soliter  Borror  et  al.  1996.  Megachilidae.001  tidak  hanya  ditemukan  di  habitat tepi hutan pada titik H12 dan H14, namun juga di temukan di habitat permukiman
penduduk  yaitu  pada  titik  P01  yang  merupakan  titik  terjauh  dari  tepi  hutan. Ditemukannya Megachilidae.001 pada habitat permukiman diduga karena habitat
permukiman  dekat  dengan  kebun  warga  yang  umumnya  ditanami  pohon-pohon penghasil  buah-buahan.  Dengan  kondisi  di  sekitar  titik  P01  yang  seperti  itu,
sangat  memungkinkan  bagi  Megachilidae.001  untuk  bersarang  sehingga  spesies ini  dapat  ditemukan  di  habitat  permukiman  penduduk  meskipun  titik  P01
merupakan titik terjauh dari tepi hutan.
6. 2. 2 Indeks Kesamaan Jenis Serangga Penyerbuk
Tiap titik pengamatan memiliki keragaman jenis maupun komposisi jenis serangga penyerbuk  yang berbeda antara satu titik dengan titik yang lain, namun
bukan  berarti  diantara  titik-titik  pengamatan  tersebut  tidak  memiliki  persamaan jenis  penyusun  komunitas  serangga  penyerbuk  di  masing-masing  titik
pengamatan.  Indeks  kesamaan  jenis  Sǿrensen  pada  Tabel  15  telah  menunjukkan tingkat  kesamaan  keterwakilan  atau  presents  spesies  penyusun  komunitas
serangga penyerbuk di masing-masing titik pengamatan. Dua  titik  pengamatan  dengan  indeks  kesamaan  jenis  sǿrensen  tertinggi
ialah  antara  titik  H12  dengan  H14  yang  terletak  pada  habitat  sekitar  tepi  hutan dengan  nilai  indeks  kesamaan  0,92  yang  dapat  diartikan  bahwa  kedua  titik
tersebut  memiliki  jenis  serangga  penyerbuk  yang  hampir  serupa  92. Kemiripan  komunitas  serangga  penyerbuk  antara  H12  dengan  H14  dikarenakan
kedua  titik  tersebut  mewakili  tipe  habitat  yang  sama  yaitu  tepi  hutan  Tabel  1, dan juga memiliki persamaan jarak yang cukup dekat ke habitat ladang dibanding
dengan titik H13 dan H15 Gambar 2. Faktor  persamaan  habitat  dan  jarak  antara  dua  titik  pengamatan  tidak
selalu menjadi penyebab utama tingginya indeks kesamaan jenis. Contohnya pada H12  dengan  H13  yang  memiliki  jarak  sekitar  20  meter  Gambar  2  memiliki
indeks kesamaan sebesar 0,73, yang ternyata masih lebih kecil bila dibandingkan indeks  kesamaan  jenis  antara  H12  dengan  H14  yang  berjarak  lebih  jauh  yaitu
sekitar 30meter Gambar 2, bahkan indeks kesamaan jenis antar H13 dengan H14 jauh lebih kecil 0,67 meski hanya berjarak 10 meter. Sehingga penyebab utama
tingginnya  indeks  kesamaan  jenis  antar  titik  H12  dan  titik  H14  ialah  memiliki persamaan  jarak  yang  lebih  dekat  ke  habitat  ladang  dibandingkan  dengan  titik-
titik  tepi  hutan  lainnya.  Hal  tersebut  menunjukan  bahwa  jarak  dari  tepi  hutan dapat menentukan komposisi spesies serangga penyerbuk. Semakin jauh jarak dari
tepi  hutan  yang  berbatasan  dengan  ladang,  maka  semakin  terjadi  penurunan kelimpahan dan juga berkurangnya spesies-spesies yang umum ditemukan di tepi
hutan, kekurangan  yang terjadi pada relung tersebut kemudian diisi oleh spesies- spesies lainnya yang umum ditemukan pada habitat disekitar titik pengamatan.
Indeks kesamaan jenis terendah yaitu terdapat pada antar titik H12 dengan S02  dengan  nilai  kesamaan  jenis  0,13  yang  mengindikasikan  bahwa  kemiripan
jenis serangga penyerbuk antara dua titik tersebut sangat jauh 13, atau dengan kata  lain  bahwa  jenis  serangga  penyerbuk  yang  ditemukan  melimpah  di  H12
namun hanya sedikit ditemukan di S02, dan juga sebaliknya. Selain karena jarak kedua  titik  ini  terbentang  sangat  jauh  940  meter,  penyebab  kecilnya  nilai
kesamaan jenis kedua titik ini adalah perbedaan tipe habitat yaitu tepi hutan H12 dan  sawah  S02.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  spesies-spesies  yang  umum
ditemukan  pada  habitat  tepi  hutan  jauh  berkurang  bahkan  tidak  ditemukan  pada habitat  pertanian.  Hal  senada  juga  pernah  diungkapkan  oleh  Klein  et  al.  2003
dalam  hasil  penelitiannya  bahwa  nilai  keanekaragaman  serangga  semakin menurun seiring dengan  jaraknya  yang semakin  menjauhi habitat alami.  Namun,
hasil  penelitian  ini  menunjukan  bahwa  meskipun  titik  pengamatan  yang  terletak jauh  dari  habitat  alaminya  juga  memiliki  jumlah  spesies  yang  tidak  selalu  lebih
kecil dari jumlah spesies yang ada di hutan atau pinggiran hutan. Habitat pertanian ternyata masih dapat menyimpan keanekaragaman spesiesnya sendiri dan mampu
memberikan  tempat  hidup  yang  ideal  bagi  beberapa  spesies,  terutama  bagi spesies-spesies yang tidak bersarang dengan membuat lubang pada cabang-cabang
pohon.  Selain  itu,  menurut  Fǽgri  K  dan  Pijl  LVD  1971  daerah  dimana  terjadi kelangkaan  lebah  sosial  maka  daerah  tersebut  akan  diambil  alih  secara
fisiognomik  oleh  lebah-lebah  soliter.  Berdasarkan  pada  pola  penyebaran  spesies, pada penelitian ini menunjukan bahwa lebah-lebah sosial lebih banyak ditemukan
di  hutan  atau  di  tepian  hutan,  sehingga  kemungkinan  lebah-lebah  soliter  yang
tidak hidup di hutan menguasai daerah berbunga yang dalam hal ini adalah titik- titik pengamatan yang jauh dari tepi hutan.
Dari  hasil  penelitian  ini  ditemukan  kejanggalan  yaitu  titik  P01  yang terletak paling jauh dari tepi hutan ternyata memiliki angka indeks kesamaan yang
lebih besar dari titik S02 terhadap titik di tepi hutan H12 dan H14 Tabel 15. Hal ini  disebabkan  oleh  ditemukannya  morfospesies  Megachilidae.001  di  titik  P01
yang  juga  terdapat  di  titik  H12  dan  H14,  sementara  spesies  ini  tidak  ditemukan pada  titik-titik  pengamatan  lainnya.  Morfospesies  Megachilidae.001  diduga
bersarang pada lubang-lubang di pohon sehingga hanya di temukan di habitat tepi hutan,  sementara  ditemukannya  spesies  ini  di  permukiman  penduduk  diduga
karena lokasi permukiman dekat dengan perkebunan masyarakat  yang ditumbuhi banyak  pohon  buah-buahan,  atau  Megachilidae.001  diduga  bersarang  dengan
membuat lubang pada kayu-kayu kusen di permukiman penduduk. Selain  indeks  kesamaan,  juga  terdapat  indeks  ketidaksamaan  yang
merupakan  kebalikan  dari  indeks  kesamaan.  Nilai  1  pada  indeks  ketidaksamaan ini  mengindikasikan  tidak  ditemukan  adanya  kemiripan  jenis  antar  dua  titik
pengamatan yang dibandingkan, sedangkan nilai 0 mengindikasikan bahwa kedua titik pengamatan yang dibandingkan memiliki kesamaan jenis yang sempurna.
Diagram  pohon  tersebut  menggambarkan  hubungan  ketidakmiripan  antar titik  pengamatan  dengan  mengunakan  satuan  indeks  jarak  hubungan  linkage
distance , sehingga dapat terlihat pola pengelompokan titik berdasarkan kemiripan
jenis terdekat Gambar 3. Nilai indeks ketidaksamaan terkecil terdapat pada hubungan titik H12 dan
H14  dengan  nilai  indeks  ketidaksamaan  0,08  Lampiran  13.  Rendahnya  nilai indeks  ketidaksamaan  tersebut  menunjukan  bahwa  kedua  titik  tersebut  memiliki
persamaan  yang  tinggi.  Pada  nilai  indeks  ketidaksamaan  0,8  seperti  yang ditunjukan dengan garis strip Gambar 4 maka dapat terlihat adanya pembagian 2
kluster  atau  2  akar  utama,  yaitu  akar  pertama  1  yang  menghubungkan  4  titik H15,  H13,  H14,  dan  H12  dan  akar  ke-dua  2  yang  menghubungkan  11  titik
sisanya  L11,  L10,  L09,  L08,  S07,  S06,  S04,  S03,  S02,  S05,  dan  P01.  Dengan menunjukan  sketsa  peta  letak  titik-titik  pengamatan  Gambar  5,  maka  pada
indeks  ketidaksamaan  0,8  secara  jelas  memisahkan  kelompok  spesies-spesies yang terdapat pada habitat tepi hutan elips 1 dan non-hutan elips 2.
Elips 1 menunjukan pola kemiripan jenis antar titik-titik H15, H13, H14, dan H12 yang secara kebetulan keempat titik tersebut mewakili habitat tepi hutan.
Hal ini menunjukan bahwa spesies-spesies serangga penyerbuk yang berasal dari dalam  hutan  memberi  pengaruh  yang  besar  dalam  penyusunan  komposisi
keragaman  jenis  di  titik-titik  tersebut.  Elips  1  terlihat  memiliki  hubungan kemiripan jenis yang paling jauh diantara elips-elips lainnya. Hal ini menunjukan
adanya  keunikan  pada  spesies-spesies  serangga  penyusun  komunitas  serangga penyerbuk pada habitat tepi hutan yang kemudian dapat dibedakan dengan mudah,
atau  membedakan  spesies  mana  saja  yang  merupakan  ciri  serangga  hutan  dan spesies mana yang bukan ciri serangga hutan.
Elips 2 juga dibuat untuk memperjelas pola kemiripan dari titik-titik yang berada  pada  habitat  non  hutan  yang  terdiri  gabungan  3  tipe  habitat  yaitu  habitat
ladang,  persawah,  dan  permukiman  penduduk.  Pada  nilai  indeks  ketidaksamaan 0,8  ini  membuktikan  bahwa  terdapat  kemiripan  komposisi  spesies  yang  terdapat
di  ketiga  habitat  tersebut  yang  sangat  jauh  kemiripannya  dengan  komposisi spesies  yang  terdapat  di  hutan.  Hal  ini  dapat  ditinjau  kembali  berdasarkan  pola
penyebaran  spesies  Tabel  14  yang  menunjukkan  spesies-spesies  apa  saja  yang dapat ditemukan pada masing-masing habitat.
Pada batas indeks ketidaksamaan sebesar 0,7 Gambar 6 menunjukan pola kemiripan yang lebih mendetil pada tiap-tiap titik pengamatan. Secara garis besar,
diagram terbagi menjadi tiga akar utama,  yaitu akar pertama 1 sebanyak 4 titik H15, H13, H14, dan H12, akar ke-tiga 3 sebanyak 5 titik L11, L10, L09, L08,
dan S07, dan akar ke-empat 4 sebanyak 6 titik S06, S04, S03, S02, S05, dan P01.  Sketsa  peta  letak  titik-titik  pengamatan  Gambar  7  menunjukan
pengelompokan  3  akar  utama  pada  indeks  ketidaksamaan  0,7  yaitu  kelompok kesamaan jenis pada titik-titik di tepi hutan elips 1, titik-titik di ladang elips 3
dan  titik-titik  di  sawah  dan  permukiman  elips  4.  Elips  2  pada  indeks ketidaksamaan  0,8  terbagi  menjadi  dua  elips  yaitu  elips  3  dan  4  pada  indeks
ketidaksamaan 0,7.
Elips 3 juga memperjelas pola kemiripan dari titik-titik yang berada pada tipe habitat ladang, kecuali titik S07  yang semestinya termasuk ke dalam  habitat
sawah  Gambar  7.  Letak  S07  yang  berbatasan  dengan  habitat  ladang menyebabkan  keragaman  jenis  serangga  penyerbuk  di  titik  ini  banyak  disusun
oleh serangga-serangga penyerbuk yang biasa ditemukan di habitat ladang seperti morfospesies Ceratinini sp.007, Nomia sp.005, dan Hylaeus sp.
Elips 4 dibuat untuk memperjelas pola pengelompokan kemiripan terdekat pada  titik-titik  pengamatan  di  habitat  sawah  yaitu  titik  S02,  S03,  S04,  S05,  dan
S06.  Meskipun  titik  S01  mewakili  habitat  permukiman,  namun  dikarenakan komposisi  spesies  di  titik  tersebut  sebagian  besar  tersusun  oleh  spesies-spesies
yang  biasa  ditemukan  pada  habitat  sawah  maka  diagram  indeks  ketidaksamaan menunjukan relasi yang dekat antara titik S01 dengan titik S05 dan S02.
6. 3 Dominansi Serangga Penyerbuk 6. 3. 1 Dominansi Serangga Penyerbuk di Seluruh Titik Pengamatan