14 Pengendalian Pencemaran Air pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksudkan yaitu : 1. Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air,
dan terdapat diatas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan air laut.
2. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
3. Pengendalian adalah upaya pencegahan dan atau penanggulangan dan atau pemulihan.
4. Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai dengan peruntukkannya.
5. Beban pencemaran adalah jumlah suatu parameter pencemaran yang terkandung dalam sejumlah air atau limbah.
6. Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada sumber air menerima beban pencemaran limbah tanpa mengakibatkan turunnya kualitas
air sehingga melewati baku mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya.
7. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemaran yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dari suatu jenis kegiatan
tertentu. 8. Menteri adalah Menteri yang ditugasi mengelola lingkungan hidup.
Dalam pasal 7 penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut :
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
15 Golongan D: Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.
2.5 Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian terdahulu yang telah membahas tentang masalah pencemaran sungai. Beberapa penelitian yang dijadikan referensi yaitu penelitian
tentang dampak kerugian ekonomi dan nilai kompensasi WTA atas pencemaran sungai dan penelitian terhadap dampak pertambangan emas. Tabel 1 menunjukkan
matriks penelitian terdahulu yang menjadi referensi pada penelitian ini. Tabel 1 Penelitian terdahulu
No Nama
Judul Alat Analisis
Hasil Penelitian 1
Sianturi 2012
Eksternalitas Negatif dari Pencemaran Sungai
Musi – Palembang
terhadap Masyarakat Akibat Kegiatan
Industri Analisis
Regresi Logistik,
CVM,
Analisis Regresi
Berganda, Analisis
Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa bentuk
perubahan lingkungan yang paling dirasakan
responden akibat
eksternalitas negatif yaitu perubahan kualitas dan
kuantitas air Sungai Musi, dimana kuantitas air kurang dan kualitas air
buruk. Mayoritas
responden bersedia
menerima dana
kompensasi sebagai ganti rugi atas pencemaran Sungai Musi akibat
kegiatan industri. Besar nilai rata- rata
WTA yang
diinginkan responden adalah Rp 210.333,33
per bulan
per rumahtangga,
sedangkan nilai
total WTA
responden yaitu
sebesar Rp
13.325.000,00 per bulan. Nilai total WTA masyarakat diduga sebesar
Rp 17.804.293.178,00 per bulan.
2 Trianita
2011 Penilaian Potensi
Wisata Kawasan Muaro Silokek
Durian Gadang sebagai Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Berkelanjutan
WTP, Model
Regresi Logit,
Analisis Deskriptif,
Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa kawasan wisata
Musiduga memiliki potensi wisata yang
dapat dikembangkan.
Berdasarkan WTP
pengunjung, harga
tiket maksimum
adalah sebesar
Rp 3.000.
Persepsi multistakeholderterhadap
kemungkinan penambang
emas beralih profesi ke kegiatan wisata
sulit dilakukan. Hal ini terlihat dari persentase
kemungkinan penambang emas untuk beralih
profesi ke kegiatan wisata masih rendah yaitu sebanyak 28.
16 Tabel 1 Penelitian terdahulu lanjutan
No Nama
Judul Alat Analisis
Hasil Penelitian 3
Subanri 2008
Kajian Beban Pencemaran Merkuri
HG terhadap Air Sungai Menyuke dan
Gangguan Kesehatan pada Penambang
sebagai Akibat Penambangan Emas
Tanpa Izin PETI Di Kecamatan Menyuke
Kabupaten Landak Kalimantan Barat
Uji Regresi untuk
mengetahui hubungan
antara variabel bebas dengan
variabel terikat Hasil observasi dan wawancara
dengan masyarakat di lapangan menunjukkan banyak keluhan
gangguan kesehatan
pada penambang emas tanpa izin
disekitar Sungai
Menyuke Kabupaten Landak Kalimantan
Barat. Berdasarkan
catatan medis puskesmas, wawancara
dan kuesioner. Di dapatkan gejala
keracunan merkury
penelitian sebanyak 60 orang. Kadar merkuri air dan sedimen
diukur dengan alat Cold Vapor Atomic
Absorption Spectrophotometry CV-AAS
di laboratorium
Kesehatan Provinsi Kalimanta Barat.
Penelitian mengenai eksternalitas dan kesediaan membayar WTP masyarakat sudah cukup banyak dilakukan. Banyak kesamaan antara penelitian-
penelitian tersebut dengan penelitian ini, namun terdapat juga beberapa perbedaan. Perbedaannya antara lain yaitu dari segi lokasi, tujuan, jenis kegiatan
yang melatarbelakangi pencemaran, serta perbedaan persepsi masyarakat. Penelitian ini menganalisis dampak pencemaran dari aspek sosial dan ekonomi,
Fokus penelitian yaitu dampak atas pencemaran air sungai akibat kegiatan PETI. Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menetukan nilai kesediaan
membayar penambang PETI terhadap pencemaran Sungai Kampar adalah dengan analisisWillingness to Pay WTP menggunakan pendekatan CVM dan Analisis
Regresi Linier Berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP penambang PETI.
17
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoristis
Daerah Aliran Sungai DAS adalah salah satu sumberdaya air berupa daerah yang di batasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh
pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama. Sungai dan anak-anak
sungai tersebut berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber air lainnya. Penyimpanan dan
pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam di sekelilingnya sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut. Salah satu fungsi utama dari DAS
adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir.
Salah satu kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang banyak dilakukan masyarakat adalah sektor pertambangan baik secara legal maupun ilegal. Kegiatan
penambangan ilegal yang umum dilakukan masyarakat adalah penambangan emas di sekitar sungai. Kegiatan penambangan ini dapat menimbulkan dampak atau
eksternalitas negatif diantaranya adalah pencemaran air, tanah serta dapat merusak kesehatan dan ekosistem suatu sumberdaya sehingga menimbulkan biaya
eksternal yang harus ditanggung oleh masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
3.1.1 Konsep Willingness to Pay
Willingness to Pay WTPatau keinginan untuk membayar didefinisikan sebagai jumlah yang dapat dibayarkan seorang konsumen untuk memperoleh
suatu barang atau jasa. Zhao dan Kling2005 dalam Nababan 2008 menyatakan bahwa WTP adalah harga maksimum dari suatu barang yang ingin dibeli oleh
konsumen pada waktu tertentu. WTP sebenarnya adalah harga pada tingkat konsumen yang merefleksikan nilai barang atau jasa dan pengorbanan untuk
memperolehnya Simonson dan Drolet 2003 dalam Nababan 2008. Disisi lain, WTP ditujukan untuk mengetahui daya beli konsumen berdasarkan persepsi
konsumen Dinauli1999 dalam Nababan 2008.Memahami konsep WTP konsumen terhadap suatu barang atau jasa harus dimulai dari konsep utilitas, yaitu