peningkatan yang sangat besar Gambar 8. a dan b. Jumlah spesies serangga penyerbuk yang tidak terpengaruh oleh faktor jarak dari tepi hutan diduga
dikarenakan adanya faktor perbedaan habitat yang mana tiap habitat memiliki spesies-spesies tertentu yang dapat mengisi dominansi dari spesies-spesies tepi
hutan yang terus menurun. Jumlah spesies tertinggi ditemukan pada jarak 120 meter dari tepi hutan titik L10 yang tidak hanya berlokasi pada habitat ladang,
namun juga faktor dekatnya dengan habitat hutan yang menjadikan titik L10 ini merupakan daerah ekoton sehingga mendapat banyak kunjungan dari spesies-
spesies yang berasal dari habitat hutan dan habitat ladang itu sendiri. Jumlah spesies yang sama tingginya juga terdapat pada jarak 850 meter dari tepi hutan
titik S03 yang berlokasi di habitat persawahan. Tingginya jumlah spesies yang disertai tingginya tingkat kemerataan
jumlah individunya akan menjadikan lokasi tersebut memiliki nilai keanekaragaman Shannon-Wiener H’ yang tinggi, seperti pada titik S02 yang
berjarak 940 meter dari tepi hutan dengan nilai H’=1,74 Gambar 9.a meskipun jumlah spesies yang ditemukan di titik pengamatan ini bukanlah yang tertinggi
diantara semua titik pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa indeks keanekaragaman dan indeks kekayaan jenis yang lebih tinggi ditemukan di lokasi
yang berjarak antara 110 – 190 meter dari tepi hutan, hal ini menunjukan adanya pengaruh jarak dari tepi hutan terhadap indeks keanekaragaman dan indeks
kekayaan jenis, meskipun pada jarak 830 dan 940 meter dari tepi hutan juga memiliki nilai keragaman jenis yang tinggi namun hal ini diduga akibat adanya
pengaruh faktor lain selain faktor jarak dari tepi hutan.
5. 7 Faktor Lain yang Mempengaruhi Keanekaragaman Serangga
Penyerbuk Selain faktor pengaruh jarak dari hutan, faktor lingkungan seperti suhu,
kelembaban, dan jumlah pemekaran bunga di masing-masing titik pengamatan dimungkinkan dapat mempengaruhi komunitas serangga penyerbuk. Berikut ini
adalah hasil-hasil yang menunjukan kemungkinan adanya pengaruh faktor lain selain pengaruh jarak dari tepi hutan yang dapat mempengaruhi jumlah spesies
dan kelimpahan serangga penyerbuk yang pada akhirnya dapat mempengaruhi nilai keragamanan jenisnya.
5. 7. 1 Pengaruh Faktor Jumlah Pemekaran Bunga Terhadap Jumlah Spesies dan Kelimpahan Serangga Penyerbuk
Jumlah pemekaran bunga ternyata menjadi faktor yang sangat berpengaruh kepada kelimpahan serangga penyerbuk, seperti yang ditunjukan oleh Gambar
10.b, bahwa peningkatan jumlah mekar bunga hampir selalu diikuti dengan kelimpahan serangga penyerbuk, yang ditunjukan oleh garis regresi y = 0,008x +
13,046 dengan tingkat signifikan p=0,00004 Lampiran 6. Semakin banyak jumlah pemekaran bunga pada titik pengamatan, maka semakin besar titik
pengamatan tersebut untuk menarik berbagai macam spesies untuk datang Gambar 10.a. Bukti kuatnya pengaruh jumlah pemekaran bunga juga ditunjukan
oleh Gambar 11. dimana fluktuasi jumlah spesies dan kelimpahan serangga penyerbuk di luar hutan mengikuti pola fluktuasi jumlah pemekaran bunga.
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Jumlah mekar bunga
2 4
6 8
10 12
14
S p
e si
e s
r
2
= 0,4249; r = 0,6518;
p = 0,0046
y = 0,0007x+5,2807 1000
2000 3000
4000 5000
6000 7000
8000
Jumlah mekar bunga
10 20
30 40
50 60
70 80
90
K e
lim p
a h
a n
r
2
= 0,6849; r = 0,8276;
p = 0,00004
y = 0,008x+13,046
a b
Gambar 10. Korelasi jumlah mekar bunga dengan; a jumlah spesies; dan b kelimpahan individu serangga penyerbuk.
20 40
60 80
100 120
110 120
190 380
400 520
730 830
850 940
1100
Jarak dari tepi hutan meter
S p
e s
ie s
d a
n k
e li
m p
a h
a n
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
J u
m la
h m
e k
a r
b u
n g
a
Spesies Kelimpahan
Jumlah mekar bunga
Gambar 11. Pengaruh jumlah mekar bunga terhadap jumlah spesies dan kelimpahan serangga penyerbuk di setiap titik pengamatan.
5. 7. 2 Pengaruh Faktor Suhu Udara Sekitar Terhadap Jumlah Spesies dan Kelimpahan Serangga Penyerbuk
Serangga merupakan binatang berdarah dingin sehingga faktor suhu diprediksi dapat mempengaruhi nilai kelimpahan serangga penyerbuk pada suatu
titik pengamatan. Gambar 12.a dan 12.b menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara peningkatan suhu udara dengan peningkatan jumlah spesies dan
kelimpahan serangga penyerbuk, ditandai dengan nilai P 0,05 Lampiran 7 dan 8. Pola fluktuasi suhu udara di tiap-tiap titik pengamatan pada jarak yang berbeda
dari tepi hutan ternyata tidak diikuti oleh pola fluktuasi jumlah spesies dan kelimpahan serangga penyebuk pada titik pengamatan tersebut Gambar 13.
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
Suhu ºC
2 4
6 8
10 12
14
S p
e si
e s
r
2
= 0,1503; r = 0,3877;
p = 0,1534 y = 0,4294x-2,7687
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
Suhu ºC
20 40
60 80
100 120
K e
lim p
a h
a n
r
2
= 0,0328; r = 0,1810;
p = 0,5186 y = 1,7202x+3,9848
a b
Gambar 12. Korelasi suhu udara dengan; a jumlah spesies; dan b kelimpahan individu serangga penyerbuk.
20 40
60 80
100 120
110 120
190 380
400 520
730 830
850 940
1100
Jarak dari tepi hutan meter
S p
e s
ie s
d a
n k
e li
m p
a h
a n
20 22
24 26
28 30
32
S u
h u
u d
a ra
˚C
Spesies Kelimpahan
Suhu ºC
Gambar 13. Pengaruh suhu udara terhadap jumlah spesies dan kelimpahan serangga penyerbuk di setiap titik pengamatan.
5. 7. 3 Pengaruh Faktor Kelembaban Udara Sekitar Terhadap Jumlah Spesies dan Kelimpahan Serangga Penyerbuk
Serangga penyerbuk umumnya lebih menyukai lingkungan yang tidak lembab. Hal ini berkaitan dengan sayap yang kering akan lebih menguntungkan
serangga penyerbuk dalam aktivitas foraging sehingga lingkungan dengan kelembaban yang lebih rendah diprediksi akan ditemukan serangga penyerbuk
yang lebih melimpah Atmowidi 2008. Namun dalam penelitian ini faktor kelembaban udara tidak terdapat korelasi yang signifikan dengan jumlah spesies
dan kelimpahan serangga penyerbuk, seperti yang ditunjukan oleh Gambar 14. bahwa nilai p 0,05 Lampiran 9 dan 10. Fluktuasi jumlah spesies dan
kelimpahan serangga penyerbuk pada jarak yang berbeda dari tepi hutan tidak berhubungan dengan perbedaan kelembaban udara rata-rata di tiap titik tersebut.
68 70
72 74
76 78
80 82
84 86
88
Kelembaban
2 4
6 8
10 12
14
S p
e si
e s
r
2
= 0,0772; r = -0,2779;
p = 0,3159 y = 0,1287x-18,528
68 70 72 74
76 78 80 82 84 86
88
Kelembaban
20 40
60 80
100 120
K e
lim p
a h
a n
r
2
= 0,0005; r = -0,0220;
p = 0,9378 y = 0,0876x-56,512
a b
Gambar 14. Korelasi kelembaban udara dengan; a jumlah spesies; dan b kelimpahan individu serangga penyerbuk.
20 40
60 80
100 120
110 120
190 380
400 520
730 830
850 940
1100
Jarak dari tepi hutan meter
S p
e s
ie s
d a
n k
e li
m p
a h
a n
60 65
70 75
80 85
90
K e
le m
b a
b a
n u
d a
ra
Spesies Kelimpahan
Kelembaban
Gambar 15. Pengaruh kelembaban udara terhadap jumlah spesies dan kelimpahan serangga penyerbuk di setiap titik pengamatan.
VI. PEMBAHASAN