Persepsi pedagang-pembeli terhadap pelelangan di PPI Muara Angke

Sebanyak 29 responden agen mengaku tidak mengetahui masalah sanitasi sarana pelelangan, sedangkan sebanyak 71 responden agen menyebutkan bahwa pihak pengelola belum maksimal dalam kontrol sanitasi sarana pelelangan Gambar 26. Responden agen menyebutkan bahwa kondisi sarana pelelangan seperti lantai gedung pelelangan yang kotor dapat menurunkan kualitas ikan. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian masih terlihat banyaknya sampah-sampah plastik dan puntungan rokok serta ceceran ikan di lantai gedung pelelangan. Selain itu, trays yang digunakan untuk mengangkut ikan ke lantai pelelangan tidak dicuci dengan bersih setelah pelelangan selesai sehingga masih menyisakan ceceran serta potongan-potongan ikan. Secara umum persepsi agen terhadap pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke menyatakan bahwa pelelangan sudah berjalan dengan benar. Waktu pelelangan yang berlangsung saat ini sudah berjalan sesuai dengan keinginan responden agen. Selain itu jumlah sarana pelelangan yang dibutuhkan pada proses pelelangan saat ini sudah memadai walaupun masih terjadi kekurangan pada saat musim puncak ikan.

7.2 Persepsi pedagang-pembeli terhadap pelelangan di PPI Muara Angke

Wawancara di lapangan dilakukan terhadap 7 orang pedagang-pembeli di TPI Muara Angke Lampiran 3. Seluruh pedagang tersebut menyatakan bahwa melakukan proses jual beli ikan hasil tangkapan setiap hari di PPI Muara Angke. Ikan-ikan tersebut akan dijual kembali di pasar dan pengolah ikan di sekitar Muara Angke. Pedagang-pembeli di PPI Muara Angke membeli hasil tangkapan melalui 2 cara yaitu melalui pelelangan dan membeli langsung dari nelayan tanpa melalui proses pelelangan. Pedagang akan lebih memilih membeli hasil tangkapan langsung dari nelayan daripada melalui proses pelelangan. Hal ini dikarenakan oleh hasil tangkapan yang melalui proses pelelangan umumnya memiliki kualitas yang rendah. Lemahnya pengawasan dan penjaminan mutu ikan oleh pengelola tempat pelelangan menyebabkan ikan yang masuk ke pelelangan memiliki mutu dan nilai ekonomis yang rendah. Pedagang-pembeli berasalan bahwa kualitas ikan yang rendah akan menyebabkan ikan tersebut susah dijual kembali dengan harga yang sesuai dengan permintaan pasar. Sebaliknya ikan dengan kualitas baik yang didapat langsung dari nelayan akan lebih mudah terjual dengan harga yang sesuai. 1. Persepsi pedagang-pembeli tentang keberadaan pelelangan di TPI Muara Angke Gambar 27 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap keberadaan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 Seluruh responden pedagang-pembeli menyebutkan mengetahui keberadaan aktivitas pelelangan di PPI Muara Angke Gambar 27. Seluruh responden mengetahui keberadaan pelaksanaan lelang sesuai dengan waktu dan mekanisme lelang yang telah ditetapkan di PPI Muara Angke. 2. Persepsi mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan Gambar 28 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap persepsi mengenai keuntungan pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 Responden pedagang-pembeli menilai bahwa pelelangan di PPI Muara Angke menguntungkan Gambar 28. Melalui proses pelelangan pedagang- pembeli lebih mudah untuk mendapatkan ikan untuk kemudian dijual kembali di tempat lain namun kualitas ikan yang rendah menyebabkan pelelangan kurang menguntungkan karena menyulitkan pedagang untuk menjual kembali ikan berkualitas rendah. 3. Persepsi mengenai proses pelelangan Gambar 29 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap persepsi mengenai proses pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 Responden pedagang-pembeli menilai proses pelelangan di PPI Muara Angke berlangsung dengan baik Gambar 29. Sistem pelelangan berlangsung dengan sistem terbuka serta proses penawaran berlangsung mulai dari harga terendah sampai tertinggi. Peraturan pengelola pelelangan mensyaratkan peserta harus mendaftarkan diri dan menyerahkan uang deposit kepada kasir. Peraturan tersebut dinilai baik oleh pedagang-pembeli karena adanya kepastian dan jaminan agar pemenang lelang membayar uang hasil pelelangan kepada pihak penjual. 4. Persepsi mengenai kecukupan fasilitas pelelangan Gambar 30 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli terhadap persepsi mengenai kecukupan fasilitas pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 Menurut responden pedagang-pembeli fasilitas pelelangan yang disediakan sudah mencukupi untuk melaksanakan aktivitas pelelangan Gambar 30. Namun ada juga responden menyebutkan bahwa fasilitas tersebut kurang mencukupi untuk melaksanakan aktivitas pelelangan terutama saat musim puncak ikan. 5. Persepsi mengenai pengorganisiran waktu pelelangan Gambar 31 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai pengorganisiran waktu pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 Waktu pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke menurut pedagang berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pengelola pelelangan Gambar 31. Hanya sebagian pedagang beranggapan bahwa waktu pelelangan belum sesuai dengan keinginan mereka. 6. Persepsi mengenai kemudahan mendapatkan ikan Gambar 32 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai kemudahan mendapatkan ikan di PPI Muara Angke tahun 2010 Seluruh responden pedagang-pembeli menyebutkan bahwa proses pelelangan di PPI Muara Angke memudahkan mereka untuk mendapatkan ikan untuk dijual kembali walaupun belum seperti kualitas ikan yang mereka inginkan Gambar 32. Adanya kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke memberikan pilihan bagi pedagang-pembeli untuk memperoleh ikan untuk dijual kembali. 7. Persepsi mengenai ada tidaknya kontrol mutu hasil tangkapan Gambar 33 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai kontrol mutu hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2010 Pedagang-pembeli menilai kontrol mutu ikan oleh pengelola pelelangan tidak baik. Pedagang menyebutkan bahwa tidak ada kontrol mutu yang dilakukan oleh pihak pengelola terhadap ikan yang akan dilelang Gambar 33. Kontrol mutu yang dilakukan oleh pihak pengelola saat isu ikan berfornalin pada tahun 2007 dinilai kurang oleh sebagian besar responden. Ikan hasil tangkapan yang masuk ke lantai pelelangan dinilai memiliki kualitas yang kurang baik sehingga pedagang-pembeli mendapatkan kesulitan untuk menjual kembali ikan-ikan tersebut. 8. Persepsi mengenai kontrol sanitasi sarana pelelangan Gambar 34 Persentasi jumlah responden pedagang-pembeli mengenai kontrol sanitasi sarana pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010 Responden pedagang-pembeli menilai bahwa kontrol sanitasi sarana pelelangan di PPI Muara Angke kurang baik Gambar 34. Sebagian kecil responden beranggapan bahwa tidak adanya kontrol dan standar sanitasi yang diberlakukan oleh pengelola pelelangan terhadap sarana pelelangan. Sebagian besar lainnya beranggapan bahwa kontrol sanitasi oleh pengelola pelabuhan masih kurang baik. Upaya pihak pengelola pelelangan dalam pencucian dan pembersihan sarana-sarana pelelangan dianggap masih kurang maksimal. Secara umum persepsi pedagang-pembeli terhadap pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke sudah berjalan dengan benar. Adanya pelaksanaan pelelangan memudahkan responden pedagang-pembeli untuk mendapatkan ikan walaupun masih belum sesuai dengan mutu ikan yang diinginkan. Proses pelelangan di PPI Muara Angke berjalan dengan sistem terbuka dengan sistem penawaran dari harga terendah sampai harga tertinggi sehingga pedagang-pembeli dapat bersaing untuk mendapatkan ikan sesuai harga yang diharapkan. Kelemahan yang dikeluhkan oleh responden pedagang-pembeli dalam pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke adalah masalah mutu ikan yang rendah. Pengelola pelelangan di PPI Muara Angke hanya melakukan kontrol mutu pada saat- saat tertentu saja seperti pada saat adanya isu ikan berformalin namun selanjutnya pengelola pelelangan tidak melakukan kontrol mutu secara berkelanjutan pada proses pelelangan. Tidak adanya kontrol mutu ikan menyebabkan ikan yang masuk ke pelelangan belum sesuai dengan keinginan responden pedagang- pembeli.

7.3 Persepsi pengolah ikan terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara