kebutuhan ikan di wilayah DKI Jakarta, produksi ikan di Kota Jakarta Utara juga banyak ditujukan untuk keperluan ekspor ke negara-negara importir seperti
Singapura, Korea, dan Jepang. Jenis ikan yang menjadi ikan ekspor adalah ikan tuna, cakalang, tenggiri dan kerapu Dinas Pertanian dan Kelautan Provinsi DKI
Jakarta 2009.
3 Daerah penangkapan ikan
Daerah penangkapan ikan nelayan-nelayan di Kota Jakarta Utara adalah: Bangka Belitung, Perairan Sumatera, Selat Karimata, Laut Jawa, Perairan
Kalimantan Barat, Kepulauan Natuna, Teluk Jakarta, Perairan Karawang, Perairan Papua dan Perairan Karimun Jawa. Daerah penangkapan ikan yang jauh, tanpa
diiringi dengan penanganan ikan yang baik selama di atas kapal, akan mengakibatkan turunnya kualitas ikan hasil tangkapan. Semakin dekatnya daerah
penangkapan ikan juga dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan. Jika musim penangkapan ikan dalam kondisi baik maka akan memungkinkan untuk mencapai
jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan ikan, dan sebaliknya. Musim penangkapan ikan terbagi menjadi 2 dua musim yakni musim barat
dan musim timur. Musim barat terjadi pada bulan November sampai bulan April. Pada musim ini angin bertiup sangat kuat dan menimbulkan gelombang yang
tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak nelayan tidak mau melaut karena memiliki resiko yang besar. Pada musim timur angin dan gelombang relatif lebih tenang
dan stabil sehingga menjadi musim pilihan nelayan untuk melaut. Musim timur terjadi pada bulan April
–November. Musim timur adalah musim ikan dengan hasil tangkapan yang lebih banyak karena nelayan lebih banyak melakukan
aktivitas penangkapan ikan.
4.2 Keadaan umum Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke
4.2.1 Kondisi Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara
Angke 1
Pengelolaan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke
Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan PKPP merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Provinsi DKI Jakarta di bidang pengelolaan kawasan pelabuhan
perikanan dan pangkalan pendaratan ikan. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 105 Tahun 2002 UPT. Pengelola
Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008:
a. Mengatur, mengelola dan memelihara fasilitas pelabuhan perikanan, beserta
sarana penunjangnya; b.
Mengelola pemukiman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya; dan c.
Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban lingkungan kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, secara umum tugas-tugas yang diemban oleh UPT PKPP dan PPI untuk mengelola PPI Muara Angke telah
terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat kenyamanan dan kemudahan dalam melakukan aktivitas perikanan di kawasan PPI Muara Angke dengan tersedianya
fasilitas dan sarana yang mendukung kegiatan perikanan khususnya perikanan tangkap. Selain tugas-tugas yang tertera di atas, UPT PKPP dan PPI Muara Angke
juga memiliki fungsi secara khusus dalam pengelolaan kawasan PPI Muara Angke.
Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 105 Tahun 2002, UPT Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan
Pendaratan Ikan mempunyai fungsi sebagai berikut UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008:
a. Menyusun program dan rencana kegiatan operasional;
b. Perencanaan, pemeliharaan, pengembangan dan rehabilitasi dermaga dan
pelabuhan; c.
Penertiban rekomendasi izin kapal perikanan yang masuk dan keluar pelabuhan perikanan dari aspek kegiatan perikanan;
d. Pelayanan tambat labuh dan bongkar muat kapal;
e. Penyediaan fasilitas penyelenggaraan pelelangan ikan dan penyewaan
fasilitas penunjang lainnya; f.
Pengelolaan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan usaha yang menunjang usaha perikanan;
g. Pengelolaan sarana fungsional, sarana penunjang dan pengusahaan barang
dan atau pihak ketiga; h.
Pelayanan fasilitas sandar kapal, pasar grosir, pasar pengecer, pengolahan ikan, pengepakan ikan gudang hasil perikanan dan usaha pengolahan ikan;
i. Pengkoordinasian kegiatan operasional instansi terkait yang melakukan
aktivitas di pelabuhan perikanan; j.
Penyelenggaraan keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan pelabuhan perikanan; dan
k. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
Tugas dan fungsi UPT PKPP dan PPI Muara Angke sebagai pengelola kawasan PPI Muara Angke dijalankan dengan membentuk susunan organisasi
yang bekerja secara khusus. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 105 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, susunan organisasi UPT PKPP dan PPI terdiri dari UPT
PKPP dan PPI Muara Angke 2008: a.
Kepala Unit; b.
Sub Bagian Tata Usaha; c.
Seksi Kepelabuhanan Perikanan; d.
Seksi Pelelangan Ikan; e.
Seksi Fasilitas Usaha; f.
Seksi Pemukiman Nelayan, Keamanan dan Ketertiban; dan g.
Sub Kelompok Jabatan Fungsional. Pada tahun 2009, susunan organisasi dan tata kerja UPT PKPP dan PPI
Muara Angke telah berubah; namun pada saat penelitian berlangsung susunan organisasi dan tata kerja yang baru belum dapat diperoleh karena pihak UPT
PKPP dan PPI Muara Angke sendiri juga belum mendapatkan surat keputusan yang sah.
Dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, UPT PKPP dan PPI membentuk jabatan non struktural tetapi juga non fungsional yang
keberadannya ditetapkan oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi
DKI Jakarta. Artinya jabatan tersebut tidak termasuk ke dalam susunan organisasi dan tata kerja dan hanya menjalankan fungsi sebagai pengelola pelelangan
bersama dengan koperasi perikanan setempat. Jabatan yang dimaksud yaitu sebagai berikut :
a. Kepala TPI Muara Angke;
b. Kepala TPI Muara Baru;
c. Kepala Pasar Grosir Muara Angke;
d. Kepala Pasar Grosir Muara Baru;
e. Kepala Pasar Ikan; dan
f. Kepala Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional.
Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI di Muara angke ditunjukkan pada Gambar 7 berikut :
Gambar 7 Struktur Organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke UPT PKPP dan PPI 2008
Gambar 7 menunjukkan bahwa pengelolaan pelelangan ikan di PPI Muara Angke dilakukan oleh seksi pelelangan ikan yang langsung berada di bawah
kepala unit UPT PKPP dan PPI Muara Angke. Hal ini memperlihatkan bahwa pelelangan ikan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dan dikelola
secara khusus.
Kepala Unit
Kepala Sub Bagian Tata
Kepala Seksi Pelelangan Ikan
Kepala Seksi Fasilitas
Kepala Seksi Kepelabuhanan
Kepala Seksi Pemukiman,
Keamanan Kelompok Jabatan
Fungsional
2 Kondisi Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara
Angke
Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke telah dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas yang diharapkan
mampu menunjang kelangsungan aktivitas kepelabuhan. Fasilitas-fasilitas yang telah dibangun di kawasan PPI Muara Angke adalah
sebagai berikut UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008:
1 Perumahan nelayan
Pembangunan kompleks perumahan nelayan telah dialokasikan lahan seluas 21,16 ha yang pembangunannya telah dilaksanakan sejak tahun 1978 dan jumlah
rumah yang telah dibangun yaitu sebanyak 1.728 unit. Sebanyak 1.128 unit diantaranya, cara pengelolaannya sama dengan yang
dilakukan oleh BTN maupun Perumnas yaitu dengan cara sewa beli dengan jangka waktu antara 15
–18 tahun. Sedangkan sebanyak 600 unit berupa rumah susun disalurkan kepada nelayan dengan cara sewa.
2 Pengolahan hasil perikanan tradisional
Fasilitas pengolahan hasil perikanan tradisional PHPT digunakanan untuk menampung aktivitas pengolah ikan. Pada tahun 1983 Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah membangun 201 unit pengolahan tadisional diatas lahan seluas sekitar 5ha. Setiap unit pengolahan terdiri atas rumah kerja berlantai 2 ukuran
5×6m dan tempat penjemuran ikan seluas 120m² yang disalurkan dengan cara sewa yang besarnya sesuai peraturan daerah yang berlaku.
Jenis ikan yang diolah antara lain: ikan bilis, bloso, cucut, cumi-cumi, layang, pari, pepetek, tenggiri, tongkol, dan lain-lain dengan produksi rata-rata
perhari sebanyak 30 –40 ton. Hasil produksi para pengolah tersebut pada umunya
dipasarkan ke wilayah Jabodetabek.
Jenis olahan dan jumlah pengolah ikan di PHPT tertera dalam Tabel 9 berikut:
Tabel 9. Jenis olahan dan jumlah pengolah di PHPT Muara Angke, 2008 Jenis olahan
Jumlah pengolah unit 1.
Ikan asin 189
2. Ikan pindang
1 3.
Terasi 1
4. Kerupuk kulit pari
4 5.
Pengolahan kulit par 3
6. Pengolahan limbah ikan
3 Jumlah
201
Sumber: UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008
3 Tempat pelelangan ikan
Tempat pelelangan ikan TPI mempunyai nilai strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan, karena di tempat ini pengelola pelelangan
memberikan pelayanan lelang sehingga harga yang terjadi dalam proses lelang merupakan harga optimal yang dapat diperoleh nelayan. Tempat pelelangan ikan
dalam satu hari melayani sekitar 15 kapal dan sekitar 45 perahu yang membongkar hasil tangkapannya dengan produsi ikan yang masuk dalam satu hari
mencapai rata-rata 100 –125 ton. Tempat pelelangan ikan sendiri dikelola oleh
Koperasi Mina Jaya beserta pihak UPT PKPP PPI Muara Angke.
4 Pasar grosir
Pasar grosir merupakan salah satu mata rantai distribusipemasaran ikan yang berada di Muara Angke. Pasar grosir memiliki 870 lapak yang dimanfaatkan
oleh 275 pedagang grosir. Aktivitas pasar grosir ini dilakukan pada malam hari dan ikan yang diperdagangkan selain dari hasil lelang di Muara Angke juga
berasal dari daerah seperti: Tuban, Pekalongan, Tegal, Cilacap, dan Lampung. Dalam satu malam perputaran perdagangan ikan di pasar grosir rata-rata mencapai
35ton. Pihak pengelola pelabuhan telah membangun pasar grosir baru dengan 216 lapak untuk meningkatkan pelayanan kepada pedagang dan pembeli ikan.
5 Pasar pengecer
Selain pasar grosir, di Muara Angke telah tersedia fasilitas bagi pengecer untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan ikan dalam
jumlah kecil. Luas pasar pengecer 1.260m² dengan jumlah lapak 150 buah yang
dimanfaatkan oleh 148 orang pedagang pengecer. Pasar pengecer ini melayani kebutuhan konsumen dan para pengunjung yang akan mengkonsumsi ikan bakar
di pusat jajan serba ikan yang masih berada di kawasan Muara Angke. Omzet penjualan di pasar pengecer dalam satu minggu mencapai 500 kgpedagang dan
puncak keramaian penjualan biasanya terjadi pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat tingkat menengah keatas pada tahun 2008
telah dibangun pasar pengecer higienis yang lokasinya berada disebelah barat pasar grosir lama.
6 Pabrik es
PT AGB ICE pada tahun 2004 telah membangun 1 unit pabrik es dengan kapasitas 100.000 ton di Kawasan Muara Angke untuk dapat memenuhi
kebutuhan nelayan, pedagang dan pengolah ikan. Pihak pelabuhan saat ini belum memiliki pabrik es sendiri untuk memenuhi kebutuhan es bagi nelayan.
7 Cold Storage
Ikan merupakan suatu produk yang cepat sekali mengalami penurunan kualitas apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu kegiatan penanganan
ikan seharusnya dilakukan sejak penangkapan, pembongkaran, pengangkutan, distribusi dan pemasaran. Cold storage yang tersedia di kawasan Muara Angke
sebanyak satu 1 unit cold storage dengan kapasitas 1.000 ton yang dibangun oleh PT AGB Tuna pada tahun 2003 diatas lahan seluas 3.000m².
Pasokan ikan berasal dari nelayan Muara Angke, Palabuhanratu dan Muncar dengan jenis ikan yang disimpan adalah layur, bawal, cumi dan tenggiri dengan
biaya penyewaan penitipan sebesar Rp.15,- per kg per hari. Namun melihat kapasitas cold storage tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan, maka UPT
PKPP dan PPI sejak tahun 2007 –2008 telah membangun 1 unit cold storage
dengan kapasitas 900 ton.
8 Stasiun pengisian bahan bakar umumstasiun pengisisan bahan bakar
Penyediaan kebutuhan bahar bakar minyak untuk kebutuhan kapal maupun kendaraan darat dilayani oleh stasiun pengisian bahan bakar umum SPBU sejak
tahun 1997. Stasiun pengisisan bahan bakar umum ini dibangun diatas lahan seluas 2.212 m². Sejalan dengan kebijakan pemerintah pada tahun 2008 SPBU
dipecah menjadi SPBU untuk memenuhi kebutuhan kendaraan darat dan stasiun pengisian bahan bakar SPBB untuk melayani kebutuhan kapal perikanan. Selain
itu, tersedia juga 2 unit SPBB terapung yang dikelola oleh swasta.
9 Tempat pengepakan ikan
Tempat pengepakan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah di kawasan Muara Angke terutama untuk memenuhi kebutuhan ikan
segar di supermarket dan kebutuhan pasar ekspor. Muara Angke memiliki 30 unit gedung pengepakan dengan luas masing-masing 50
–200 m², terdiri atas bangunan satu lantai dan dua lantai.
Produksi tempat pengepakan ini rata-rata per bulan mencapai 75 ton dengan negara tujuan ekspor yaitu Singapura, Malaysia dan Hongkong. Jenis ikan yang
diekspor meliputi bawal, ekor kuning, kakap merah, kerapu, tenggiri dan lain-lain. Ikan sebagai bahan baku diperoleh dari Muara Angke sebanyak 40 dan dari luar
daerah sebanyak 60.
10 Pusat jajan serba ikan
Pusat jajan serba ikan merupakan fasilitas kios ikan bakar yang dibangun pada tahun 1996 dengan jumlah kios sebanyak 24 buah masing-masing berukuran
5×17 m. Tujuan pembangunan pusat jajan serba ikan ini yaitu untuk merangsang minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dan menciptakan peluang pasar
produk hasil perikanan khususnya jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi.
11 Instansi lain, fasilitas sosial dan fasilitas umum
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang berada di kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan Muara Angke
terdapat pula instansi pemerintah maupun kelembagaan serta fasilitas sosial dan fasilitas umum meliputi UPT PKPP dan PPI Muara Angke 2008:
a. UPT Dinas Perhubungan Laut;
b. Syahbandar dan KPLP Dept.Perhubungan;
c. DPD HNSI;
d. Pos polisi KP3 Muara Angke;
e. Pos Kesehatan;
f. Pos pemadam kebakaran;
g. Terminal bus Muara Angke;
h. Pasar Inpres PD Pasar Jaya;
i. Rumah Sakit Paru-Paru;
j. Puskesmas; dan
k. TK, SD dan SMP
Fasilitas-fasilitas di PPI Muara Angke sama seperti layaknya fasilitas yang tersedia di berbagai pelabuhan perikanan di Indonesia. Fasilitas menarik perhatian
adalah fasilitas pusat jajanan serba ikan pujaseri yang dibangun guna mengajak masyarakat untuk datang berkunjung ke PPI Muara Angke. Berdirinya fasilitas ini
akan meningkatkan pendapatan PPI Muara Angke dan mendongkrak aktivitas kepelabuhan secara tidak langsung.
4.2.2 Kondisi perikanan tangkap di PPI Muara Angke