malam  hari.  Hasil  tangkapan  tersebut  akan  disimpan  di  cold  storage  milik perusahaan  untuk  dilelang  esok  harinya.  Pelelangan  pada  malam  hari  sebaiknya
harus  tetap  dilaksanakan  mengingat  kondisi  ikan  akan  menurun  jika  harus menunggu  besok  harinya.  Mutu  ikan  akan  tetap  terjaga  apabila  langsung
dilakukan  pelelangan  sesaat  pendaratan  sehingga  harga  ikan  tetap  tinggi. Kenyataan  yang  terjadi  di  TPI  Muara  Angke  adalah  hasil  tangkapan  yang
didaratkan  tidak  memiliki  mutu  baik  karena  telah  lama  berada  di  palkah  selama kapal  melaut.  Hal  ini  yang  menyebabkan  nelayan-nelayan  tidak  memperhatikan
mutu ikan ketika didaratkan dan tidak terlalu mengkhawatirkan waktu lelang yang semestinya.
Sebaiknya, pelelangan dilakukan saat matahari belum bersinar terlalu terik, hal ini dilakukan untuk  menghindari terjadinya penurunan mutu hasil tangkapan.
Kondisi  tempat  pelelangan  dimana  suhu  sekitarnya  sudah  mulai  panas  yaitu sekitar  27
-30 C  dapat  mempercepat  berkembangbiaknya  bakteri  yang
menyebabkan penurunan mutu ikan. Waktu pelelangan yang ideal dilakukan pada pagi  hari  yaitu  antara  jam  5-7  seperti  yang  dilakukan  di  PPN  Pekalongan  dan
pelabuhan  Lorient  di  Perancis  Pane  2010.  Kemampuan  mengorganisir  waktu pelelangan di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel  19  Kemampuan  mengorganisir  waktu  pelelangan  di  PPI  Muara  Angke tahun 2010
Parameter Kemampuan
Pengelola Indikator
Kondisi di Lokasi Penelitian
Kesimpulan Kemampuan
mengorganisir waktu pelelangan
Kegiatan pelelangan dilakukan secara
periodik sesuai waktu yang
direncanakan 1.
Pelelangan berlangsung.
2. Waktu pelelangan
berjalan sesuai sesuai dengan
waktu yang ditetapkan
pengelola. Pengelola TPI
memiliki kemampuan yang
baik untuk mengorganisir
waktu pelelangan.
6.2 Kemampuan penyediaan sarana pelelangan
Suatu proses pelelangan akan terselenggara dengan lancar apabila memiliki sarana yang cukup dan memadai. Tersedianya fasilitas dan sarana pelelangan yang
cukup dan dalam kondisi baik tentu akan mempermudah kelancaran pelaksanaan
pelelangan  di  setiap  pelabuhan  perikanan.  Agar  proses  pelelangan  berlangsung dengan  baik  maka  harus  terdapat  sarana  untuk  penyelenggaraan  pelelangan  dan
sarana bagi pelaku pelelangan. Sarana-sarana  untuk  penyelenggaraan  pelelangan  yang  terdapat  di  TPI
Muara Angke adalah sebagi berikut: 1
Timbangan Timbangan  digunakan  untuk  mengetahui  data  berat  hasil  tangkapan  yang
didaratkan. Proses penimbangan di TPI Muara Angke dilakukan di dermaga setelah ikan hasil tangkapan didaratkan. Ikan tersebut kemudian diberi label
berat  dan  nama  kapal  pemilik  untuk  didistribusikan  ke  pelelangan.  Setelah selesai  penimbangan  agen  perwakilan  nelayan  pemilik  akan  mendapat
nomor  urut  lelang.  Alat  timbang  di  PPI  Muara  Angke  dapat  dilihat  pada Gambar 15.
Gambar 15 Alat timbangan ikan di PPI Muara Angke tahun 2010
Menurut  data  TPI  Muara  Angke  tahun  2009  terdapat  4  empat  jenis timbangan di TPI Muara Angke yakni timbangan duduk 1000 kg sebanyak 3
buah, timbangan duduk 500 kg sebanyak 1 buah, timbangan geser laju 100 kg  sebanyak  2  buah  dan  timbangan  gantung  120  kg  sebanyak  20  buah.
Berdasarkan data penelitian pengadaan timbangan ini dilakukan pada tahun 2007  yang  diserahkan  langsung  Pemda  DKI  melalui  UPT  PKPP  dan  PPI
Muara Angke kepada TPI sebagai inventaris pelelangan TPI Muara Angke. Lamanya umur timbangan diduga dapat menyebabkan berkurangnya tingkat
akurasi  sehingga  data  berat  hasil  tangkapan  tidak  akurat.  Pihak  pengelola
pelelangan  seharusnya  segera  mengkalibrasi  ulang  atau  mengganti timbangan  yang  telah  lama  agar  kemungkinan  ketidakakuratan  data  hasil
tangkapan dapat diminimalisir; 2
Keranjang Trays Keranjang  trays  adalah  alat  yang  digunakan  sebagai  wadah  tempat  ikan
hasil tangkapan selama pembongkaran dari atas kapal, penimbangan hingga pada saat pelelangan.  Tempat Pelelangan Ikan TPI Muara Angke memiliki
1.820  buah  keranjang  untuk  keperluan  pelelangan.  Keranjang  tersebut memiliki kapasitas sebesar 70 kg yang disewakan kepada para buruh angkut
dengan besar sewa sebesar Rp.750keranjang.  Pengadaan dan penambahan jumlah  keranjang  ini  dilakukan  oleh  Pemda  DKI  melalui  UPT  PKPP  dan
PPI  Muara  Angke  pada  tahun  2009.  Keranjang  ikan  trays  di  PPI  Muara Angke dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Keranjang ikan trays di PPI Muara Angke tahun 2010
Pengamatan  di  lapangan  menunjukkan  bahwa  kondisi  keranjang  di  TPI Muara Angke relatif masih dalam keadaan baik. Namun perlakuan terhadap
keranjang  selama  proses  pembongkatan,  penimbangan  dan  pelelangan  oleh petugas  buruh  angkut  dapat  menyebakan  kondisi  keranjang  akan  cepat
rusak.  Petugas  buruh  angkut  sering  terlihat  membanting  dan  menyeret keranjang  yang  berisi  hasil  tangkapan  selama  proses  tersebut.  Pihak
pengelola pelelangan perlu memberlakukan aturan untuk mencegah kejadian tersebut terus terulang dan perlu tindakan tegas bagi yang melanggar;
3 Gerobak troli dan gerobak dorong lori
Gerobak troli dan gerobak dorong lori digunakan untuk mendistribusikan ikan  hasil  tangkapan  yang  telah  selesai  ditimbang  ke  lantai  pelelangan
ataupun  ke  tempat  tujuan  lain  setelah  selesai  pelelangan.  Jumlah  troli  yang terdapat  di  TPI  Muara  Angke  saat  ini  sebanyak  80  buah  dan  lori  sebanyak
30  buah.    Pengangkutan  ikan  hasil  tangkapan  dengan  menggunakan  troli dapat  memuat  5
–6 keranjang ikan sekali angkut dan dengan menggunakan lori dapat mengangkut 3
–4 keranjang ikan sekali angkut. Alat pengangkutan ikan di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Alat pengangkut ikan lori di PPI Muara Angke tahun 2010
Pengadaan dan penambahan jumlah troli dan lori dilakukan oleh Pemda DKI melalui UPT PKPP dan PPI Muara Angke pada tahun 2009. Pengamatan di
lapangan  menunjukkan,  secara  umum  kondisi  troli  dan  lori  di  TPI  Muara Angke  berada  dalam  kondisi  buruk.  Alat  angkut  tersebut  terbuat  dari  kayu
dengan  kondisi  kayu  yang  telah  melapuk  dan  cat  yang  semula  menutupi permukaan kayu telah terkikis  habis.  Pelapukan kayu dari  gerobak tersebut
akan ikut mengotori ikan hasil tangkapan sehingga dapat menurunkan mutu ikan  selama  pengangkutan.  Pihak  pengelola  pelelangan  perlu  melakukan
maintenance  atau  mengganti  troli  dan  lori  di  TPI  Muara  Angke  agar  tidak ikut mencemari ikan yang akan dilelang; dan
4 Alat pengeras suara sound system
Alat  pengeras  suara  sound  system  digunakan  sebagi  alat  untuk memudahkan juru lelang dalam melaksanakan tugasnya. Pada kondisi  yang
ideal,  pelelangan  hasil  tangkapan  akan  sangat  ramai  oleh  suara  peserta lelang pada saat  proses tawar-menawar.  Untuk itu diperlukan  alat pengeras
suara agar memudahkan juru lelang untuk menetapkan harga dan pemenang lelang.
Alat  pengeras  suara  di  TPI  Muara  Angke  terdapat  sebanyak  2  buah microphone  wireless  dan  1  buah  microphone  tanpa  wireless  serta  4  buah
loudspeaker  yang  dipasang  di  setiap  sudut  gedung  pelelangan.  Pengadaan alat  ini  diberikan  oleh  Pemda  DKI  pada  tahun  2004  dan  sampai  saat  ini
masih berfungsi dengan baik. Selain  sarana  untuk  penyelengaraan  pelelangan,  TPI  Muara  Angke  juga
menyediakan saran-sarana bagi pelaku pelelangan seperti sepatu boat, baju buruh, dan selang air untuk mencuci ikan sebelum dan sesudah pelelangan serta. Menurut
pengamatan  di  lapangan,  tidak  semua  petugas  dan  peserta  lelang  menggunakan sepatu  boat  selama  proses  pelelangan  berlangsung.  Sepatu  boat  yang  seharusnya
dipakai  ketika  memasuki  gedung  pelelangan  dan  dilepas  setelah  keluar  dari gedung  pelelangan  telah  digunakan  mulai  dari  pembongkaran  dan  pengangkutan
ikan.  Kondisi  ini  akan  menyebabkan  lantai  gedung  pelelangan  menjadi  tidak bersih  karena  kotoran  dari  luar  gedung  pelelangan  dan  masuk  ke  dalam  gedung
pelelangan.  Selain  sepatu  boat,  penggunaan  selang  air  juga  perlu  dimaksimalkan penggunaannya.
Selang  air  digunakan  sebagi  alat  bantu  memudahkan  pencucian  ikan  hasil tangkapan  sebelum  masuk  ke  gedung  pelelangan.  Pada  kenyataannya,  selang  air
tersebut jarang terlihat penggunaannya karena ikan hasil tangkapan di TPI Muara Angke tidak dicuci terlebih dahulu sebelum masuk ke gedung pelelangan. Selang
air  tersebut  hanya  digunakan  pada  saat  membersihkan  lantai  gedung  pelelangan setelah  proses  pelelangan  selesai.  Kemampuan  penyediaan  sarana  dan  prasarana
pelelangan pada Tabel 20.
Tabel 20 Kemampuan penyediaan sarana dan prasarana pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
6.3 Kemampuan penyediaan sistem lelang dan pengawasannya