4. 3 Identifikasi Serangga 5 Analisis Data Serangga Penyerbuk 5. 1 Keanekaragaman, kekayaan, dan Kemerataan Jenis

3. 4. 2 Pengamatan Lapangan

Pengamatan pada tiap titik pengamatan dilakukan secara simultan dengan metode fixed sampling Dafni 1992. Pengamatan di seluruh 15 titik pengamatan dilakukan pada pukul 07:00 – 12:00 WIB yang merupakan jam-jam disaat bunga sedang bermekaran dan sekaligus menjadi waktu aktif serangga penyerbuk pada pukul 07:00 – 14:30 Kremen et al. 2002, dengan prosedur pengamatan pada tiap lokasi adalah sebagai berikut; 1. Tiap titik lokasi dilakukan pengamatan selama 30 menit 2. Semua serangga yang ditemukan hinggap atau berkunjung pada bunga di seluruh 20 tanaman caisin di tiap titik pengamatan ditangkap dengan tehnik menjaring sweeping 3. Serangga yang telah tertangkap langsung dimasukkan ke dalam botol spesimen tube yang telah terisi alkohol dan yang telah diberi label 4. Label pada botol spesimen berisi informasi tentang; nomor titik, jam, dan tanggal pengamatan. Data sekunder yang meliputi, jumlah seluruh mekar bunga, dan temperature di lokasi titik pengamatan, serta cuaca dicatat setelah 30 menit pengamatan serangga berakhir.

3. 4. 3 Identifikasi Serangga

Spesimen-spesimen serangga pengunjung bunga yang telah ditangkap dan diawetkan selama pengamatan di lapangan, kemudian dilakukan proses identifikasi dengan prosedur sebagai berikut: 1. Proses penyortiran dengan cara memisahkan spesimen berdasarkan morphospecies yang kemudian dihitung dan dicatat ke dalam tallysheet berdasarkan titik pengamatan dan tanggal pengamatan 2. Pemisahan spesimen berdasarkan tingkat ordo 3. Identifikasi spesimen dilakukan hingga ke tingkat taksonomi spesies atau ke tingkat genus dengan diberi keterangan penomoran spesies 4. Spesimen yang sulit diidentifikasi, diberi nama famili dengan disertai kode nomor morfospesies 5. Spesimen dikoleksi dan disimpan dalam kotak spesimen setelah melalui proses setting spesimen. Morphospecies merupakan istilah untuk taksa yang dapat dibedakan berdasarkan morfologi yang memberikan solusi praktis dalam hal dimana organisme yang tidak teridentifikasi ditemukan dalam pengamatan Hammond 1994 dalam Magurran 2004. Identifikasi dan verifikasi spesimen serangga dilakukan selama bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2007 di beberapa tempat pada lembaga institusi sebagai berikut; 1. Yayasan PEKA Indonesia, 2. Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman IPB, 3. Laboratorium Zoologi Departemen Biologi IPB. 3. 5 Analisis Data Serangga Penyerbuk 3. 5. 1 Keanekaragaman, kekayaan, dan Kemerataan Jenis Keanekaragaman serangga penyerbuk dinilai berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H’ dengan menganalisa jumlah jenis dan jumlah individu serangga penyerbuk Pielou 1975 dalam Magurran 2004, dihitung dengan rumus: H’ = -∑ p i ln p i Nilai p i merupakan proporsi jumlah individu pada jenis ke-i dengan jumlah total individu serangga yang ditemukan. Penggunaan logaritma natural Ln atau yang juga dikenal sebagai log e pada indeks Shannon-Wiener memberikan nilai satuan berupa natural bels atau nats per individu Pielou 1969 dalam Magurran 2004. Nilai indeks Shannon-Wiener yang didapat biasanya terdapat diantara rentang nilai 1,5 sampai 3,5 dan sangat jarang melewati 4 Margalef 1972 dalam Magurran 2004. Hill 1973 dalam Krebs 1978 merekomendasikan menggunakan bentuk lain dari indeks Shannon-Wiener dengan satuan unit jumlah spesies agar lebih mudah dimengerti bagi para pakar ekologi. Rumus indeks tersebut adalah sebagai berikut: N 1 = e H’ Keterangan: e : 2,71828 H’ : Indeks Shannon-Wiener N 1 : Indeks Shannon-Wiener Total jumlah individu semua jenis yang ditemukan Nilai indeks kemerataan digunakan untuk mengetahui kemerataan jumlah individu spesies-spesies dalam komunitas pada lokasi pengamatan. Magurran 2004 menyarankan untuk menggunakan indeks kemeratan modifikasi Heip 1974 karena memberi hasil yang lebih sensitif. E Heip = 1 1 1 − − S N Keterangan: N 1 : Indeks Shannon-Wiener Total jumlah individu semua jenis yang ditemukan S : Total spesies yang ditemukan Ada beberapa pengukuran indeks kekayaan jenis secara sederhana, diantaranya ialah yang paling disarankan oleh Magurran 2004 yaitu indeks kekayaan jenis Margalef: D Mg = N S ln 1 − Keterangan: N : jumlah keseluruhan individu dari seluruh spesies S : Total spesies yang ditemukan

3. 5. 2 Dominasi dan Penyebaran Jenis