Kemampuan pelelangan Pelelangan dan kemampuan pelelangan ikan .1 Pelelangan

pelelangan kepada Pemda Kabupaten melalui Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten; h Membuat laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran uang pelelangan ikan di TPI setiap akhir bulan kepada Pemimpin Pelelangan; dan i Kasir bendaharawan khususnya TPI dalam menjalankan tugas sehari- hari, secara structural bertanggung jawab kepada pemimpin pelelangan dan secara khusus kepada Pemerintah daerah kabupaten melalui Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Secara teoritis, manfaat diselenggarakannya pelelangan ikan adalah mendapatkan harga kesesuaian antara penjual yang dalam hal ini adalah nelayan serta pembeli dalam pemasaran hasil tangkapan yang nantinya dapat menciptakan perkembangan kondisi ekonomi kearah yang lebih baik bagi masyarakat sekitar pelelangan ikan. Menurut Bustami 2006, manfaat pelelangansasaran penyelenggaraan pelelangan perikanan adalah: 1 Meningkatkan pendapatan nelayan; 2 Meningkatkan eksistensi pelelangan ikan; 3 Meningkatkan Kelayakan TPI; 4 Meningkatkan fungsi TPI; dan 5 Meningkatkan aplikasi aturan pelelangan ikan.

2.2.4 Kemampuan pelelangan

Kemampuan pelelangan adalah bekerjanya seluruh aspek yang terkait dalam pelelangan mulai dari aktivitas pelelangan, fasilitas, pelayanan pengelola, dan sumberdaya manusia secara optimal dalam menciptakan iklim pelelangan yang kondusif, menguntungkan dan bermanfaat. Secara khusus di PPI Muara Angke seluruh aspek tersebut akan dikaji lebih mendalam dalam menentukan kemampuan pelelangan di PPI Muara Angke sudah optimal atau tidak. Menurut Pane 2009, kemampuan pelelangan perlu diteliti bila tiga alternatif alasan berikut : 1 Pelelangan tidak ada; 2 Pelelangan telah ada tetapi belum terselenggara dengan baik ditinjau dari berbagai aspek; dan 3 Pelelangan telah berlangsung dengan benar dan ingin diketahui bagaimana pengelolaan pelelangan yang benar. Selanjutnya Pane menyatakan bahwa aspek-aspek yang perlu ditelitidikaji terkait dengan kemampuan pelelangan hasil tangkapan bagi penyelenggarapengelola lelang: 1 Aspek persyaratan pelelangan, yaitu kemampuan pemenuhan persyaratan lelang yang seharusnya a. Syarat ketersediaan hasil tangkapan yang cukup dan memiliki syarat mutu untuk dilelang; b. Syarat adanya peserta lelang: penjual nelayan, pedagangpembeli dan pengolah pembeli; c. Syarat adanya fasilitas lelang seperti gedung dan sarananya; d. Syarat adanya pengelola pelelangan; e. Syarat adanya pengontrol mutu hasil tangkapan, sanitasi, dan higienitas fasilitas pelelangan; dan f. Syarat adanya kebijakan-kebijakanaturan-aturan yang mengatur lelang dari otoritas terkait berhubungan dengan butir a sd e dan penyelenggaraannya. 2 Aspek kemampuan pelaksanaan pelelangan yang benar kemampuan SDM a. Kemampuan pelaksanaan lelang dari sisi waktu; b. Kemampuan penyediaan sarana pelelangan untuk penyelenggaraan dan pelaku lelang; c. Kemampuan penyediaan sistem lelang terbukatertutup dan pengawasannya; d. Kemampuan terselenggaranya penjaminan mutu hasil tangkapan yang dilelang kontrol mutu dan kontrol sanitasi; e. Kemampuan pengembangan sarana dan peserta lelang; dan f. Kemampuan membuat kebijakanaturan untuk penyelenggaraan pelelangan yang baik dan belum diatur otoritas terkait atau kemampuan membuat turunan kebijakanaturan yang sudah ada atau penjabarannya. 2.3 Pangkalan pendaratan ikan Muara Angke 2.3.1 Pengertian pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan Sesuai dengan Keputusan Menteri Perikanan Nomor : KEP. 10MEN2004 tentang Pelabuhan Perikanan, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang kegiatan perikanan Suyanto 2006 Menurut Lubis 2007, pelabuhan perikanan adalah merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran, baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan 1994 vide Lubis 2007, bahwa aspek-aspek tersebut secara terperinci adalah : 1 Produksi: bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil tangkapannya; 2 Pengolahan : bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya; dan 3 Pemasaran : bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan tempat awal pemasaran hasil tangkapannya. Di Indonesia, Direktorat Jenderal Perikanan mengelompokkan pelabuhan perikanan menjadi empat tipe menurut kriteria-kriteria seperti tertera pada Tabel 2. Pelabuhan perikanan tipe D dikatakan pula dengan istilah Pangkalan Pendaratan Ikan PPI. PPI ini dilihat dari segi konstruksi bangunannya sebagian besar termasuk dalam pelabuhan alam dan atau semi alam, artinya tipe pelabuhan ini umumnya terdapat di muara atau di tepi sungai, di daerah yang menjorok ke dalam atau terletak di suatu teluk bukan bentukan manusia atau sebagian bentukan manusia. Pada umumnya, PPI ini ditujukan untuk tempat berlabuh atau bertambatnya perahu-perahu penangkapan ikan tradisional yang berukuran lebih kecil dari 5 GT atau untuk perahu-perahu layar tanpa motor. Hasil tangkapan yang didaratkan kurang atau sama dengan 20 ton per hari dan ditujukan terutama untuk pemasaran lokal Lubis 2007. Kriteria-kriteria pada Tabel 2 menunjukkan bahwa PPI Muara Angke termasuk ke dalam kelompok pangkalan pendaratan ikan atau pelabuhan perikanan tipe D. Tabel 2 Tipe dan Kriteria Pelabuhan Perikanan di Indonesia Pelabuhan Tipe Faktor Kriteria 1. Pelabuhan Perikanan Samudera A a. Tersedianya lahan seluas 50 ha; b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan di atas 100-200 GT dan kapal pengangkut ikan 500-1000 GT; c. Melayani kapal-kapal perikanan 100 unit hari; d. Jumlah ikan yang didaratkan lebih dari 200 ton hari; e. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran, dan lahan kawasan industri perikanan 2. Pelabuhan Perikanan Nusantara B a. Tersedianya lahan seluas 30-40 ha; b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan di atas 50-100 GT; c. Melayani kapal-kapal perikanan 50 unit hari; d. Jumlah ikan yang didaratkan 100 ton hari; e. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran, dan lahan kawasan industri perikanan 3. Pelabuhan Perikanan Pantai C a. Tersedianya lahan seluas 10-30 ha; b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan di ‹ 50 GT; c. Melayani kapal-kapal perikanan 25 unit hari; d. Jumlah ikan yang didaratkan 50 ton hari; e. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran, dan lahan kawasan industri perikanan 4. Pangkalan Pendaratan Ikan D a. Tersedianya lahan seluas 10 ha; b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan ‹ 30 GT ; c. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit hari; d. Jumlah ikan yang didaratkan ≥ 10 ton hari; e. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran, dan lahan kawasan industri perikanan f. Dekat dengan pemukiman nelayan. Sumber: UPT PPI Muara Angke 2006 Menurut Lubis 2007 bahwa terdapat dua jenis pengelompokkan fungsi pelabuhan perikanan yaitu ditinjau dari pendekatan kepentingan dan segi aktivitasnya, namun kedua jenis kelompok tersebut pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Fungsi pelabuhan perikanan berdasarkan pendekatan kepentingan adalah sebagai berikut: 1 Fungsi maritim Pelabuhan perikanan mempunyai aktivitas-aktivitas yang bersifat kemaritiman, yaitu merupakan suatu tempat kontak bagi nelayan atau pemilik kapal, antara laut dan daratan untuk semua aktivitasnya. Dengan adanya fungsi ini maka yang dicirikan kemaritiman dari suatu pelabuhan melalui penyediaan kolam pelabuhan yang besar dan cukup dalam agar kapal besar dapar bergerak leluasa, dermaga yang cukup panjang, dan adanya rambu-rambu navigasi. 2 Fungsi pemasaran Fungsi pemasaran timbul karena pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat awal untuk mempersiapkan pemasaran produksi perikanan dengan melakukan transaksi pelelangan ikan; 3 Fungsi jasa Fungsi ini meliputi seluruh jasa-jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Fungsi jasa dapat dikelompokkan menjadi: a. Jasa pelayanan pendaratan ikan. Antara lain penyediaan alat pengungkat ikan, keranjangbasket dan buruh untuk membongkar ikan; b. Jasa pelayanan perbekalan melaut. Antara lain menyediakan bahan bakar, air bersih dan es; c. Jasa penanganan mutu ikan. Antara lain terdapatnya fasilitas cold storage, cool room, pabrik es dan penyediaan air bersih; d. Jasa pelayanan keamanan pelabuhan. Antara lain adanya jasa pemanduan bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan; dan e. Jasa pemeliharaan kapal. Antara lain adanya fasilitas docking, slipways dan bengkel untuk memelihara kondisi badan kapal, mesin, dan peralatannya agar tetap dalam kondisi baik dan siap kembali melaut. Slipway, untuk memelihara atau memperbaiki khususnya bagian lunas kapal. Selain fungsi pelabuhan berdasarkan kepentingannya, terdapat juga fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi perikanan baik ditinjau dari aspek pendaratan dan pembongkaran ikan, pengolahan, pemasaran dan pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Fungsi- fungsi tersebut dapat dirinci sebagai berikut Lubis 2007: 1 Fungsi pendaratan dan pembongkaran Pelabuhan perikanan lebih ditekankan sebagai pemusatan sarana dan kegiatan pendaratan dan pembonkaran hasil tangkapan di laut. Pelabuhan perikanan sebagai tempat pemusatan armada penangkap ikan untuk mendaratkan hasil tangkapan, tempat belabuh aman, menjamin kelancaran pembongkaran ikan, dan penyediaan bahan perbekalan; 2 Fungsi pengolahan Pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk membina peningkatan mutu serta pengendalian mutu ikan dalam menghindari kerugian dari pasca tangkap. Fungsi pengolahan ikan ini merupakan salah satu fungsi yang penting terutama pada saat musim ikan dan yaitu untuk menampung produksi perikanan yang tidak habis terjual dalam bentuk segar; 3 Fungsi pemasaran Pelabuhan perikanan juga berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntugkan baik bagi nelayan maupun bagi pedagang. Dengan demikian maka sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus diorganisir secara baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah kegiatan awal dari pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak khususnya bagi nelayan; dan 4 Fungsi pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Fungsi ini menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan dapat dijadikan sebagai lapangan kerja bagi penduduk sekitar dan sebagai tempat pembinaan masyarakat perikanan seperti nelayan, pedagang, pengolah dan buruh angkut agar mampu menjalankan aktivitasnya dengan baik. Melalui pembinaan ini, para pelaku diharapkan dapat menguasai kegiatannya lebih baik lagi sehingga masing-masing pengguna memperoleh manfaat dan keuntungan yang optimal. Dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di pelabuhan perikanan atau di pangkalan pendaratan ikan umumnya terdiri dari: 1 Fasilitas Pokok. Fasilitas pokok atau juga insfrastruktur adalah fasilitas dasar atau pokok yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas pokok antara lain: a. Dermaga Dermaga merupakan suatu bangunan kelautan yang berfungsi sebagai tempat labuh dan bertambatnya kapal, bogkar muat hasil tangkapan dan mengisi bahan perbengkelan untuk keperluan penangkapan ikan di laut; b. Kolam pelabuhan Kolam pelabuhan merupakan daerah perairan pelabuhan untuk masuknya kapal yang akan bersandar di dermaga. Kolam pelabuhan menurut fungsinya terbagi dua yaitu: alur pelayaran, kolam putar; c. Alat bantu navigasi; dan d. Breakwater Pemecah gelombang adalah suatu struktur bangunan kelautan yang berfungsi untuk melindungi pantai atau daerah di sekitar pantai terhadap pengaruh gelombang laut; 2 Fasilitas Fungsional Fasilitas fungsional dikatakan juga suprastruktural adalah fasilitas yang berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas ini diantaranya tidak harus ada di suatu pelabuhan namun fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas-fasilitas fungsional ini dikelompokkan antara lain untuk: a. Penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yaitu: 1 Tempat pelelangan ikan Tempat pelelangan ikan mempunyai fungsi untuk melelang ikan, dimana terjadi pertemuan antara penjual dengan pembeli. Ruangan yang ada pada gedung pelelangan adalah: Ruang sortir yaitu tempat membersihkan, menyortir dan memasukkan ikan ke dalam peti atau keranjang; Ruang pelelangan yaitu tempat menimbang, memperagakan dan melelang ikan; dan Ruang administrasi pelelangan terdiri dari loket-loket, gudang peralatan lelang, ruang duduk untuk peserta lelang, toilet, dan ruang cuci umum; 2 Fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan, seperti gedung pengolahan, tempat penjemuran ikan; 3 Pabrik es; 4 Gudang es; 5 Refrigerasifasilitas pendingin, seperti cool room, cold storage; dan 6 Gedung-gedung pemasaran. Tempat grosir memasarkan ikannya. Gedung ini biasanya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti alat sortir, timbangan, dan pengepakan. b. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan, yaitu: 1 Lapangan perbaikan alat penangkap ikan; 2 Ruang mesin; 3 Tempat penjemuran alat penangkap ikan; 4 Bengkel: fasilitas untuk memperbaiki bagian lunas kapal; 5 Gudang jaring: tempat untuk menyimpang jarring; dan 6 Vessel lift: fasilitas untuk mengangkat kapal dari kolam pelabuhan ke lapangan perbaikan kapal. c. Fasilitas perbekalan: tangki, instalansi air minum, tangki bahan bakar; d. Fasilitas komunikasi: stasiun jaringan telepon, radio SSB; 3 Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanaan melakukan aktivitas di pelabuhan. Berikut ini adalah beberapa fasilitas penunjang yang biasanya ada di pelabuhan perikanan: a. Fasilitas kesejahteraan: MCK, poliklinik, mess, kantinwarung, musholla. b. Fasilitas administrasi: kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar, kantor beacukai.

2.3.2 Pangkalan pendaratan ikan Muara Angke