Penetapan pengelolaan dan penetapan besar pungutan retribusi di Propinsi DKI Jakarta diatur dalam:
1 Perda nomor 3 tahun 1999;
2 SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 3 tahun 1999 tanggal 26 Januari 1999
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Primer Perikanan di DKI Jakarta;
3 SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 9932002 tanggal 17 Juni 2002 tentang
penunjukan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta sebagai penyelenggara pelelangan ikan di TPI Muara Angke; dan
4 SK Gubernur Nomor 20742000 tanggal 10 Agustus 2000 tentang
Penetapan Presentase Pengenaan Retribusi Pemakaian Tempat Pelelangan Ikan dan Biaya Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Perikanan
Mina Jaya yang dipungut dari nelayan sebesar 3 dan bakul sebesar 2, sedangkan bagian Koperasi Perikanan Mina Jaya sebesar 2 dari 5
retribusi yang diterima.
2.2.2 Pengelolaan pelelangan ikan
Koperasi itu sendiri menurut ICA International Cooperative Alliance adalah perkumpulan otonom orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis Baga 2009.
Baga selanjutnya menyatakan bahwa koperasi melandasi nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi,
persamaan, keadilan dan solidaritas. Nilai-nilai koperasi mengandung gagasan umum yang akan dilaksanakan dalam prakteknya dengan prinsip-prinsip koperasi
sebagai pedomannya. Gagasan umum dan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut Tabel 1
Tabel 1 Gagasan Umum dan Prinsip Koperasi
Gagasan Umum Prinsip Koperasi
1. Menolong diri sendiri berdasarkan pada
solidaritas 1.
Menolong diri sendiri 2.
Meningkatkan kesejahteraan anggota 3.
Sukarela dan keanggotaan terbuka 4.
Jatidiri sebagai pemilik dan pelanggan 2.
Demokrasi 5.
Manajemen dan pengawasan secara demokratis
3. Tidak menekankan pada kekuatan modal
6. Kerjasama perorangan
7. Modal sosial yang tidak dapat dibagi
4. Ekonomi
8. Efisiensi ekonomi dari perusahaan
koperasi 5.
Kebebasan 9.
Perkumpulan secara sukarela 10.
Otonomi dalam menentukan tujuan dan pengambilan keputusan
6. Keadilan
11. Pembagian hasil usaha secara adil
7. Kemajuan sosial melalui pendidikan
12. Pendidikan anggota
Sumber: Baga 2009
Dasar penunjukkan KUD Mina sebagai pengelola gedung TPI dan penyelenggara pelelangan adalah berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 71 Tahun 2006 Tentang: Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan Oleh Koperasi Primer Perikanan di Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Hal ini tercantum pada Bab 3 pasal 4 yang menyatakan bahwa Gubernur menunjuk koperasi primer perikanan sebagai penyelenggara pelelangan
ikan berdasarkan usulan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Selain itu penunjukkan KUD Mina sebagai pegelolan pelelangan tidak terlepas
dari keberadaan KUD Mina sebagai suatu lembaga sosial ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yaitu nelayan, melalui perannya
sebagai pengelola pelelangan. Menurut Dahuri 2005, koperasi perikanan pada awalnya hanya menyelenggarakan jual beli ikan hasil tangkapan melalui
penangkapan, kemudian berkembang dengan usaha perkreditan untuk biaya penangkapan. Retribusi yang diperoleh dari hasil lelang dipergunakan untuk biaya
administrasi, dana asuransi kecelakaan laut, pembelian bahan perikanan, pembuatan perahu, dan pengolahan ikan secara tradisional.
Penunjukkan KUD
Mina sebagai
pengelola pelelangan
seperti mengembalikan fungsi dan tujuan awal berdirinya KUD Mina. Pada masa awal
berdirinya, KUD Mina memiliki berbagai macam kemungkinan unit usaha Gambar 1 yang dikembangkan dan memiliki pangsa pasar yang potensial.
Sumber: Dahuri, 2005
Gambar 1 KUD Mina dengan kemungkinan unit-unit usahanya.
Sebagai mana disebutkan dalam Peraturan Gubernur No.71 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi
Primer di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bab 3 pasal 9, tugas dan tanggung jawab penyelenggara pelelangan ikan adalah sebagi berikut:
1 Pengurus koperasi primer perikanan yang telah ditunjuk sebagai
penyelenggara pelelangan ikan harus menetapkan petugas dari koperasi primer perikanan sebagai Kepala Pelelangan;
2 Kepala Pelelangan sebagaimana mana dimaksud pada ayat 1 mempunyai
tugas memimpin penyelenggaraan pelelangan ikan; 3
Kepala Pelelangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berkewajiban: a. Melaporkan kegiatan penyelenggaraan pelelangan ikan setiap bulan kepada
Pembina melalui koperasi b. Berkoordinasi dengan Kepala UPT PKPP dan PPI dan Kepala Tempat
Pelelangan Ikan; 4
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Kepala Pelelangan dibantu oleh:
a. Petugas Pembina Mutu Ikan b. Petugas dermaga
Pengadaan SaranaKapal Ikan, Alat Tangkap,
Pemasok Domestik
Pabrik es, cold strorage, pengemasan
hasil tangkapan
- Supermarket - Hotel
- Restoran - Catering
- Industri
pengolahan Retail
Domestik - Pasar
Tradisional - Outlet
- Pedagang keliling
KUD Mina
Produksi Penangkapan Ikan
Pengolahan HT Pemasaran HT
c. Petugas tramtib d. Pengawas bongkar ikan
e. Juru timbang f. Juru lelang
g. Juru buku h. Kasir pelelangan
5 Kepala pelelangan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
pengurus koperasi primer perikanan; 6
Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf a dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Tempat Pelelangan Ikan;
7 Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf b dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Kepelabuhanan; 8
Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf c dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pemukiman, Ketenteraman
dan Ketertiban; dan 9
Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf d, e, f, g, dan h adalah anggota koperasi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Kepala Pelelangan.
2.2.3 Tempat pelelangan ikan