a b Gambar 13 Proses pelelangan ikan dipimpin oleh juru lelang a dan pencatatan
data lelang b di PPI Muara Angke tahun 2010 Berdasarkan pengamatan, ikan yang dilelang di TPI Muara Angke adalah
ikan dengan mutu rendah. Ikan-ikan tersebut dilelang karena tidak memiliki nilai jual tinggi jika langsung dijual ke pasaran. Ikan dimasukkan ke dalam trays
dengan kondisi membeku dan terkotak-kotak oleh bongkahan es. Sebagian kondisi ikan telah terpisah antara kepala dan tubuh ikan. Kondisi ini meyebabkan
ikan tidak memungkinkan untuk diuji secara organoleptik. Pihak penyelenggara pelelangan terlihat tidak memperhatikan masalah ini karena tidak adanya tindak
lanjut untuk menyikapi buruknya mutu ikan di TPI Muara Angke. Buruknya mutu ikan ini seharusnya mendapat tanggapan serius dari pihak penyelenggara
pelelangan di TPI Muara Angke.
5.1.3 Proses akhir pelelangan
Setelah proses tawar menawar selasai dan telah ditentukan pemenang lelang, ikan akan diberi label data berat dan pemenang ikan per keranjang.
Kemudian juru lelang akan memanggil pemilik ikan dan pemenang ikan untuk proses pembayaran dan pengenaan retribusi lelang. Yustiarani 2008
mengemukakan bahwa pelaksanaan pengambilan retribusi diatur oleh TPI, dimana setelah selesai melakukan pelelangan ikan, para pemilik ikan yang
melakukan pelelangan ikan langsung menyetor kepada kasir TPI sebesar 3 dari hasil penjualan. Pihak TPI akan mengecek apabila ada pemilik ikan yang belum
menyetorkan retribusi lelang ke kasir TPI. Para pemenang lelang kemudian akan mengemasi ikannya. Proses ini dilakukan dengan cara memindahkan ikan-ikan
tersebut dari trays TPI ke trays masing-masing untuk segera didistribusikan ke tempat tujuan masing-masing ataupun ke tempat pengasinan dengan bantuan para
buruh atau kuli angkut. Pencucian alat-alat pelelangan seperti trays juga masih belum terlaksana
dengan baik dan benar. Setelah pencucian selesai, masih terdapat potongan ikan, ceceran darah dan lendir serta genangan air di sekeliling trays. Trays tersebut
kemudian akan disusun bertumpuk untuk digunakan kembali pada proses pelelangan berikutnya. Selain itu, terdapat juga trays yang sudah dalam kondisi
rusak dan belum diperbaiki namun masih tetap digunakan. Kondisi trays yang seperti ini tentu akan merusak tubuh ikan yang dilelang dan kemudian akan
menurunkan mutu ikan tersebut. Uraian-uraian diatas secara garis besar dapat menyimpulkan bahwa proses
pelelangan hasil tangkapan di TPI Muara Angke belum berjalan dengan benar. Hal ini dapat dilihat dari
adanya sistem pelelangan ‘opouw’, proses tawar menawar pada transaksi lelang, kondisi mutu ikan yang rendah serta belum
memadainya fasilitas penunjang proses pelelangan. Saluran distribusi hasil tangkapan di PPI Muara Angke dapat digambarkan
pada Gambar 14.
sistem opouw
Gambar 14 Bagan saluran distribusi hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2010
Agen nelayan pemilik
Pedagang kecilbakul
Pedagang besar perusahaan
Konsumen Pengolah ikan
5.2 Pengelola pelelangan di PPI Muara Angke