Tabel  23  Kemampuan  pengembangan  sarana  dan  prasarana  pelelangan  di  PPI Muara Angke tahun 2010
Parameter Kemampuan
Pengelola Indikator
Kondisi di Lokasi Penelitian
Kesimpulan Kemampuan upaya
pengembangan sarana dan
prasarana lelang untuk
penyelenggaraan pelelangan
Adaterjadi pengembangan
prasarana dan sarana pelelangan untuk
penyelenggaraan pelelangan
Belum adanya pengembangan
sarana dan prasarana lelang
Pengelola memiliki kemampuan yang
lemah dalam upaya pengembangan
prasarana dan sarana
6.6 Kemampuan  membuat  kebijakanaturan  untuk  penyelenggaraan
pelelangan
Salah  satu  kemampuan  yang  menjadi  indikator  keberhasilan  pengelola pelelangan  dalam  mengelola  pelelangan  adalah  kemampuan  membuat
kebijakanaturan  dalam  penyelenggaraan  pelelangan  agar  pelelangan  dapat berjalan  dengan  baik  Pane  2010.  Selanjutnya  Pane  menyebutkan  bahwa
pengelola  pelelangan  hasil  tangkapan  di  suatu  pelabuhan  akan  lebih  lagi  jika menerapkan standard operational procedur SOP yang sesuai dengan kebutuhan
pelelangan sehingga aktivitas pelelangan dapat berjalan lancar. Aturan  yang  berlaku  dalam  pelaksanaan  kegiatan  pelelangan  di  PPI  Muara
Angke  sejauh  ini  mengacu  kepada  Peraturan  Gubernur  Provinsi  Daerah  Khusus Ibukota  Jakarta  Nomor  71  tahun  2006  tentang  Petunjuk  Pelaksanaan
Penyelenggaraan  Pelelangan  Ikan  oleh  Koperasi  Primer  Perikanan  di  Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Adapun peraturan tersebut adalah: Bab IV Bagian
Kedua Tata Cara Pelaksanaan Pelelangan Ikan: Pasal 11
1 Pelelangan ikan diadakan setiap hari pada jam-jam tertentu yang diatur oleh
Kepala Pelelangan sesuai dengan kebutuhan; 2
Pelelangan ikan dapat dimulai apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.
Ikan telah terkumpul dalam ruangan lelang lengkap dengan catatan berat, jenis dan pemilik ikan
b. Dihadiri  sekurang-kurangnya  3  orang  calon  pembeli  yang  memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 14;
3 Dalam hal  persyaratan sebagaimana dimaksud  pada ayat  2 terpenuhi,  juru
lelang wajib mengumumkan lelang akan dimulai; dan 4
Pelelangan akan dilakukan sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh Kepala Pelelangan;
Pasal 12 1
Setiap  calon  pembeli  pengikut  lelang  diberi  kesempatan  yang  sama  untuk mengajukan penawaran;
2 Pelelangan  ikan  dilakukan  dengan  sistem  penawaran  meningkat  untuk
mencapai penawaran tertinggi; 3
Penawaran  meningkat  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  2  dilakukan sebagai berikut:
a. Juru  lelang  mengajukan  harga  penawaran  pertama,  diikuti  dengan
penawaran  oleh  para  calon  pembeli  pengikut  lelang  dengan  cara mengangkat tangan tanda setuju.
b. Apabila  terdapat  2  orang  atau  lebih  pembeli  pengikut  lelang  yang
mengajukan  penawaran  maka  juru  lelang  harus  meningkatkan  harga penawarannya  secara  bertahap,  sampai  hanya  ada  1  pembeli  yang
mengajukan penawaran c.
Apabila  sudah  ada  1  orang  calon  pembeli  yang  mengajukan  penawaran pada satu tingkat harga tertinggi dan setelah diberikan waktu sebanyak 3
hitungan  oleh  juru  lelang  ternyata  tidak  ada  lagi  calon  pembeli  maka calon pembeli dimaksud dinyatakan sebagai pemenang lelang;
4 Apabila  pada  penawaran  harga  pertama  tidak  ada  calon  pembeli  pengikut
lelang  yang  mengajukan  penawaran  maka  juru  lelang  harus  menurunkan harga  penawarannya  secara  bertahap  sampai  ada  penawaran  dari  calon
pengikut lelang; 5
Perselisihan tentang pelelangan ikan harus diselesaikan dan diputuskan oleh Kepala Pelelangan; dan
6 Penjual ikan dapat  membeli sendiri  ikan  yang dilelang apabila harga lelang
dinilai terlalu rendah.
Pasal 13 1
Apabila pelelangan  ikan telah dilaksanakan, maka terhadap: a.
Penjual  ikan  diberikan  tanda  bukti  yang  berisi  catatan  banyaknya  ikan yang terjual dan jumlah harga lelangnya;
b. Pembelipemenang lelang diberikan tanda bukti yang berisi catatan tentang
jumlah  harga  ikan  yang  harus  dibayar  dari  hasil  pelelangan  ikan  yang dilakukannya;
2 Penjual ikan menerima uang hasil penjualan lelang ikannya dikurangi dengan
pungutan retribusi pemakaian Tempat Pelelangan Ikan, setelah menyerahkan tanda bukti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a;
3 Pembelipemenang  lelang  wajib  membayar  harga  ikan  lelang  ditambah
dengan  pungutan  retribusi  pemakaian  Tempat  Pelelangan  Ikan  secara  tunai kepada  Kasir  pelelangan  dan  kepadanya  diberikan  tanda  bukti  pembayaran
harga ikan; dan 4
Pembelipemenang  lelang  yang  telah  menerima  tanda  bukti  pembayaran wajib mengambil ikan hasil lelang pada juru lelang;
Selain  mengacu  kepada  Peraturan  Gubernur  diatas,  pihak  pengelola pelelangan  di  PPI  Muara  Angke  juga  menetapkan  tata  tertib  pelelangan  di  TPI
Muara Angke. Tata tertib pelelangan di TPI Muara Angke adalah sebagai berikut: 1.
Mentaati semua peraturan dan tata tertib yang berlaku di TPI Muara Angke; 2.
Pada  saat  mengikuti  kegiatan  transaksi  pelelangan,  pemilikpengurus, peserta lelang bakul dan buruh diwajibkan memakai kartu tanda pengenal;
3. Kartu anggota peserta lelang tidak boleh digunakan kepada siapapun kecuali
kepada  suamiistri,  bapakanak,  yang  dilengkapi  surat  kuasa  dan  diketahui kepala TPI Muara Angke;
4. Membayar transaksi lelang secara tunai ke kasir TPI Muara Angke;
5. Bagi  peserta  lelang  yang  menggunakan  tenaga  buruh  untuk  menarik  ikan
yang telah dilelang, hanya diperbolehkan 3 tiga orang yang masuk ke areal pelelangan dan menggunakan tanda pengenal;
6. Penataan  ikan  yang  dilelang  di  areal  pelelangan  diatur  oleh  petugas  TPI
Muara Angke berdasarkan ketentuan yang telah disepakati bersama;
7. Ikan yang sudah ditimbang tidak boleh ditarik dari areal pelelangan sebelum
ikan tersebut dilelang oleh juru lelang; 8.
Dilarang  mengganti  atau  menukar,  mengambil  label  berat  ikan,  nama kapal  yang  telah  dicatat  oleh  petugas  TPI  Muara  Angke  dari  trays  yang
satu ke trays yang lainnya tanpa sepengetahuan petugas TPI Muara Angke; 9.
Agar terwujudnya TPI yang bersih dan sehat dilarang berdiri di atas trays, meludah,  merokok  di  areal  pelelangan  baik  sebelum  dan  saat  lelang
berlangsung; dan 10.
Seluruh  pelaku  pelelangan  turut  serta  menjaga  keamanan,  ketertiban  serta kebersihan di TPI Muara Angke.
Tata  tertib  yang  telah  dibuat  oleh  pengelola  TPI  dalam  penerapannya  di lapangan  terlihat  belum  sepenuhnya  terlasana  dengan  baik.  Sebelum  dan  saat
pelelangan  pelelangan  berlangsung  masih  sering  terlihat  orang  berlalu  lalang keluar masuk gedung pelelangan tanpa ada teguran dan pengawasan dari petugas
TPI.  Sesuai  tujuan  mewujudkan  TPI  yang  bersih  dan  sehat  di  TPI  muara  Angke harus menjadi perhatian serius karena sering terjadinya pemilik ikan dan pembeli
menginjakkan  kaki  serta  berdiri  di  atas  trays  yang  berisi  ikan  pelelangan berlangsung. Pihak TPI yang membuat tata tertib pelelangan harus lebih tegas lagi
dalam menerapkan tata tertib dengan upaya meningkatkan kesadaran para peserta lelang dan penerapan sanksi bagi yang melanggar.
Akan  tetapi  melihat  kondisi  di  lapangan,  seharusnya  pihak  pengelola pelelangan  menetapkan  aturan  yang  lebih  jelas  mengenai  mutu  ikan  yang
diperbolehkan  masuk  ke  pelelangan.  Ikan  hasil  tangkapan  yang  memiliki  mutu baik  biasanya  langsung  di-
‘opouw’  oleh  pemiliknya  tanpa  melalui  proses pelelangan.  Kemudian sisanya, hasil tangkapan yang memiliki mutu rendah akan
dilelang.  Hal  ini  adalah  salah  satu  penyebab  mutu  ikan  hasil  tangkapan  yang dilelang  di  PPI  Muara  Angke  merupakan  hasil  tangkapan  dengan  mutu  rendah.
Kemampuan  membuat  kebijakanaturan  untuk  penyelenggaraan    pelelangan  di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24 Kemampuan membuat kebijakanaturan untuk penyelenggaraan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010
Parameter Kemampuan
Pengelola Indikator
Kondisi di Lokasi Penelitian
Kesimpulan Kemampuan
membuat kebijakanaturan di
TPI untuk penyelenggaraan
pelelangan yang baik yang belum
diatur otoritas terkait atau
membuat turunan dari
kebijakanaturan yang telah diatur
otoritas terkait Ada
kebijakanaturan tertulis yang
dikeluarkan pengelola TPI
Ada aturan teknis yaitu mengenai
mekanisme pelelangan serta
tata tertib pelelangan .
Pengelola memiliki kemampuan yang
baik dalam membuat
kebijakanaturan di TPI.
Berdasarkan  uraian-uraian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  kemampuan pelaksanaan  pelelangan  oleh  pengelola  tempat  pelelangan  ikan  di  PPI  Muara
Angke masih kurang karena belum mampu menyediakan pelaksanaan pelelangan yang  benar  ditinjau  dari  kemampuan  terselenggaranya  penjaminan  mutu  hasil
tangkapan, kemampuan pengembangan sarana dan prasarana lelang.
7 PERSEPSI PENGGUNA TEMPAT PELELANGAN IKAN
TERHADAP KEGIATAN PELELANGAN DI PPI MUARA ANGKE
Persepsi  pengguna  tempat  pelelangan  ikan  yang  dibahas  dalam  bab  ini adalah  persepsi  menurut  agen  perwakilan  nelayan  pemilik,  pedagang-pembeli
dan  pengolah  ikan  terhadap  kegiatan  pelelangan  di  PPI  Muara  Angke. Berdasarkan penelitian di lapangan, nelayan menyatakan bahwa tidak mengetahui
proses pelelangan karena nelayan hanya dipekerjakan untuk  urusan melaut saja , selebihnya jika ikan hasil  tangkapan telah sampai di  darat  akan diurus oleh agen
perwakilan  nelayan  pemilik.  Oleh  karena  itu  nelayan  tidak  diikutsertakan  dalam pembahasan persepsi dalam bab ini.
7.1 Persepsi  agen  perwakilan  nelayan  pemilik  terhadap  kegiatan