008 tentang Kemudahan Peraturan mengenai penanaman modal di Sumatera Barat

kesempatan bagi perkembangan dan memberi perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Memberikan perlakuan yang sama kepada semua penanam modal yang berasal dari negara manapun untuk melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Perlakuan sama ini tidak berlaku bagi penanam modal dari suatu negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indonesia. Perusahaan penanam modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja Warga Negara Indonesia. Sementara itu perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanaman modal yang melakukan penanaman modal baru maupun yang melakukan perluasan usaha. Perusahaan penanam modal yang akan mendapat fasilitas tersebut harus memenuhi kriteria: 1 Menyerap tenaga kerja, 2 Termasuk prioritas skala tinggi, 3 Termasuk pengembangan infrastruktur, 4 Melakukan alih teknologi, 5 Melakukan industri pionir, 6 Berlokasi di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan atau daerah lain dianggap perlu, 7 Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi atau, 8 Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri.

2.3.7 Peraturan Pemerintah No 45 tahun 2008 tentang Kemudahan

Penanaman Modal di Daerah Prinsip-prinsip mengenai kemudahan dalam melakukan penenaman modal di daerah sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2008 dijelaskan bahwa pemberian insentif dan pemeberian kemudahan dilakukan berdasarkan prinsip kepastian hukum, kesetaraan, transparansi, akuntabilitas, serta efektifitas dan efisien. Dalam PP No 45 Tahun 2008 juga dijelaskan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan penanaman modal di daerah dapat dilakukan dalam bentuk penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal; penyediaan sarana dan prasarana; penyedian lahan atau lokasi; pemberian bantuan teknis; dan percepatan pemberian izin.

2.3.8 Peraturan mengenai penanaman modal di Sumatera Barat

Peraturan yang mengatur tentang penanaman modal di Sumatera Barat adalah sesuai dengan kebijakan pelayanan terpadu satu pintu PTSP sehingga pengurusan perijinan yang terpencar menjadi terpusat di satu lembaga. Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 49 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal menjelaskan peraturan gubernuur ini dimaksudkan sebagai dasar penyelenggaraan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi BKPMP, berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Gubernur No. 49 Tahun 2010, PTSP bidang penanaman modal bertujuan untuk membantu penanaman modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan perizinan dan non perizinan, fasilitas fiskal dan informasi mengenai penanaman modal dengan cara mempercepat dan menyederhanakan pelayanan. Jenis pelayanan perizinan dan non perizinan yang dimaksudkan antara lain adalah : 1 Pendaftaran penanaman modal, 2 Izin prinsip penanaman modal, 3 Izin prinsip perluasan penanaman modal, 4 Izin prinsip perubahan penanaman modal, 5 Izin usaha, izin usaha perluasan, izin usaha perubahan dan izin usaha penggabungan perusahaan merger, 6 Izin lokasi, 7 Izin mendirikan bangunan, 8 Izin gangguan HO, 9 Hak atas tanah, 10 Izin-izin lain dalam rangka pelaksanaan penanaman modal. Sedangkan jenis pelayanan non perizinan yang dimaksudkan antara lain adalah : 1 Fasilitas bea masuk atas impor mesin, 2 Fasailitas bea masuk atas impor barang dan bahan baku, 3 Usulan untuk mendapatkan fasilitas PPh badan, 4 Angka pengenal importir produsen, 5 Rencana penggunaan tenaga kerja asing, 6 Rekomendasi visa untuk bekerja, 7 Izin memperkerjakan tenaga kerja asing, 8 Insentif daerah, 9 Layanan informasi dan layanan pengaduan. Dalam menyelenggarakan PTSP di bidang penanaman modal, BKPMP mempunyai tugas : 1 Menerima berkas permohonan perizinan dan non perizinan dari penanam modal, 2 Memproses permohonan penanaman modal sesuai dengan kewenangannya, 3 Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan perizinan pada SKPDUnit KerjaInstansi terkait, 4 Menyerahkan dokumen perizinan yang telah selesai kepada penanam modal. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan pemberian perizinan penanaman modal wajib menyampaikan tembusan atas perizinan penanaman modal yang dikeluarkan kepada Gubernur Sumatera Barat dan menyampaikan laporan setiap bulannya kepada Gubernur Sumatera Barat.

2.4 Evaluasi Kinerja Kebijakan