Sejak ikan diangkat dari air, selama penyimpanan dan didistribusikan dari pedagang perantara sampai kepada konsumen atau pabrik pengolahan, ikan
tersebut akan mengalami kemunduran kualitasmutu. Menurut Rahayu 2000, berbagai penyebab turunnya atau rusaknya mutu ikan segar adalah :
1 Tidak memperhatikan kebersihan baik alat-alat, wadah ikan palka, peti kotak
ikan kebersihan dek kapal serta air untuk mencuci ikan; 2
Bekerja tidak hati-hati, ceroboh dan kasar sehingga menyebabkan tubuh ikan menjadi luka, sobek, patah, atau remuk;
3 Bekerja sangat lambat, terutama saat memisahkan atau memilih ikan di atas
dek kapal; 4
Membiarkan ikan di tempat terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung;
5 Menggunakan alat-alat yang keras dan tajam, misalnya ganco, garpu, sekop
dan lain-lain sehingga dapat merusak tubuh ikan; 6
Menggunakan garam atau es untuk pengawet dalam jumlah yang kurang tidak mencukupi;
7 Menggunakan pecahan es yang ukurannya terlalu besar dan es yang dicampur
dengan ikan tidak merata; 8
Mencampur ikan yang telah busuk dengan ikan yang masih segar; 9
Pembongkaran ikan dari palka dan pengangkutan ikan ke tempat pelelangan dilakukan dengan kasar; dan
10 Setelah di tempat pelelangan, ikan yang disimpan dalam keranjang basket
tidak diberi es tambahan. Penurunan mutu ikan tidak dapat dihentikan secara total, yang dapat
diusahakan hanyalah memperlambat proses penurunan tersebut. Untuk memperlambat proses penurunan mutu ikan, diperlukan suatu penangan yang
baik, sehingga kerusakan dan proses pembusukan ikan dapat diperlambat.
2.1.3 Pendistribusian hasil tangkapan
Distribusi adalah istilah yang biasa digunakan dalam pemasaran untuk menjelaskan bagaimana suatu produk tersedia bagi konsumen dalam fungsi jarak
dan waktu. Sistem distribusi hasil tangkapan yang baik menentukan kelancaran
transaksi hasil tangkapan yang sifatnya lekas busuk perishable, yaitu cepatnya transaksi yang dapat menentukan kesegaran hasil tangkapan hingga ke tangan
konsumen. Cepatnya proses transaksi dipengaruhi oleh besarnya permintaan demand. Semakin besar permintaan terhadap hasil tangkapan maka biasanya
akan semakin cepat proses distribusi yang terjadi. Besarnya permintaan sendiri tergantung pada banyaknya konsumen dan besarnya preperensi masyarakat
terhadap jenis hasil tangkapan tertentu Hanafiah dan Saefuddin 1983. Selama proses pendistribusian, transportasi memegang peranan yang
penting. Transportasi atau pengangkutan merupakan bergeraknya atau pemindahan produk dari tempat penjualan ke tempat dimana produk tersebut akan
dipakai. Jika suatu produk yang didistribusikan tidak sesuai dengan keinginan konsumen dalam fungsi waktu maka dipastikan bahwa proses distribusi tersebut
gagal. Agar hal tersebut tidak terjadi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, menurut Mc Donald 1993 vide Yustiarani 2008 adalah: cara
pengangkutan yang akan digunakan, dan jadwal penyampaian produk. Hal ini disebut sebagai saluran distribusi.
Saluran distribusi yang baik sangat diperlukan dalam proses distribusi hasil tangkapan. Menurut Swastha dan Ibnu Sukotjo 2000, saluran distribusi untuk
suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen. Menurut Kotler 1992 terdapat
empat macam saluran distribusi yaitu : 1
Saluran tingkat nol produsen-konsumen; 2
Saluran tingkat satu produsen-pengecer-konsumen; 3
Saluran tingkat dua produsen-grosir-pengecer- konsumen; dan 4
Saluran tingkat tiga produsen-grosir-distributor-pengecer-konsumen. Kegiatan pemasaran hasil tangkapan yang dilakukan di suatu pelabuhan
perikanan bisa bersifat lokal, nasional, dan ekspor tergantung dari tipe pelabuhan tersebut. Sistem rantai pemasaran distribusi yang terdapat di beberapa pelabuhan
perikanan di Indonesia Misran 1995 dalam Yustiarani 2008 :
1 TPI Pedagang besar Pedagang lokal Pengecer
Konsumen 2
TPI Pedagang besar Pedagang lokal Konsumen 3
TPI Pengecer Konsumen
Rantai pemasaran yang baik adalah rantai menghubungkan TPI dengan konsumen secara lebih cepat. Semakin banyak pihak yang terkait dalam rantai
pemasaran akan semakin menurunkan nilai beli yang diperoleh konsumen dan menurunkan mutu ikan. Semakin cepat proses pemasaran sampai ke konsumen
akan memungkinkan agar mutu ikan tetap terjaga.
2.2 Pelelangan dan kemampuan pelelangan ikan 2.2.1 Pelelangan