Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

10

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha pembenihan ikan patin di Darmaga Fish Culture. 2. Menganalisis probabilitas dan dampak risiko yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko produksi pada kegiatan pembenihan ikan patin di Darmaga Fish Culture. 3. Menganalisis strategi penanganan yang dapat dilakukan oleh Darmaga Fish Culture untuk mengendalikan sumber-sumber risiko produksi dalam kegiatan pembenihan ikan patin.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka kegunaan penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi tempat usaha budidaya untuk menjadi bahan pertimbangan dalam meminimalisasi risiko yang dihadapi. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang membutuhkan serta sebagai literature bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Produk yang dikaji pada penelitian ini adalah benih ikan patin yang dibudidayakan di Darmaga Fish Culture dan difokuskan mengenai risiko produksi yang dihadapi beserta strategi yang diterapkan untuk menanganinya. 11 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ikan Patin Siam Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan ini bukan ikan lokal tetapi berasal dari Thailand. Pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1972 oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi dan kandungan protein hewani yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Selain rasa dagingnya yang lezat, ikan patin memiliki beberapa kelebihan lain misalnya ukuran per individunya besar. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. ikan patin cukup potensial dibudidayakan di berbagai media pemeliharaan yang berbeda, sebagaimana jenis ikan air tawar lainnya seperti mas, tawes, dan lele. Media pemeliharaan kolam, karamba, bahkan jala apung dapat digunakan untuk memelihara ikan patin Susanto, 2009. Di Indonesia terdapat beberapa jenis ikan patin. Jenis yang banyak ditangkap dan berukuran besar serta sudah banyak diteliti adalah Pangasius pangasius atau patin jambal. Ada pula jenis patin yang lain, yaitu patin siam Pangasius hyphothalmus dan ikan patin hibrida dengan nama pasupati patin super harapan pertiwi yang merupakan persilangan antara patin jambal asli Indonesia dengan patin yang diintroduksi tahun 1972. Kerabat patin di Indonesia cukup banyak, diantaranya adalah ikan juaro Pangasius polyuranodo, ikan rios, riu, lancang Pangasius macronema, ikan pedado Pangasius nasutus, ikan lawang Pangasius nieuwrnhuisii. Ada beberapa perbedaan antara jenis patin jambal, patin siam dan patin pasupati, diantaranya adalah patin jambal memiliki pertumbuhan yang lambat, fekunditas telurnya rendah, warna dagingnya putih, serta tidak terlalu popular di masyarakat. Sedangkan patin siam memiliki pertumbuhan yang cepat, fekunditas telurnya tinggi, warna dagingnya merah, popular dikalangan masyarakat. Untuk pasupati memiliki pertumbuhan yang cepat, fekunditas telurnya tinggi, warna dagingnya putih, dan sedikit popular di masyarakat Susanto, 2009. 12 Untuk saat ini, jenis patin yang berkembang adalah Pangasius hyphothalmus atau patin siam. Ikan patin siam merupakan salah satu jenis ikan yang cukup populer di masyarakat karena sudah cukup lama di Indonesia dan memiliki berbagai kelebihan dibandingkan ikan jenis lainnya, diantaranya mudah beradaptasi dengan lingkungan, memiliki respon positif terhadap pemberian pakan tambahan, fekunditas telurnya tinggi, dan beratnya cukup menjanjikan menyebabkan patin siam termasuk ikan yang mudah diterima masyarakat dan sudah menyebar hampir ke seluruh pelosok tanah air 7 . Akan tetapi, dengan adanya jenis-jenis ikan patin tersebut akan memberikan alternative yang beragam bagi pembudidaya untuk memilih jenis ikan patin yang dianggap paling sesuai dan lebih menguntungkan untuk diusahakan.

2.2. Pembenihan Patin Siam