3. 2 Dominansi Serangga Penyerbuk Pada Tiap-tiap Habitat

Apidae.004 memiliki penyebaran yang luas, daya jelajah yang jauh, dan dapat ditemukan di keempat tipe habitat di pinggir kawasan hutan TNGHS ini, meskipun tidak sebaik A. cerana yang ditemukan di semua titik pengamatan kecuali titik S02. Apidae.004 pun menjadi spesies dominan di habitat permukiman di titik P01 juga diduga karena habitat permukiman penduduk dekat dengan perkebunan buah-buahan milik warga setempat yang terdiri dari bermacam- macam pepohonan yang rimbun sehingga memberikan tempat bersarang yang cukup ideal bagi Apidae.004. Spesies Hylaeus sp. berdominansi sedang pada titik- titik S04 3,45, S07 4,76, L08 2,04, dan L09 2,17, serta menjadi spesies dominan pada titik L11 24,19. Genus Hylaeus dicirikan dengan betina yang tidak memiliki scopa, polen dibawa ke sarang bersamaan dengan nektar. Kebanyakan dari genus ini bersarang di lubang-lubang pohon yang mati atau di batang berongga Gaulet H J T Huber 1993, juga pada celah-celah dan liang di tanah Borror et al. 1996. Dari hasil studi literatur tersebut cukup dapat menjelaskan mengapa Hylaeus sp. ditemukan mendominasi hampir seperempat kelimpahan serangga penyerbuk di titik L11. Kondisi sekitar titik L11 sangatlah ideal bagi spesies ini untuk bersarang, karena di titik terdekat dengan tepi hutan ini banyak dijumpai semak-semak dan tunggak-tungak atau batang-batang pohon yang mati dan melapuk sisa tebangan pohon oleh warga kampung untuk kayu bakar. Hylaeus sp. tidak ditemukan di 4 titik di hutan diduga karena spesies ini lebih mudah menemukan hamparan mekar bunga pada habitat terbuka dibandingkan dengan kemampuan spesies serangga penyerbuk hutan lainnya yang dapat menemukan sepetak hamparan mekar bunga di bawah tajuk pepohonan.

6. 3. 2 Dominansi Serangga Penyerbuk Pada Tiap-tiap Habitat

Habitat-habitat yang terdapat di tepi hutan TNHS memiliki kelimpahan spesies dan jumlah individu yang berbeda. Setiap tipe habitat memiliki beberapa spesies yang dominan dan spesies tidak dominan terkecuali hanya pada habitat permukiman yang memiliki komposisi kelimpahan spesies yang keseluruhannya adalah dominan. Hal tersebut dikarenakan habitat permukiman memiliki indeks kemerataan yang sedang E Heip = 0,52 Tabel 19 yang kemudian akan dibahas lebih dalam pada sub-bab nilai keragaman jenis. Habitat permukiman penduduk didominasi oleh keseluruhan 6 spesies yang ditemukan pada habitat tersebut Tabel 18 yaitu; Colletidae.002 58,82, A. cerana 17,65, Andrenidae.001 5,88, Apidae.004 5,88, Ceratinini sp.002 5,88, Megachilidae.001 5,88. Kemerataan spesies di habitat ini tergolong sedang, atau cukup merata dengan persentase kelimpahan spesies atau dominansi setiap spesies diatas 5,01 sehingga keseluruhan spesies yang terdapat di habitat permukiman penduduk digolongkan sebagai spesies dominan. Lebih dari separuh kelimpahan individu di habitat ini didominansi oleh morfospesies Colletidae.002 58,82 dan hampir seperlima kelimpahan individu di habitat ini didominansi oleh Apis cerana 17,65. Selain karena kedua spesies tersebut merupakan spesies dominan dari keseluruhan titik pengamatan, Colletidae.002 adalah spesies dengan jumlah individu yang sangat melimpah dan umum ditemukan disekitar persawahan, sehingga habitat permukiman penduduk yang berbatasan dengan habitat sawah didomiansi oleh Colletidae.002. Dominansi A. cerana 17,65 di ini diduga karena habitat permukiman penduduk dekat dengan perkebunan buah-buahan milik warga setempat yang terdiri dari bermacam- macam pepohonan yang rimbun sehingga memberikan tempat bersarang yang cukup ideal bagi A. cerana, hal ini terbukti dari nilai dominansi spesies ini di habitat sawah yang tidak lebih besar dari nilai dominansi pada habitat permukiman penduduk dan habitat ladang. Habitat sawah memiliki 4 spesies dominan, 3 spesies sub-dominan atau sedang, dan 15 spesies tidak dominan Tabel 18. Keempat spesies dominan tersebut adalah Colletidae.002 63,88, Ceratinini sp.007 7,36, Colletidae.001 6,69, A. cerana 5,02. Morfospesies Colletidae.002 mendominasi lebih dari separuh kelimpahan individu di habitat ini, sekaligus menjadi spesies yang memiliki nilai dominansi tertinggi 63,88 dibandingkan nilai dominansi di ketiga habitat lainnya. Nilai kemerataan yang sangat rendah E- Heip = 0,18 Tabel 19 pada habitat ini menyebabkan dominansi Colletidae.002 terlihat sangat jauh mencolok, terlebih pada habitat ini memiliki spesies tidak dominan terbanyak 15 spesies bila dibandingkan dengan ketiga habitat lainnya. Dalam hasil penelitian ini, Colletidae.002 adalah spesies yang umum ditemukan disekitar persawahan dengan jumlah individu yang sangat melimpah. Famili Colletidae merupakan lebah-lebah penambal yang membuat liang ke dalam tanah untuk bersarang Gaulet H J T Huber 1993; Borror et al. 1996. Colletidae.002 diduga sebagai spesies yang hidup secara soliter dan bersarang di dalam tanah di lahan yang memiliki penutupan tajuk yang rendah. Terdapat teori dalam ekologi serangga penyerbuk yang menyatakan bahwa lokasi dimana terjadi kelangkaan atau rendahnya kelimpahan lebah sosial, umunnya secara fisiognomik peranan akan diambil alih oleh sejumlah besar lebah soliter Fǽgri Van Der Pijl 1971. Teori tersebut menjawab pertanyaan mengapa Colletidae.002 sangat dominan di habitat sawah, yaitu karena Colletidae.002 mengisi kekosongan atas terbatasnya kelimpahan serangga penyerbuk sosial seperti A. cerana, Ceratinini.007, Apidae.004, dan juga Trigona sp001 akibat jauhnya jarak titik pengamatan di habitat sawah dari tempat spesies-spesies tersebut bersarang di sekitar tepi hutan. Habitat ladang memiliki 4 spesies dominan, 3 spesies sub-dominan atau sedang, dan 12 spesies tidak dominan Tabel 18. Keempat spesies dominan tersebut adalah; Colletidae.002 46,54, A. cerana 20,38, Hylaeus sp.0017,31, Trigona sp.001 5,38. Kondisi habitat ladang yang terbuka masih menjadi tempat bersarang yang ideal bagi Colletidae.002 sehingga spesies ini masih mendominasi di habitat ini. Dominansi Colletidae.002 cukup besar yaitu sebesar 46,45 atau hampir separuh dari keseluruhan serangga penyerbuk di habitat ini, namun tidak sebesar nilai dominansi pada habitat permukiman 58,82 dan sawah 63,88. Hal tersebut disebabkan oleh adanya spesies- spesies kompetitor atau pesaing yang merupakan lebah sosial yaitu A. cerana, Hylaeus sp.001, dan Trigona sp.001 yang diduga berasal dari tepi hutan yang tepat berbatasan dengan habitat ladang. Habitat tepi hutan memiliki 5 spesies dominan dan 6 spesies tidak dominan. Habitat ini tidak memiliki spesies-spesies sub-dominan dan hal ini dapat terlihat dari rendahnya nilai kemerataan E Heip =0,31 sehingga perbandingan kelimpahan individu spesies-spesies dominan dengan yang tidak dominan cukup berbeda jauh. Kelima spesies dominan tersebut adalah; Trigona sp.001 57,89, Colletidae.002 19,30, Apidae.004 6,43, A. cerana 5,85, dan Apidae.003 5,26. Kondisi tepi hutan yang memiliki banyak rimbunan dan tegakan pohon menjadi tempat bersarang yang ideal bagi lebah-lebah hutan yang biasa bersarang membuat lubang di pohon dan juga tempat bersarangnya lebah sosial yang dominan seperti Trigona sp.001, Apidae.004, A. cerana, Apidae.003, Megachilidae.001, dan beberapa lalat bunga seperti golongan famili Syphidae. Spesies Trigona sp.001 merupakan spesies yang paling mendominasi di habitat hutan tepian kawasan TNGHS, lebih dari separuh total kelimpahan serangga penyerbuk di habitat ini yaitu sebesar 57,89. Meskipun habitat hutan bukan tempat bersarang yang baik bagi Colletidae.002, namun lokasi titik-titik pengamatan di tepi hutan yang masih dekat jaraknya dengan habitat ladang memberi pengaruh terhadap komposisi spesies di habitat tepi hutan, sehingga hal ini menjadi alasan tingginya nilai dominansi Colletidae.002 di habitat tepi hutan diatas spesies-spesies serangga penyerbuk yang biasa hidup di hutan seperti Apidae.004, A. cerana, Apidae.003, dan keenam spesies tidak dominan lainnya.

6. 4 Nilai Keanekaragaman Jenis Serangga Penyerbuk