Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi Pembenihan Patin Siam (Pangasius hyphothalmus) pada Darmaga Fish Culture, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

25 b. Penggabungan Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger menekankan pola penanganan risiko pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. Contoh strategi ini adalah dengan melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi. c. Pengalihan Risiko Pengalihan risiko merupakan cara penanganan risiko dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini bermaksud jika terjadi kerugian pada perusahaan maka yang menanggung kerugian tersebut adalah pihak lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan risiko ke pihak lain, diantaranya melalui asuransi, leasing,outsourching, dan hedging. Asuransi dilakukan dengan cara mengasuransikan harta perusahaan yang dampak risikonya besar, sehingga mengurangi dampak kerugian dari risiko tersebut karena sudah dialihkan kepada pihak asuransi. Leasing adalah cara dimana suatu aset digunakan, tetapi kepemilikannya ada pada pihak lain. Jika terjadi sesuatu pada aset tersebut, maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas aset tersebut. Outsourcing adalah cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain, sehingga kita tidak menanggung kerugian seandainya pekerjaan yang dilakukan gagal. Sementara itu, Hedging adalah cara pengurangan dampak risiko dengan cara mengalihkan risiko melalui transaksi penjualan dan pembelian. Beberapa cara melakukan Hedging diantaranya adalah forward contract, future contract, option, dan swap.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Darmaga Fish Culture memiliki lahan 3.600 m 2 yang digunakan untuk memproduksi benih ikan patin. Benih patin tersebut dipelihara dalam akuarium dan bak fiber yang berada didalam ruangan Hatchery. Darmaga Fish Culture dalam menjalankan bisnisnya menghadapi kendala,yaitu risiko produsi. Risiko produksi tersebut salah satunya diindikasikan dari adanya fluktuasi produktrivitas benih yang dihasilkan. Sementara itu, sumber utama yang menjadi indikasi faktor penyebab terjadinya risiko produksi dalam budidaya pembenihan ikan patin siam 26 pangasius hyphothalmus diantaranya adalah faktor cuaca, tingkat keterampilan yang dimiliki perusahaan yang belum memadai dalam melaksanakan kegiatan proses produksi, dan penyakit. Kerugian akibat risiko produksi yang dialami antara lain adalah jumlah produksi benih yang rendah. Rendahnya jumlah produksi benih patin yang dihasilkan berdampak terhadap pendapatan yang diterima oleh Darmaga Fish Culture. Adanya kendala di Darmaga Fish Culture yang telah dijelaskan diatas, tentunya perlu ada upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan proses identifikasi sumber-sumber risiko produksi apa saja yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Selanjutnya, mengidentifikasi upaya penanganan risiko produksi yang dilakukan oleh Darmaga Fish Culture. Analisis ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif melalui observasi, wawancara,dan diskusi dengan pengelola Darmaga Fish Culture. Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah analisis probabilitas dan dampak risiko produksi benih patin akibat adanya sumber-sumber risiko. Pengukuran probabilitas atau kemungkinan terjadinya kerugian dilakukan dengan analisis nilai standar atau dikenal dengan analisis z-score, sedangkan pengukuran dampak risiko dilakukan dengan menggunakan analisis Value at Risk VAR. Analisis dilakukan menggunakan data produksi benih patin di DFC dari bulan Januari 2010 sampai April 2011. Hasil analisis ini akan menunjukkan status risiko, sehingga dapat diketahui risiko produksi mana yang lebih krusial dibandingkan dengan risiko-risiko produksi lainnya yang ada di DFC. Hasil analisis ini akan menunjukan status risiko dalam perusahaan dan untuk mengetahui posisi risiko dalam perusahaan, maka dilakukan pemetaan risiko. Setelah mengetahui posisi risiko maka selanjutnya dapat dibuat alternatif strategi penanganan risiko yang tepat untuk mengendalikan sumber-sumber risiko tersebut. Hasil analisis terhadap risiko produksi, selanjutnya akan direkomendasikan kepada Darmaga Fish Culture. Alur kerangka pemikiran operasional penelitian secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1. 27 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Fluktuasi produktivitas benih pada Usaha Pembenihan Ikan Patin di Darmaga Fish Culture Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi Menggunakan Analisis Deskriptif pada Aspek Produksi Analisis Probabilitas dari Sumber-Sumber Risiko Produksi Menggunakan Metode Z- score Alternatif Strategi Penanganan Risiko Produksi Analisis Dampak dari Sumber-Sumber Risiko Produksi Menggunakan Metode Value at Risk VaR Tujuan Darmaga Fish Culture : 1. Memaksimumkan keuntungan 2. Meminimumkan risiko 28 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian