Strategi Penanganan Risiko Penelitian Terdahulu

17 dijalankannya. Terdapat persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Metode analisis risiko yang dipergunakan pada penelitian Lestari 2009, Siregar 2010, dan Sahar 2010 dengan menggunakan alat analisis deskriptif, coefficient variation, Z-score dan Value at Risk VaR juga digunakan dalam penelitian ini.

2.3.3. Strategi Penanganan Risiko

Strategi penanganan risiko dalam pertanian ada dua Kountur, 2008, yaitu strategi preventif dan mitigasi. Menurut Lestari 2009, Sahar 2010 dan Siregar 2010 pada penelitiannya tentang manajemen risiko dalam usaha pembenihan udang vannamei dan analisis risiko produksi pembenihan lele dumbo strategi penanganan risiko yang tepat adalah strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif digunakan untuk mencegah kematian benih udang vannamei yang disebabkan oleh cuaca dan kerusakan peralatan teknis. Adapun strategi preventif yang digunakan oleh Lestari diantaranya adalah persiapan bak pemeliharaan, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air, pengelolaan pakan serta pelatihan sumber daya manusia. Strategi mitigasi digunakan oleh Lestari untuk mengurangi kematian benih yang disebabkan penyakit serta induk udang yang stress karena baru didatangkan dari Hawai. Adapun strategi mitigasi yang digunakan oleh Lestari adalah kegiatan pengendalian penyakit dan pengadaan dan perlakuan induk yang tepat. Berbeda strategi dengan penelitian Siregar 2010, strategi preventif yang dilakukan oleh Siregar, yaitu pengendalian perubahan suhu yang ekstrim dan pengendalian serangan hama. Untuk strategi mitigasi yang dilakukan adalah mengatasi musim kemarau yang menyebabkan penurunan produksi telur yang dihasilkan. Berbeda dengan Silaban 2011 dalam penelitiannya, bahwa strategi preventif tidak efektif digunakan dalam mengelola risiko. Pada penelitian Silaban 2010 tentang analisis risiko produksi ikan hias yang hanya menggunakan strategi mitigasi saja. Strategi mistigasi yang dilakukan Silaban 2011 adalah dengan menggunakan diversifikasi portofolio pada usaha yang ada. Adanya diversifikasi akan dapat meminimisasi risiko tetapi tidak dapat dihilangkan seluruhnya menjadi nol. Alternatif strategi yang disarankan oleh Silaban adalah melakukan diversifikasi komoditas ikan hias yang dibudidayakan di perusahaan. 18 Hal tersebut berfungsi apabila salah satu kegiatan pembenihan satu jenis ikan hias gagal, dapat ditutupi dengan kegiatan pembenihan ikan hias lainnya. Pemetaan risiko adalah proses yang harus dilakukan sebelum dapat menangani risiko sehingga menjadi bagian yang penting dalam penelitian mengenai risiko. Peta risiko menggambarkan tentang kemungkinan terjadinya dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh suatu risiko. Berdasarkan hasil pemetaan risiko tersebut, maka selanjutnya perusahaan menetapkan strategi penanganan risiko yang tepat. Strategi penanganan risiko secara garis besar terbagi atas dua, yaitu penghindaran risiko dan mitigasi risiko. Lestari, 2009; Siregar, 2010 menggunaan metode tersebut untuk menetapkan strategi yang tepat untuk menangani risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terlihat adanya perbedaan strategi penanganan risiko antara penelitian Siregar 2010 dan Silaban 2011. Strategi preventif dan strategi mitigasi dijadikan alternatif strategi oleh Siregar. Tetapi menurut Silaban 2010 alternatif strategi preventif kurang efektif bila dilakukan sehingga alternatif yang paling tepat adalah strategi mitigasi saja. Perbedaan tersebut dikarenakan kondisi tempat yang berbeda sehingga alternatif strategi yang diberikan juga tentunya akan berbeda. Tetapi dengan hasil penelitian terdahulu akan memberikan landasan terhadap penelitian ini dalam mengeksplorasi keadaan dilokasi penelitian. 19 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko