meninggalkan sarang bersama-sama dengan sejumlah besar lebah pekerja Gaulet Huber 1993. Trigona sering ditemukan bersarang pada lubang-lubang pohon,
batu-batu, atau tanah, dan di Asia Tenggara sering ditemukan pada sarang yang terbuka dengan ruang-ruang sel yang tersusun menyerupai sisir tergantung
menempel dibawah cabang-cabang pohon Gaulet Huber 1993. Famili Colletidae merupakan lebah-lebah penambal yang membuat liang
ke dalam tanah untuk bersarang Gaulet Huber 1993; Borror et al. 1996. Pada beberapa genus dari famili ini, betina membawa polen di luar tubuh tepatnya pada
bagian scopa kaki belakang Gaulet Huber 1993. Genus Hylaeus dicirikan dengan betina yang tidak memiliki scopa, polen dibawa ke sarang bersamaan
dengan nektar. Kebanyakan dari genus ini bersarang di lubang-lubang pohon yang mati atau di batang berongga Gaulet Huber 1993, juga pada celah-celah dan
liang di tanah Borror et al. 1996. Genus Ceratinini hidup berkoloni, dengan hampir semua spesies dari genus ini bersarang di kayu dan batang Gaulet
Huber 1993, atau melubangi sumsum dari batang-batang berbagai semak-semak Borror et al. 1996. Sub-famili Xylacopinae hidup secara komunal, hampir
semua jenisnya bersarang di liang-liang dalam tanah, dan beberapa betinanya menggunakan sarang yang sama Gaulet Huber 1993. Borror et al. 1996
menambahkan bahwa kemungkinan besar Xylacopinae hidup secara soliter, menggali lorong-lorong di dalam kayu padat, dan batang tanaman.
2. 6 Tanaman Caisin Brassica rapa L.
B. rapa caisin merupakan salah satu tanaman famili Brassicaceae yang
mempunyai lebih dari 300 genus dan 3000 spesies. Anggota famili ini dikenal sebagai tanaman komoditas sayuran penting, penghasil minyak biji, dan sebagai
tanaman hias. Ciri khas tanaman dalam famili ini adalah tingginya kandungan senyawa glukosinolat yang dapat dirubah oleh enzim mirosinase menjadi senyawa
yang berasa pahit seperti isotiosianat, tiosianat, nitril, dan goitrin yang bersifat goitrogenik penyebab gondok. Pada spesies yang dibudidayakan, kandungan
glukosinolat menjadi sangat berkurang. Hingga kini genus Brassica tercatat memiliki sekitar 40 spesies Rubatzky Yamaguchi 2000.
Caisin merupakan tanaman sayuran penting di Asia dengan ciri-ciri daun bertangkai, berbentuk agak oval, warna hijau mengkilap, tegak, menempel pada
batang, tangkai daun hijau muda, berdaging, tinggi tanaman sebelum berbunga berkisar 15 – 30 cm. Daun dipanen pada umur 30 – 40 hari setelah tanam
Rubatzky Yamaguchi, 2000. Pembungaan tanaman ini terjadi setelah fase pertumbuhan daun mulai berhenti. Bunga berwarna kuning terang, tersusun dalam
tandan, muncul pada batang yang berdaun kecil dengan beberapa percabangan. Setiap bunga terdiri dari 4 petal dengan panjang 6 – 10 mm tersusun dalam posisi
bersilangan. Setiap bunga memiliki 6 stamen benangsari, dua diantaranya lebih pendek dan 4 lainnya lebih panjang dari stylus tangkai putik. Kepala putik
berada di ujung putik Delaplane Mayer 2000. Pembungaan berlangsung selama 22-24 hari Delplane Mayer 2000.
Takayama Isogai 2005 melaporkan B. rapa bersifat Self-incompatibility sehingga memerlukan penyerbukan silang untuk pembentukan biji yang optimum.
Serbuksari bersifat lengket sehingga peran serangga sebagai agen penyerbuk sangat penting. Penyerbukan sendiri tanpa adanya penyerbukan silang akan
menurunkan produksi dan ukuran biji. Serbuksari caisin dilindungi oleh lapisan exine
kompleks, tanpa kutikula, bertipe triseluler 2 sel generatif dan 1 sel vegetatif. Sel generatif sel sperma terletak di dalam sitolasma sel vegetatif yang
hanya dipisahkan oleh membran sel. Stigma dan Stylus merupakan organ glandular. Metabolisme organ tersebut berkaitan dengan proses pembungaan dan
penyerbukan. Stigma mengandung sel-sel penerima untuk mengenali serbuksari dan mengandung substrat untuk membantu perkecambahan. Stigma Brassicaeae
hanya dilindungi olehlapisan peiikel atau adesif sebagai eksudat, sehingga digolongkan sebagai stigma kering. Cairan eksudat berperan sebagai nutrisi bagi
serbuksari selama pertumbuhan dan sebagai reward hadiah bagi serangga penyerbuk Dafni 1992. Tanaman caisin merupakan tanaman penghasil nektar
Williams 1980, dan selain itu juga menyimpan banyak polen sehingga sangat menarik serangga penyerbuk untuk berkunjung Potts et al. 2004
III. METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian