3 Kondisi Titik Titik Pengamatan

Vegetasi TNGHS berdasarkan penyebarannya, terdapat jenis pinus Pinus mercusii Jungh. De Vr.yang mendominasi areal bekas hutan perhutani, kidamar Agathis dammara Lamb. Rich., dan kaliandra Calliandra callothyrsus . Tumbuhan semak dan perdu yang terdapat di kawasan ini antara lain herba, liana, efipit, pandan dan pisang-pisangan. Untuk jenis-jenis semak yang umum ditemukan ialah harendong Melastoma malabathrycum D. Don, kirinyuh Eupatorium inulifolium Kunth., cente Lantara camara L., jotang Bidens pilosa L., pegagan Centela asiatica L., dan keji beling Strobilantes crispus Blume.

4. 2. 2. 2 Fauna

Keanekaragaman tipe habitat kawasan TNGHS memberikan kesempatan bagi berbagai jenis satwa untuk berkembangbiak di kawasan ini. Berdasarkan sejarahnya di kawasan ini pernah menjadi habitat dua spesies yang terancam punah dan yang telah punah yaitu badak jawa Rhinoceros sondaicus dan harimau jawa Panthera tigris sondaicus. Berdasarkan data Buku Taman Nasional Gunung Halimun-Salak 2007, kawasan ini menyimpan banyak keanekaragaman serangga, setidaknya tercatat 75 spesies golongan kupu-kupu Lepidoptera, 110 spesies golongan semut ordo Hymenoptera, 26 spesies dari golongan capung ordo Odonata, 128 spesies dari golongan kumbang ordo Coleoptera, dan 60 spesies dari golongan belalang ordo Orthoptera. Dalam kawasan ini juga dapat dijumpai 61 spesies dari kelas mamalia, 244 spesies dari kelas unggas, 49 spesies reptilia, 30 spesies amphibia, dan 50 spesies ikan

4. 3 Kondisi Titik Titik Pengamatan

Jumlah titik pengamatan yang diambil adalah sebanyak 15 titik yang terbentang di sepanjang jalur setapak Gambar 2 dimulai dari batas tepi permukiman penduduk dengan ketinggian 766 m dpl hingga daerah tepi hutan dengan ketinggian 1082 m dpl Tabel 1. Jarak antar titik pengamatan yang ditentukan di awal perencanaan tidak dapat diaplikasikan karena kondisi lahan dan kesediaan pemiliki lahan petani untuk meminjamkan sebidang lahannya untuk dijadikan lokasi penelitian. Gambar 2. Peta titik-titik pengamatan Tabel 1. Nomor dan penamaan titik pengamatan dari batas permukiman penduduk hingga ke tepi hutan. Tipe habitat Nomor titik pengamatan Jarak dari tepi hutan meter Ketinggian m dpl Permukiman P01 1100 766 S02 940 766 S03 850 862 S04 830 855 S05 730 876 S06 520 911 Sawah S07 400 931 L08 380 961 L09 190 993 L10 120 1006 Ladang L11 110 1054 H12 1072 H13 1066 H14 1073 Hutan H15 1082 a. Permukiman Penduduk Titik P01 adalah titik pengamatan yang terdapat di permukiman penduduk yang terdekat dengan hutan dan menjadi satu-satunya titik pengamatan yang mewakili tipe habitat permukiman penduduk. Kondisi umum titik pengamatan ini adalah berupa pekarangan halaman milik warga, diletakkan di tanah lapang batas tepi hutan terdekat terbuka dan kering, dan juga dekat dengan perkebunan masyarakat. Disekitar titik pengamatan ini tidak terdapat tumbuh-tumbuhan selain dua buah pohon pisang. b. Sawah Kondisi yang terlihat sekitar titik-titik pengamatan pada lahan sawah pada awal musim bercocok tanam ini umumnya berupa petak-petak sawah yang sedang dibajak dan diairi. Tanaman Caisin sebagian besar diletakan pada pinggir jalan setapak, pematang sawah, dan ada beberapa titik pengamatan yang letaknya dekat dengan tanaman komoditas pertanian lainnya seperti pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Kondisi vegetasi disekitar titik-titik pengamatan pada lahan sawah. No. Titik Kondisi vegetasi sekitar S02 Diletakan di bawah pohom aren, diantara sawah kering yang belum diairi dan rumput alang-alang S03 Diantara petak sawah kering yang sedang dibajak dan tanaman ketimun S04 Diantara petak sawah kering yang sedang dibajak dan tanaman ketimun S05 Terletak diantara lahan sawah yang baru ditanam padi dengan tinggi sekitar 15 cm, dan tanaman ketimun S06 Terletak diatas batu besar yang datar tepat diantara 2 petak sawah yang sedang diolah dibajak S07 Terletak diantara sawah yang sedang diairi dan semak-semak yang tumbuh diatas lahan bebatuan yang tidak dapat diolah menjadi lahan pertanian c. Ladang Huma Tata guna lahan di sekitar hutan pada umumnya adalah lahan pertanian dan ladang Tabel 3. Tipe lahan yang lebih dekat dengan hutan adalah pertanian padi huma atau padi ladang pertanian tanpa pengairan atau sawah tadah hujan. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor lokasi yang lebih tinggi dari saluran mata air dari dalam hutan, dan faktor lainnya adalah topografi yang sangat miring sehingga sulit bagi petani untuk membuat terasering seperti yang umum pada sawah. Tabel 3. Kondisi vegetasi disekitar titik-titik pengamatan pada lahan huma. No.Titik Kondisi vegetasi sekitar L08 Terletak dibawah rimbunan pohon bambu, di batas antara lahan padi huma dan lahan sawah kering yang belum diairi L09 Terletak diantara lahan padi huma dengan tinggi sekitar 15 cm, tanaman kacang tanah, dan beberapa pohon pisang muda dengan tinggi 150 cm – 200 cm L10 Terletak diantara lahan padi huma dengan tinggi sekitar 15 cm, tanaman kacang tanah, beberapa pohon pisang muda dengan tinggi 150 cm – 200 cm, dan sayuran caisin lokal yang dibiarkan melewati masa panen. L11 Paling dekat dengan pinggir hutan yang ditumbuhi semak dan alang- alang dengan tinggi sampai dengan 120 cm, dan dipinggir lahan padi huma yang baru ditanam dengan tinggi sekitar 15 cm d. Tepi Hutan Titik-titik di pinggir hutan ini merupakan bagian dari kawasan hutan taman nasional yang merupakan hutan primer yang terus mengalami pengrusakan akibat aktivitas pertanian masyarakat sekitar hutan. Berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut, hutan ini digolongkan kedalam hutan sub-pegunungan. Seperti lokasi hutan sub-pegunungan lainnya di Jawa Barat, vegetasi hutan disekitar 4 titik pengamatan ini umum dijumpai pohon Puspa Schima walichii, dan Pasang Quercus sundaica. Aktivitas pertanian dan pemanfaatan kayu untuk bahan bangunan dan kayu bakar turut mempercepat laju pengrusakan hutan di lokasi ini. Kondisi sekitar titik-titik pengamatan yang tampak di tepi hutan ini ialah semak belukar yang lebat, alang-alang, rebahan log-log kayu, dan tunggak- tunggak dari pohon yang ditebang. Tanaman Caisin diletakan pada pinggir jalan setapak pada tepi hutan yang biasa dilewati oleh masyarakat sebagai akses menuju ke dalam hutan Tabel 4. Tabel 4. Kondisi sekitar titik-titik pengamatan pada tepi hutan. No. Titik Kondisi vegetasi sekitar H12 Terletak di pinggir hutan yang paling dekat dengan ladang atau huma yaitu dengan jarak sekitar 6 meter, penutupan tajuk tidak rapat karena terletak di bawah pohon yang telah mati H13 Terletak di tepian jalur setapak yang berada pada jarak kira-kira 12 meter dari tepi hutan atau yang berbatasan dengan ladang huma, penutupan tajuk rapat sehingga paparan cahaya matahari kurang H14 Terletak di pinggir hutan yang paling dekat dengan ladang atau huma yaitu dengan jarak sekitar 8 meter, penutupan tajuk tidak rapat atau tajuk yang terbuka di arah selatan Gambar 2 dari titik pengamatan H15 Merupakan titik yang paling jauh batas tepi hutan terdekat Gambar 2 namun tidak terlalu jauh dari lahan huma yang terbuka lebar yaitu pada jarak sekitar 14 meter dari pinggir hutan, penutupan tajuk rapat sehingga paparan cahaya matahari kurang

V. HASIL